Grafiti Kritik Pemerintah Muncul di Solo, Gibran Siap Berkomunikasi dengan Pembuat
Merdeka.com - Grafiti berupa coretan kata-kata yang menyindir pemerintah muncul di Kota Solo. Tak banyak warga yang mengetahui kapan aksi corat-coret tembok pinggir jalan itu dilakukan.
Pantauan merdeka.com, setidaknya ada 3 tulisan bernada protes yang dibuat orang tak bertanggung jawab. Ketiga tulisan tersebut berada di sekitar Jalan Kusumayudan, Kelurahan Keprabon, Banjarsari.
Tulisan itu berbunyi "Negaraku Minus Nurani, #RIP Pemerintah", "2021 Perang Tanpa Musuh", dan "Pray for PKL, Indonesiaku Lagi Sakit".
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Kenapa warga demo jalan rusak? 'Ke mana uang pajak kami? Ke mana uang pajak kami? Bertahun-tahun kami merasakan jalan rusak yang seperti ini,' seru sang orator dalam sebuah video yang diunggah lewat Instagram @merapi_uncover.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Kenapa Mural Solo dibuat? Dari hasil kolaborasi ini akhirnya kami membuat karya seni yang tak hanya mengangkat isu publik, tapi juga ada kaitannya dengan toko-toko terkait. Juga tema-tema lokal yang diharapkan Pemkot, yaitu memunculkan citra Kota Solo yang kuat,
-
Bagaimana retakan tanah terjadi di Garut? Retakan tampak membentang sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter. Sudah dua bulan terakhir masyarakat di Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut hidup dalam ketidaktenangan. Pasalnya, kampung mereka mengalami pergerakan tanah yang cukup parah, dengan kondisi retakan lebar dan memanjang.
"Saya tidak tahu Mas siapa yang coret-coret. Kemarin saya libur, mungkin malam hari," ujar Suwarno, pengayuh becak yang biasa mangkal di sekitar lokasi.
Pria asal Sragen itu mengaku tak setuju dengan aksi tak bertanggung jawab itu. Selain mengotori, pesan yang disampaikan tidak akan mendapatkan simpati masyarakat maupun pemerintah.
"Kalau caranya seperti ini malah bikin kotor," katanya.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku belum mengetahui adanya aksi tersebut. Namun dia akan meminta grafiti itu dibersihkan.
Dia juga meminta agar pelaku bertemu dengannya jika memang ada yang ingin disampaikan. "Silakan kalau mau ketemu," ujar Gibran, Selasa (24/8).
"Monggo kalau mau komunikasi saya fasilitasi," imbuhnya.
Gibran menambahkan, jika protes tersebut terkait PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat), dia meminta agar masyarakat maupun PKL bersabar. Selain itu, saat ini banyak pelonggaran dalam SE (surat edaran wali kota) terbaru.
"Apa yang dirisaukan? Kalau lagi sakit nanti kita sembuhkan," pungkas dia.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Spanduk dengan tulisan kuning hitam itu terpasang di Jembatan Kali Pepe Solo.
Baca SelengkapnyaGibran mengaku sudah tahu pemasangan yang dilakukan para relawan. Meski tak melarang, Gibran meminta para relawan meminta izin ke dia terlebih dahulu.
Baca SelengkapnyaGibran tampaknya kesal dengan sindiran warganet disebut tak ikhlas kampanyekan Ganjar
Baca SelengkapnyaCawapres Gibran Rakabuming Raka merespons pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengenai tekanan penguasa pada rangkaian Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaBaliho bergambar Ganjar terpaksa diturunkan karena dipasang tanpa izin.
Baca SelengkapnyaGibran blusukan Tempel Stiker Ganjar dan Jokowi di Rumah Warga Solo
Baca SelengkapnyaMereka membakar lima wadah kemenyan dan melakukan aksi bisu.
Baca SelengkapnyaReaksi keras disampaikan Gibran kepada admin akun Twitter resmi milik Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.
Baca SelengkapnyaGibran menegaskan jika dirinya maupun Presiden Jokowi tidak pernah mengarahkan relawan untuk memasang baliho tersebut.
Baca SelengkapnyaDalam surat itu Gibran menceritakan banyaknya keluhan perihal sistem zonasi hingga program Merdeka Belajar.
Baca SelengkapnyaKetua DPD PDIP Bali, Wayan Koster, mengaku tidak mengetahui soal adanya spanduk sindiran terhadap Gibran
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan Gibran yang sedang didemo oleh warga solo, saat mereka ditanya keluhan, para demonstran justru tak tahu menahu.
Baca Selengkapnya