Gua diduga peninggalan zaman penjajahan ditemukan di Samarinda
Merdeka.com - Sebuah gua setinggi 2 meter ditemukan di Samarinda, Kalimantan Timur. Menurut cerita warga, gua itu menjadi tempat persembunyian warga di zaman penjajahan. Di mana di eranya, pesawat militer Belanda lalu lalang di langit Samarinda.
Merdeka.com siang tadi, berkesempatan mengecek langsung keberadaan gua yang tengah ramai diperbincangkan itu. Jarum jam menunjukkan pukul 13.10 WITA.
Dari pusat kota, berjarak tidak kurang 5 kilometer untuk sampai di rumah warga, Sabri (54), yang tinggal di Jalan Lumba-lumba, Kampung Tanjung Batu, Selili. Menuju lokasi gua, mesti berjalan kaki lagi kurang lebih 1 kilometer. Medannya, berbukit dan menanjak, dikelilingi hutan khas tropis dan juga semak belukar.
-
Apa yang ditemukan di dalam gua tersebut? Sebanyak 7.000 tulang berasal dari zaman Neolitikum sampai Zaman Perunggu ditemukan di Cova dels Xaragalls atau Gua Jurang, dekat Barcelona Spanyol. Ribuan tulang ini menunjukkan tradisi penguburan dari dua zaman tersebut.
-
Apa yang ditemukan di dalam gua? Di dalamnya, terdapat berbagai artefak keramik dan perunggu yang tergeletak tak tersentuh, tampak seolah membeku dalam waktu.
-
Apa yang ditemukan di gua? Sumber: Phys.org Pusat Penelitian Australia untuk Evolusi Manusia (ARCHE) Universitas Griffith, bekerja sama dengan mitra internasional, membuat terobosan baru dari eksplorasi pengaturan bawah tanah, termasuk gua tabung dan lava, yang sebagian besar isinya merupakan reservoir (wadah menyimpan cairan) arkeologi yang belum dimanfaatkan di Arab.
Sabri, warga yang pertama kali menemukan keberadaan gua setempat yang sempat diliputi rasa penasaran demikian besar, dengan kabar tersebut. Hingga akhirnya bersama temannya dua pekan lalu, Sabri berinisiatif mencari gua itu.
"Begitu ketemu, tempat yang dicurigai gua itu, pintu masuknya masih kecil. Saya memang penasaran sekali," kata Sabri dalam perbincangan bersama merdeka.com di rumah sekaligus warung kopi sederhananya, Kamis (15/3).
Penemuan goa di Samarinda ©2018 Merdeka.com/Saud Rosadi
Pria berpeci itu bercerita, berbekal parang dan cangkul, kala itu dia membongkar lubang kecil itu dan menggalinya dari tumpukan tanah yang menutup mulut gua. Temuannya pun mengejutkan.
"Ternyata memang gua. Kita terus bersihkan tumpukan tanah, sampai kedalaman 8 meter. Memang buntu di ujung gua. Tapi, seperti ada jalan belokan di dalam gua, setinggi kurang lebih 2 meter itu," ujar Sabri.
Seketika, temuan gua itu, jadi perbincangan warga setempat. Sepuh warga setempat menyebutkan, gua itu ditengarai tempat persembunyian warga di zaman penjajahan Belanda. "Waktu itu, pesawat lalu lalang di atas (langit kota Samarinda)," ungkap Sabri melanjutkan ceritanya.
Penemuan goa di Samarinda ©2018 Merdeka.com/Saud Rosadi
"Apalagi, waktu saya terus menggali, di dalam tumpukan tanah yang nyaris menutup gua itu, kami temukan cangkul. Padahal kan cangkul itu besi baja. Tapi keropos," lanjutnya sambil memperlihatkan cangkul temuannya.
Merdeka.com pun diliputi rasa penasaran. Akhirnya, Sabri mengajak melihat langsung gua itu. Perjalanan begitu melelahkan, rute naik dan turun bukit yang disebut warga Bukit Steleng dan dikelilingi hutan khas tropis dan semak belukar. Kurang lebih 1 kilometer berjalan kaki, akhirnya sampai di gua itu.
Pertama kali melihatnya, gua itu sementara memang ditutupi batang pohon kayu. Terlihat kecil. Namun begitu masuk di dalamnya, langit-langit gua itu setinggi 2 meter. Sekelilingnya, memang terlihat bebatuan dan juga semacam fosil pepohonan yang sudah tua.
"Saya memang sengaja menutup dengan batang pohon, supaya tidak sembarang orang masuk. Itu cuma sampai 8 meter kami masuk ke dalam. Selebihnya tidak berani karena alat kami cuma manual. Khawatir runtuh," ungkap Sabri.
Memang, lokasi gua yang berada di lereng bukit, sekilas tidak ada orang yang tahu bahwa di lereng bukit terdapat gua. "Jadi memang sepertinya memang cocok buat tempat bersembunyi," timpal Sabri.
Penemuan goa di Samarinda ©2018 Merdeka.com/Saud Rosadi
Bagi Sabri, setidaknya dia menjawab rasa penasarannya sendiri, dari obrolan warga sekitar adanya gua diduga eks zaman Belanda. Apalagi, di sekitar temuan gua, berada tidak jauh, terdapat bangunan rumah sakit yang berdiri di zaman Belanda. Mungkin saja ini ternyata gua yang ada sejarahnya," terang Sabri.
Usai mengabadikan gambar, merdeka.com kembali ke tempat semula, kembali berjalan kaki 1 kilometer. Di warung kopi itu, bertemu kembali dengan warga kampung, Masrani (56).
"Dari tetua orang sini, dulu memang banyak pesawat terbang entah zaman Jepang atau Belanda ya. Warga bersembunyi di gua itu, sekitar tahun 1940-an," kata Masrani.
"Yang jelas itu gua buatan manusia, dan di ujung gua ada tempat masuk ke jalan lain. Cuma belum sempat sejauh itu karena khawatir ambruk," terang Masrani sambil meneguk kopi.
Di sisi lain, pemandangan dari puncak bukit Steleng, terlihat indah, dengan melihat Sungai Mahakam yang membelah kota Samarinda. Dengan jelas terlihat lalu lalang kapal, seperti ponton batubara yang ditarik tugboat, maupun kapal perahu motor sarana warga menyeberangi sungai.
Sejauh ini memang belum ada yang bisa memastikan, benar tidaknya gua itu peninggalan zaman penjajahan. Hanya saja, jika benar, pemerintah sejatinya mesti menjaga situs sejarah zaman penjajah itu.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Desain sumur ini memberikan kesan seperti gundukan pemakaman.
Baca SelengkapnyaSeorang warga pengrajin batu bata di Mojokerto, Jawa Timur tidak sengaja menemukan puluhan sumur saat mencangkul tanah.
Baca Selengkapnyafosil gading gajah itu memiliki panjang 3,25 meter, diperkirakan berusia 800 ribu tahun.
Baca SelengkapnyaPotret fosil gading gajah yang ditemukan pada galian tanah saat sedang bangun rumah.
Baca SelengkapnyaSelain itu, gua ini juga menyimpan sejumlah karya seni, termasuk tulang auroch yang diukir dengan gambar auroch dan wajah manusia.
Baca SelengkapnyaSelain saluran air, ada juga sumur kuno yang ditemukan secara tidak sengaja oleh warga.
Baca SelengkapnyaDiketahui bahwa terdapat tiga gua yang ditemukan dengan kondisi yang sempat terbengkalai.
Baca SelengkapnyaGading gajah purba itu memiliki panjang lebih dari dua meter.
Baca SelengkapnyaGua ini juga pernah ditempati manusia Neanderthal.
Baca SelengkapnyaFenomena bumi terbelah berupa bungker kuno peninggalan Kerajaan Majapahit ditemukan di Gresik.
Baca SelengkapnyaTulang belulang tersebut ditemukan oleh warga yang tadinya sedang menggali untuk dijadikan tempat septic tank.
Baca SelengkapnyaSeorang warga yang hendak menanam kapol atau kapulaga dikejutkan dengan penemuan struktur bangunan objek diduga cagar budaya (ODCB).
Baca Selengkapnya