Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

GP Ansor: Kita tak boleh takut dengan era MEA

GP Ansor: Kita tak boleh takut dengan era MEA Ilustrasi ekonomi. ©2014 Merdeka.com/Shutterstock/Sergey Nivens

Merdeka.com - Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak tahun 2016, adalah peluang yang jika dimanfaatkan dengan baik sangat menguntungkan masyarakat Indonesia. Jadi, bukan hal yang harus ditakuti. Meskipun, saat ini MEA masih menjadi isu yang elitis, tak banyak dimengerti oleh masyarakat lapisan bawah, tetapi dampaknya konkret.

"Kalau kita ikuti kata kiai dari dulu, kita tak perlu pikirkan soal MEA ini," kata Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas yang biasa disapa Gus Tutut, saat membuka diskusi bertema, 'MEA, Antara Peluang dan Tantangan' di Kantor GP Ansor, Jumat (11/3).

Ia menjelaskan, KH Mahfudz Shiddiq, salah satu tokoh PBNU, selalu mengajarkan agar kita menjadi manusia yang siap. Jika menjadi orang yang siap dengan segala tantangan dalam hidup, sama sekali tak ada masalah berhadapan dengan era MEA.

Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa tersebut berharap tak cuma ketakutan-ketakutan yang mencuat ke permukaan soal MEA, tetapi juga mengenai optimisme dan peluang yang ada di dalamnya. “Bukan barang baru ini kalau kita ikuti kata kyai dulu. Sekarang mau tak mau, kita harus siap,” katanya.

Diskusi tersebut juga dihadiri oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, M Hanif Dhakhiri, Senior Advisior Ancol Terang Group, Sedyana Pradjasentosa. Sementara Ketua Bidang Ekonomi PP GP Ansor, Sumantri Suwarno bertindak sebagai moderator diskusi.

Sementara itu, Menteri Hanif Dhakiri mengakui saat ini MEA masih menjadi isu elitis, namun pengaruhnya nyata. Namun, Hanif berharap GP Ansor dan masyarakat luas tak terlalu takut dengam era MEA.

"Ini adalah kerja sama antara negara-negara ASEAN di satu sisi, tapi ada persaingan juga dalam kerja sama itu. Partnership in Competition dan sebaliknya, Competition in Partnership," kata Hanif.

Hal yang harus dicermati, jelasnya, bagaimana upaya agar masyarakat Indonesia menjadi pemain kunci dalam MEA, bukan malah sebagai penonton. Upaya itu terutama meningkatkan daya saing di semua bidang, khususnya sektor industri dan tenaga kerja. Ukuran daya saing bidang industri bisa terlihat pada kualitas produk, harga dan distribusinya. Jika kualitas produk kurang bagus, harga mahal dan distribusinya lama, otomatis akan kalah bersaing dengan industri dari negara lain.

Sedangkan pada sektor tenaga kerja, kompetensi, kemampuan menggunakan teknologi dan sertifikasi sangat diperlukan. Ia membandingakan tenaga kerja di era MEA seperti ring tinju. Seseorang tak cukup hanya jago tinju, tetapi harus memenuhi syarat dan kualifikasi administrasi serta teknis untuk bisa masuk dalam ring tinju.

Banyak petani tembakau di Jawa, kata Hanif, memiliki kemampuan hanya dengan memegang dan mencium daun tembakau untuk memastikan kualitas daun tembakau yang bermutu. Namun, mereka tak bisa menduduki jabatan Analis Daun di perusahaan rokok karena tidak memiliki sertifikasi. "Ke depan, kita sertifikatkan. Di negara maju sudah ada jabatan wine tester di perusahaan minuman. Itu nggak ada sekolahnya, tapi hanya dengan sertifikasi," katanya.

Secara umum, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut menilai, Indonesia siap jalankan MEA. Tak ada yang ditakut-takuti, dihindari apalagi dilebih-lebihkan soal adanya tenaga kerja asing masuk Indonesia. Tenaga kerja asing tak bisa membuat usaha mandiri, tetapi harus kerja sama dengan perusahaan di Indonesia.

"Orang Indonesia saja ada sekitar dua juta orang kerja di Malaysia. Itu sebelum ada MEA loh. Jadi, nggak usah takut. Kita hanya tinggal tingkatkan kemampuam kita saja," kata Hanif Dhakiri. (mdk/eko)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Hasto PDIP Jawab Isu Tarik Kader di Kabinet Jokowi: Tak Mundur Saja Banyak Intimidasi
VIDEO: Hasto PDIP Jawab Isu Tarik Kader di Kabinet Jokowi: Tak Mundur Saja Banyak Intimidasi

Menurut Hasto, sampai saat ini menteri PDIP tetap bekerja secara netral menjalankan tugas negara.

Baca Selengkapnya
DPR Yakin Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat Hadapi Dinamika Geopolitik Timur Tengah
DPR Yakin Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat Hadapi Dinamika Geopolitik Timur Tengah

Pertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan masih di atas 5 persen

Baca Selengkapnya
Cegah Dampak Konflik Timur Tengah, Pengamat: Masyarakat Indonesia Jangan Terbelah
Cegah Dampak Konflik Timur Tengah, Pengamat: Masyarakat Indonesia Jangan Terbelah

Konflik geopolitik di Timur Tengah sejauh ini tidak berpengaruh pada stabilitas keamanan di Indonesia

Baca Selengkapnya
'Jangan Persatuan Dinodai karena Mendahulukan Kepentingan Politik'
'Jangan Persatuan Dinodai karena Mendahulukan Kepentingan Politik'

Para elite politik diingatkan tidak menggunakan politik identitas dan ujaran kebencian demi meraih kekuasaan

Baca Selengkapnya
Hasto PDIP: Memang Ada Ketidaknyamanan dalam Kabinet Jokowi Saat Ini
Hasto PDIP: Memang Ada Ketidaknyamanan dalam Kabinet Jokowi Saat Ini

Namun, Hasto menegaskan para menteri dari PDIP akan tetap bekerja secara maksimal dan memberikan yang terbaik untuk rakyat.

Baca Selengkapnya
Muhammadiyah: Jangan Seret Masyarakat ke Arus Politik Konfrontatif
Muhammadiyah: Jangan Seret Masyarakat ke Arus Politik Konfrontatif

Masyarakat dinilai tak perlu diseret lagi dalam wacana hak angket

Baca Selengkapnya