GP Ansor Indramayu & Bawaslu Sesalkan Pernyataan Anies Baswedan Soal Prokes Pilkada
Merdeka.com - Ketua GP Ansor Indramayu Edi Fauzi menganggap sindiran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyebut ketiadaan penindakan terhadap pelanggar protokol kesehatan di Pilkada Serentak 2020 tidak berdasar. Menurut dia, ucapannya itu sama saja Gubernur Anies menutup mata atas kinerja Penyelenggara dan Pengawas Pemilu.
"Sindiran Gubernur DKI Anies melukai perasaan seluruh petugas KPU dan Bawaslu yang di daerahnya menggelar Pilkada. Hampir setiap saat mereka bekerja mengawasi jalannya Pilkada dan berupaya agar penegakan protokol kesehatan tetap berjalan," ujar Edi Fauzi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/11).
Tokoh muda NU Jawa Barat itu menilai sindiran yang disampaikan Gubernur Anies untuk merespons kritik publik terhadap cara DKI menindak kerumunan Rizieq Shihab tidaklah tepat sasaran.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
-
Siapa yang bisa dikritik pakai sindiran? Berikut ini kumpulan kata kata singgung pacar yang bisa membuatnya lebih peka:
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Bagaimana Golkar menanggapi Anies di Pilgub DKI? 'Mau turun pangkat lagi dari capres menjadi cagub lagi gitu. Jadi saya kira tentu ini harus dipikirkan,' tegas dia.
-
Apa tanggapan PKB soal Anies-Sohibul? 'Kalau langsung memasangkan Mas Anies dan Mas Sohibul Iman itu seolah-olah PKS sudah punya golden ticket,' kata Huda kepada wartawan, Selasa (25/6).
-
Apa tanggapan Jokowi tentang tudingan menjegal Anies? Jokowi menegaskan, meskipun dituduh-tuduh, urusan Pilkada adalah kembali kepada kebijakan partai politik. Sehingga, ia tidak ada urusan untuk mencampurinya.'Ya tapi kan itu urusan partai politik, mau mencalonkan dan tidak mencalonkan itu urusan koalisi, urusan partai politik,' ucapnya.'Ada mekanisme, ada proses disitu, saya bukan ketua partai, saya juga bukan pemilik partai, supaya tahu semua, apa urusannya' ujar Jokowi.
"Klaim Anies apa yang dilakukan pihaknya sudah benar dan membandingkan dengan Pilkada di seluruh Indonesia yang sedang berlangsung apakah ada surat (resmi) mengingatkan penyelenggara tentang pentingnya menaati protokol kesehatan jelas menunjukkan pernyataan orang kebakaran jenggot," sesalnya.
Edi menambahkan, DKI Jakarta tidak menggelar Pilkada, sehingga wajar saja Gubernurnya tidak pernah tahu perkembangan Pilkada yang ternyata jauh lebih menaati protokol kesehatan ketimbang penanganan Covid-19 serampangan di DKI Jakarta.
"Kami masyarakat di Jawa Barat saja geram dengan pernyataan Gubernur Anies. Wajar saja, DKI Jakarta tidak ada Pilkada di tahun ini. Jadi bicaranya asal," tambah Edi.
Lucunya lagi, sambung dia, pembelaan diri Gubernur Anies dan pihak yang melanggar Protokol di Jakarta dengan kompaknya mereka menjadikan Pilkada sebagai kambing hitam. "Lagi-lagi Pilkada jadi sasaran. Lucu memang, jawaban Anies dan pendukungnya serta elite-elite kelompok pelanggar protokol kesehatan di Jakarta bisa kompak janjian mengaitkannya dengan Pilkada," tandas Edi.
Pihak lain yang keberatan dengan sindiran Anies ialah Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Mereka membantah klaim Anies Baswedan soal tidak adanya penindakan terhadap pelanggaran protokol kesehatan pada tahapan Pilkada Serentak 2020.
Anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar mengatakan, pihaknya telah menertibkan lebih dari 1.400 pelanggaran prokes selama kampanye. "Selama 50 hari tahapan kampanye, Bawaslu menertibkan sedikitnya 1.448 kegiatan kampanye tatap muka dan/atau pertemuan terbatas yang melanggar prokes," kata Fritz kepada media kemarin.
Ia menyampaikan, penertiban dilakukan terhadap kampanye yang menimbulkan kerumunan orang tanpa jaga jarak, orang tidak menggunakan masker, ataupun tidak tersedia tempat cuci tangan. Fritz menyampaikan penertiban yang dilakukan berupa teguran hingga pembubaran. Ia merinci ada 1.290 teguran dan 158 pembubaran kegiatan kampanye.
"Pembubaran dilakukan baik pengawas pemilu, satuan polisi pamong praja (Satpol PP) maupun kepolisian berdasarkan rekomendasi Bawaslu," ucap Fritz. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies menjawab mengenai persoalan hukum yang masih tebang pilih hanya tajam ke bawah.
Baca SelengkapnyaAnies bercerita, di masa lampau para pendiri negara disegani karena memegang integritas.
Baca SelengkapnyaWaketum Gerindra Habiburokhman menilai Anies akan kalah melawan Ridwan Kamil
Baca SelengkapnyaAnies mengaku, dirinya berkomunikasi dengan berbagai partai politik termasuk dengan Gerindra.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, saat ini masih prematur untuk membahas nama-nama yang disodorkan.
Baca SelengkapnyaAnies heran selalu mendapatkan pertanyaan tentang proyek IKN
Baca SelengkapnyaAnies mengaku akan membangun komunikasi dengan semua pihak untuk menjaga kerukunan di lingkungan masyarakat.
Baca SelengkapnyaMomen menarik ketika salah seorang mahasiswa tajam menyebut Anies terlalu banyak janji.
Baca SelengkapnyaAnies sempat berseloroh bahwa Pilkada Jakarta kali ini unik lantaran ada paslon yang tidak mencoblos di Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies saat ingin melakukan pemerataan di Indonesia, harus dimulai dengan membangun kota kecil menjadi menengah dan kota menengah menjadi besar.
Baca SelengkapnyaAnggawira menilai Anies Baswedan lupa dengan sejarah soal pernyataannya orang dalam atau 'ordal'.
Baca SelengkapnyaMomen mengejutkan ketika salah seorang pendukung Ganjar-Mahfud turut hadir dan bertanya nasib IKN.
Baca Selengkapnya