GP Ansor: Kita tak boleh takut dengan era MEA
Merdeka.com - Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak tahun 2016, adalah peluang yang jika dimanfaatkan dengan baik sangat menguntungkan masyarakat Indonesia. Jadi, bukan hal yang harus ditakuti. Meskipun, saat ini MEA masih menjadi isu yang elitis, tak banyak dimengerti oleh masyarakat lapisan bawah, tetapi dampaknya konkret.
"Kalau kita ikuti kata kiai dari dulu, kita tak perlu pikirkan soal MEA ini," kata Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas yang biasa disapa Gus Tutut, saat membuka diskusi bertema, 'MEA, Antara Peluang dan Tantangan' di Kantor GP Ansor, Jumat (11/3).
Ia menjelaskan, KH Mahfudz Shiddiq, salah satu tokoh PBNU, selalu mengajarkan agar kita menjadi manusia yang siap. Jika menjadi orang yang siap dengan segala tantangan dalam hidup, sama sekali tak ada masalah berhadapan dengan era MEA.
-
Apa yang dibahas Kemnaker dengan Dubes RI untuk PEA? Keduanya membahas tindak lanjut kerja sama penempatan Pekerja Migran Indonesia antara Kemnaker RI dengan Kementerian Sumber Daya Manusia dan Emiratisasi (MOHRE) PEA.
-
Apa yang di paparkan oleh Menteri Bahlil? Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memaparkan realisasi investasi dan pertumbuhan ekonomi dalam acara 'Trinegah Political and Economic Outlook 2024', Jakarta, Rabu (31/1).
-
Apa yang disampaikan Menaker kepada PMI di Arab Saudi? Menteri Ketengakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah kembali menemui Pekerja Migran Indonesia (PMI) di sela-sela kunjungan kerjanya di Arab Saudi. Kompetensi itu menjadi salah satu ukuran agar tenaga kerja kita bisa diterima di luar negeri,“ ucap Menaker di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (25/8) malam.
-
Kenapa Menko Perekonomian mendorong IEU-CEPA? Kata dia, IEU-CEPA instrumen penting untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar Uni Eropa.
-
Apa yang dibahas Menaker dengan Dubes Indonesia untuk Laos? Pertemuan keduanya dalam rangka peluang kerja sama antara Indonesia dan Laos di bidang ketenagakerjaan, khususnya terkait pelatihan dan pemagangan kerja.
-
Siapa Megawati Hangestri? Megawati tampaknya mengubah gaya kesehariannya dengan mengenakan blazer, meskipun biasanya ia lebih suka memadukan celana bahan dengan kaos.
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa tersebut berharap tak cuma ketakutan-ketakutan yang mencuat ke permukaan soal MEA, tetapi juga mengenai optimisme dan peluang yang ada di dalamnya. “Bukan barang baru ini kalau kita ikuti kata kyai dulu. Sekarang mau tak mau, kita harus siap,” katanya.
Diskusi tersebut juga dihadiri oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, M Hanif Dhakhiri, Senior Advisior Ancol Terang Group, Sedyana Pradjasentosa. Sementara Ketua Bidang Ekonomi PP GP Ansor, Sumantri Suwarno bertindak sebagai moderator diskusi.
Sementara itu, Menteri Hanif Dhakiri mengakui saat ini MEA masih menjadi isu elitis, namun pengaruhnya nyata. Namun, Hanif berharap GP Ansor dan masyarakat luas tak terlalu takut dengam era MEA.
"Ini adalah kerja sama antara negara-negara ASEAN di satu sisi, tapi ada persaingan juga dalam kerja sama itu. Partnership in Competition dan sebaliknya, Competition in Partnership," kata Hanif.
Hal yang harus dicermati, jelasnya, bagaimana upaya agar masyarakat Indonesia menjadi pemain kunci dalam MEA, bukan malah sebagai penonton. Upaya itu terutama meningkatkan daya saing di semua bidang, khususnya sektor industri dan tenaga kerja. Ukuran daya saing bidang industri bisa terlihat pada kualitas produk, harga dan distribusinya. Jika kualitas produk kurang bagus, harga mahal dan distribusinya lama, otomatis akan kalah bersaing dengan industri dari negara lain.
Sedangkan pada sektor tenaga kerja, kompetensi, kemampuan menggunakan teknologi dan sertifikasi sangat diperlukan. Ia membandingakan tenaga kerja di era MEA seperti ring tinju. Seseorang tak cukup hanya jago tinju, tetapi harus memenuhi syarat dan kualifikasi administrasi serta teknis untuk bisa masuk dalam ring tinju.
Banyak petani tembakau di Jawa, kata Hanif, memiliki kemampuan hanya dengan memegang dan mencium daun tembakau untuk memastikan kualitas daun tembakau yang bermutu. Namun, mereka tak bisa menduduki jabatan Analis Daun di perusahaan rokok karena tidak memiliki sertifikasi. "Ke depan, kita sertifikatkan. Di negara maju sudah ada jabatan wine tester di perusahaan minuman. Itu nggak ada sekolahnya, tapi hanya dengan sertifikasi," katanya.
Secara umum, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut menilai, Indonesia siap jalankan MEA. Tak ada yang ditakut-takuti, dihindari apalagi dilebih-lebihkan soal adanya tenaga kerja asing masuk Indonesia. Tenaga kerja asing tak bisa membuat usaha mandiri, tetapi harus kerja sama dengan perusahaan di Indonesia.
"Orang Indonesia saja ada sekitar dua juta orang kerja di Malaysia. Itu sebelum ada MEA loh. Jadi, nggak usah takut. Kita hanya tinggal tingkatkan kemampuam kita saja," kata Hanif Dhakiri. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Hasto, sampai saat ini menteri PDIP tetap bekerja secara netral menjalankan tugas negara.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan masih di atas 5 persen
Baca SelengkapnyaKonflik geopolitik di Timur Tengah sejauh ini tidak berpengaruh pada stabilitas keamanan di Indonesia
Baca SelengkapnyaPara elite politik diingatkan tidak menggunakan politik identitas dan ujaran kebencian demi meraih kekuasaan
Baca SelengkapnyaNamun, Hasto menegaskan para menteri dari PDIP akan tetap bekerja secara maksimal dan memberikan yang terbaik untuk rakyat.
Baca SelengkapnyaMasyarakat dinilai tak perlu diseret lagi dalam wacana hak angket
Baca Selengkapnya