Granat aktif dan ribuan peluru ditemukan di Asrama Polri di Sukabumi
Merdeka.com - Jajaran Polres Sukabumi Kota, Jawa Barat, menemukan ribuan butir amunisi yang tertanam di tanah di lokasi Asrama Koloni Polri Cipelang, Kota Sukabumi, pada Sabtu (16/1). Adapun amunisi aktif tersebut antara lain puluhan granat, puluhan ribu peluru berbagai kaliber, ranjau darat dan senjata laras panjang.
Dari hasil olah TKP, amunisi dan senjata laras panjang tersebut merupakan aset pihak kepolisian jaman dahulu. Selain itu, dilihat dari tahun pembuatannya antara 1940-1950.
"Ribuan amunisi ini ditemukan saat akan merenovasi salah satu rumah dinas di asrama ini dan kami pun langsung menghubungi atau berkoordinasi dengan Tim Gegana Satuan Brimob Polda Jabar," kata Wakapolres Sukabumi Kota, Kompol Imron Ermawan kepada wartawan di Sukabumi.
-
Dimana bom itu diyakini berada? Hal ini diduga karena nuklir ini berada di sebuah pantai lepas di pulau Tybee, Georgia, sebab selama beberapa waktu di daerah ini tercatat memiliki tingkat radioaktif yang tinggi.
-
Dimana senjata itu ditemukan? Di lokasi pencarian Schoningen, Lower Saxony, arkeolog menemukan lebih dari 10.000 tulang kuda liar dan tujuh tombak kayu, serpihan tombak lain, dan dua tongkat lempar.
-
Kapan artefak itu dibuat? Artefak kuno berupa kepala kapak itu berusia 6.000 tahun.
-
Apa yang meledak di Gudang Amunisi Kodam? 'Yang namanya markas TNI yang namanya gudang munisi yang pasti dibangun jauh dari tahun tahun sebelumnya. kemudian seiring perkembangan zaman, kesini perkembangan perumahan sehingga merapat ke instalasi militer,' ujarnya.
-
Siapa yang menemukan senjata itu? Tombak Schoningen yang ditemukan di Jerman pada 1990-an mengungkap banyak informasi tentang bagaimana kehidupan manusia Neanderthal.
-
Kapan artefak ditemukan? Ketiga artefak itu ditemukan pada 1872 oleh Waynman Dixon dan James Grant dan dikenal dengan nama Relik Dixon.
Menurut Imron, sebelum ditemukan amunisi ini, gudang yang dijadikan rumah dinas ini pernah beberapa kali dihuni oleh anggota Polres Sukabumi Kota, beruntung selama ditempati amunisi aktif tersebut tidak meledak. Antisipasi yang dilakukan pihaknya adalah mengevakuasi seluruh anggota yang menghuni asrama tersebut dan diungsikan ke rumah dinas lainnya.
"Kami juga melakukan sterilisasi lokasi dengan memasang garis polisi agar siapa pun yang tidak berkepentingan tidak bisa masuk, baik masyarakat umum maupun anggota polisi," tambahnya.
Imron mengatakan, antisipasi hal yang tidak diinginkan, apalagi saat ini tengah hangat-hangatnya kasus penyerangan teroris, maka lokasi ditemukannya amunisi aktif tersebut harus benar-benar steril khawatir ada oknum yang memanfaatkan momen ini untuk mencuri amunisi yang masih bisa digunakan ini.
"Ada sekitar 50 anggota yang kami tempatkan untuk menjaga lokasi penemuan amunisi tersebut, rencananya barang itu akan dievakuasi oleh tim Gegana Sat Brimob Polda Jabar dan menyisir seluruh lokasi asrama khawatir masih ada peninggalan amunisi kuno seperti ini," tandasnya.
Sementara itu, Tim Gegana Brimob Polda Jawa Barat, menyatakan amunisi peninggalan zaman dulu yang diketemukan di Sukabumi seperti granat, ranjau personel, dan ranjau air seluruhnya berdaya ledak tinggi.
"Seluruh bahan peledak yang ditemukan di Asrama Koloni Cipelang, Kota Sukabumi mempunyai daya ledak tinggi dan walaupun peninggalan jaman dahulu tetapi masih aktif dan bisa mencelakai siapapun jika meledak," kata Kepala Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Jabar, AKBP Widodo kepada wartawan di Sukabumi, seperti dilansir Antara.
Pihaknya aat ini melakukan sterilisasi di lokasi penemuan, karena bisa saja bahan peledak bereaksi. Seluruh anggota Polres Sukabumi Kota yang mendiami rumah dinas di Asrama Koloni Cipelang diungsikan sampai selesai penyisiran dan pemindahan amunisi tersebut.
Penyisiran dilakukan menyeluruh karena kemungkinan ada amunisi yang masih tertanam di dalam tanah. Polres Sukabumi Kota Sukabumi memasang garis polisi dan siapapun yang tidak berkepentingan baik anggota Polri apalagi masyarakat umum dilarang masuk.
Widodo mengatakan, kepolisian melakukan penjagaan ekstra ketat di tempat itu untuk mengantisipasi siaa saja yang ingin memanfaatkan atau mengacaukan kondisi keamanan di Kota Sukabumi, apalagi saat ini masih hangat kasus penyerangan teroris bersenjata di Jakarta.
"Jika amunisi ini jatuh ke tangah orang yang salah, bisa saja disalahgunakan. Walaupun kondisinya sudah usang karena dibuat dan disimpan antara 1940-1950 tetapi seluruh masih aktif," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diduga masih banyak lagi amunisi yang masih tersimpan di bangkai kapal perang.
Baca SelengkapnyaGudang yang meledak di Markas Gegana Satbrimob Polda Jatim di Jalan Gresik, Krembangan, Surabaya, Senin (4/3), ternyata merupakan bangunan tua.
Baca SelengkapnyaHingga kini pihaknya masih menunggu situasi di lokasi tersebut sampai benar-benar sudah kembali kondusif.
Baca SelengkapnyaWarga menemukan dua pucuk senjata api laras panjang yang terkubur di dalam tanah di areal kolam warga
Baca Selengkapnya65 ton amunisi tersebut terdiri dari Munisi Kaliber Kecil (MKK) dan Munisi Kaliber Besar (MKB) kedaluwarsa.
Baca SelengkapnyaMenurut Panglima TNI, amunisi itu memiliki masa berlaku maksimal 10 tahun sebelum disposal (dibuang) dan diledakkan.
Baca SelengkapnyaMulanya muncul asap dan percikan api di gudang nomor enam yang berisi amunisi kedaluwarsa.
Baca SelengkapnyaPenyebab kebakaran tersebut diduga di faktor usia munisi yang telah berusia 10 tahun lebih menjadi lebih berbahaya.
Baca SelengkapnyaKasus MG terungkap setelah adanya laporan dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaBom jenis aircraft tak sengaja ditemukan warga saat bekerja
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan, proses disposal terbilang cukup panjang mulai dari pendataan hingga pelaporan.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI menduga penyebab ledakan hingga kebakaran gudang amunisi milik Kodam Jaya karena gesekan amunisi kedaluwarsa yang hendak dimusnahkan.
Baca Selengkapnya