GP Ansor pasang badan amankan keputusan Munas Alim Ulama NU
Merdeka.com - Munas Alim Ulama Nahdlatul Ulama (NU) menyepakati mekanisme pemilihan Rais 'Aam Syuriyah dengan metode Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa) atau musyawarah mufakat para kiai senior di Muktamar NU nanti. Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Nusron Wahid menegaskan siap mengamankan keputusan tersebut.
Menurutnya, tidak ada alasan bagi siapapun yang mengatasnamakan NU untuk menolak keputusan itu. Sebab, metode tersebut sudah diputuskan dalam Munas Alim Ulama yang merupakan forum tertinggi setelah muktamar.
Dalam Munas Alim Ulama itu ikut dihadiri oleh 27 dari 34 pengurus wilayah NU ditambah anggota pleno PBNU yang terdiri dari pengurus harian Syuriyah, Tanfidziyah, A'wan, dan Mustasyar, serta Ketua Lembaga, Lajnah dan Badan Otonom.
-
Siapa yang menolak menjadi PNS? Samad mengungkapkan bahwasanya sang ibu memintanya menjadi PNS, namun ia menolak.
-
Siapa yang menolak gugatan Nurul Ghufron? Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) menolak gugatan Wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nurul Ghufron terkait dengan Peraturan Dewan Pengawas (Perdewas) KPK melawan Dewas KPK.
-
Siapa yang menolak proposal PSSI untuk pertandingan netral? FIFA sendiri setuju jika kedua laga diadakan di tempat netral, sedangkan IFA menolak apabila kedua leg diadakan di tempat netral, IFA ingin leg pertama diadakan di Tel Aviv, sedangkan untuk leg kedua mereka tidak keberatan jika diadakan di tempat netral.
-
Kenapa NU dan Muhammadiyah punya pandangan berbeda? Perbedaan orientasi keagamaan NU dan Muhammadiyah bisa dilacak berdasarkan proses polarisasi pemikiran dan pengalaman pendidikan dua tokoh utama pendiri organisasi tersebut, yaitu KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy‟ari. Keduanya merupakan representasi ulama nusantara yang hidup pada abad ke 19 dan ke 20.
-
Kenapa NU didirikan? Organisasi Islam yang didirikan di Surabaya ini bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.
-
Kenapa NasDem menolak Gubernur Jakarta ditunjuk Presiden? Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari menegaskan, pihaknya menolak mekanisme penunjukan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta oleh Presiden.
"Kalau ada yang tidak setuju, kenapa tidak hadir dan berargumentasi di depan para kiai? Di depan para Syuriyah yang lain? terutama di depan para kiai sepuh?," kata Nusron Wahid, dalam keterangannya, Kamis (18/6).
Dia menegaskan pemimpin tertinggi di NU adalah Syuriyah. Sementara Tanfidziyah hanyalah pelaksana organisasi.
"Jangan malah sebaliknya Syuriyah diatur Tanfidziyah," katanya.
Kepala BNP2TKI ini juga menyatakan tidak patut Munas yang digelar Syuriyah dipertanyakan hanya karena tanpa adanya Konbes. Sebab, Syuriyah adalah pemimpin tertinggi di NU.
"Toh dengan metode Ahwa tidak ada yang dilanggar. Dalam AD/ART memang diputuskan bahwa pemilihan Rais 'Aam itu dengan musyawarah mufakat dan atau pemilihan. Kalau kiai-kiai sudah memutuskan untuk jalan mufakat melalui mekanisme Ahwa ya harus kita amankan," katanya.
Sementara soal siapa kiai yang layak sebagai Ahwa, pihaknya mengusulkan sejumlah nama yakni; KH Muchit Muzadi (Kakak KH Hasyim Muzadi dari Jember), KH Tolhah Hasan (Malang), KH Nawawi Abdul Djalil (Pasuruan), KH Anwar Mansur (Lirboyo Kediri), 5 KH Nurul Huda Djazuli (Ploso Kediri), KH Maemun Zubair (Sarang, Rembang), KH Sya'roni Ahmadi (Kudus), KH Dimyati Rois (Kendal), Habib Lutfi bin Yahya (Pekalongan), KH Sanusi Baco (Makassar) KH Ma'ruf Amin (Jakarta), Muhtadi Dimyati (Banten), KH Ahmad Shodiq (Lampung Timur), KH Mahtum Hanan (Babakan Ciwaringin Cirebon), KH Nuh Addawwami (Garut), Tuan Guru Turmudzi Badrudin (Lombok), KH Kholilurrahman (Martapura), KH Mudarris (Sumsel), KH Mahmudin Pasaribu (Musthofawiyah Sumut), dan KH Bagindo Letter (Sumbar). (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kalau ada yang datang ke acara MLB , baik setuju, tidak setuju atau bahkan membubarkan akan dijak ngopi , diskusi dan ngaji.
Baca SelengkapnyaKetua PBNU Abdullah Latopada menegaskan wacana MLB NU diisukan hanya dari segelintir orang
Baca SelengkapnyaWarga NU cerdas dalam menentukan pilihan politik sehingga tidak memilih hanya pada satu partai politik.
Baca SelengkapnyaGus Yahya menegaskan rakor membahas penolakan terhadap MLB PBNU.
Baca SelengkapnyaGus Yahya hanya mengetahui bahwa saat ini Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Addin Jauharudin sedang berada di Vatikan.
Baca SelengkapnyaNasDem menilai PBNU sebagai organisasi struktural tentu tidak dapat melarang masyarakat NU untuk berpolitik
Baca SelengkapnyaSekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan PBNU tidak mendukung capres siapapun
Baca SelengkapnyaGus Yahya menegaskan bahwa PBNU tidak terlibat dalam dukung-mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin mengatakan apel kesetiaan itu tidak ada kaitannya dengan Muktamar PKB meski waktunya bersamaan.
Baca SelengkapnyaGus Yahya tidak melarang setiap pengurus NU mengutarakan pendapat pribadinya.
Baca SelengkapnyaYahya menegaskanPKB tidak bisa mengklaim atau menyalahkan apapun hasil keputusan NU. Sebab internal NU dan PKB adalah dua organisasi berbeda.
Baca Selengkapnya