Gubernur Instruksikan Jangan Ada Keterlambatan Penanganan Bencana di Sumatera Selatan
Merdeka.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mencatat ada sembilan kabupaten dan kota yang termasuk rawan bencana longsor, banjir, hingga gunung meletus. Antisipasi dan penanganan segera harus dilakukan agar mencegah banyaknya kerusakan dan kerugian.
Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru mengungkapkan, kesiapsiagaan menjadi penting dilakukan oleh setiap instansi terkait. Dia tak ingin menerima pengaduan masyarakat karena lambannya penanganan terhadap bencana yang terjadi.
"Saya minta permasalahan klasik seperti terlambat, belum ada laporan, belum ada petunjuk, atau tanggung jawab dinas lain, tidak terjadi lagi. Segera atasi jika terjadi bencana dan diantisipasi," katanya saat apel kesiapsiagaan terpadu dalam rangka penanganan bencana alam di Palembang, Senin (9/11).
-
Bagaimana mitigasi bencana di Sumut? Salah satu aspek utama dari mitigasi bencana adalah identifikasi risiko dan kerentanannya. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang potensi bencana yang mungkin terjadi di suatu wilayah, seperti gempa bumi, banjir atau badai.Dengan memahami risiko ini, pihak terkait dapat merancang langkah-langkah konkret untuk mengurangi dampak potensial dan meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi.
-
Apa yang diminta oleh Gubernur Sumbar? 'Kami telah menyampaikan dampak-dampak kerusakan dan kemudian juga beberapa dukungan dari Komisi V di antaranya adalah dukungan peralatan untuk BNPB dan peralatan untuk PUPR dalam rangka untuk darurat,' kata Mahyeldi di Komisi V DPR RI, Kamis (16/5) malam. 'Secara total tadi ada lebih kurang Rp1,5 triliun,' lanjut dia.
-
Dimana Gubernur Sumbar minta bantuan dana? 'Kami telah menyampaikan dampak-dampak kerusakan dan kemudian juga beberapa dukungan dari Komisi V di antaranya adalah dukungan peralatan untuk BNPB dan peralatan untuk PUPR dalam rangka untuk darurat,' kata Mahyeldi di Komisi V DPR RI, Kamis (16/5) malam.
-
Kenapa mitigasi bencana penting? Pentingnya mitigasi terletak pada upaya membangun ketahanan masyarakat dan infrastruktur terhadap ancaman bencana. Melalui konsep ini, mitigasi berfungsi sebagai investasi jangka panjang untuk melindungi investasi dan sumber daya manusia.
-
Apa yang dilakukan Bupati Bengkulu Utara? Dalam kunjungan tersebut, Ir Mian mempresentasikan tentang kondisi ruas jalan dan pasar di wilayah Kabupaten Bengkulu. Ia menyampaikan harapannya agar ruas jalan dan pasar di sana bisa dibangun dan diperbaiki agar layak.
-
Bagaimana reaksi warga Demak saat sumur meluber? 'Terus saya keluar, nyari orang-orang. Mereka langsung ke sini, langsung diviralkan. Biasanya nggak pernah,' kata Siti Aminah, pemilik sumur tersebut, dikutip dari YouTube Liputan6 pada Senin (18/9).
Dia menginstruksikan agar instansi dan pemerintah terdekat harus bertindak cepat dan menyiapkan sarana, prasarana, serta personel. Nyawa masyarakat bergantung pada kecepatan petugas dalam menangani bencana itu.
"Jangan saling lempar, yang terdekat lebih cekatan, tangani dulu, kemudian laporkan agar petugas bantuan dikerahkan," ujarnya.
Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya bencana alam. Di mulai akibat pengrusakan hutan, aktivitas penambangan, dan membuang sampah sembarang. Terlebih bencana alam seperti banjir dan longsor sudah mulai terjadi di Muara Enim yang menewaskan sebelas korban.
"Semuanya sudah mengetahui daerah-daerah rawan bencana. Musim hujan sudah mulai terjadi dan puncaknya nanti Desember sampai Maret tahun depan," ujarnya.
Sementara itu, Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori menambahkan, kondisi geografis Sumsel terbagi dua jenis, yakni dataran tinggi dan rendah. Di bagian barat Sumsel terdapat pegunungan sehingga rawan gunung meletus, guguran larva, gas beracun, tanah longsor, banjir bandang dan angin puting beliung.
"Daerah yang dalam kategori ini meliputi Pagaralam, Lahat, Muara Enim dan Ogan Komering Ulu Selatan," kata dia.
Sementara di bagian timur Sumsel merupakan dataran rendah dan perairan seperti Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir dan Palembang. Daerah-daerah ini menjadi langganan banjir ketika musim hujan.
"Daerah-daerah ini sudah rutin setiap tahun terjadi banjir dan angin puting beliung karena terdapat daerah terbuka," terangnya.
Sepanjang tahun ini saja, kata dia, terdapat 149 kali bencana, 66 kali diantaranya bencana hidrometeorologi. Dengan rincian 39 kali banjir, 16 kali longsor, dan 11 kali puting beliung. Bencana itu menyebabkan 9.322 rumah terendam, 29 jembatan putus, 281 hektare kebun terendam, 5.319 sawah terendam, dan 115 meter jalan putus akibat longsor.
"Ada 15.733 kepala keluarga atau 19.507 terdampak. Jumlahnya cukup besar dan bisa ditekan saat puncak musim hujan nanti," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengisyaratkan bakal menetapkan status tanggap darurat bencana asap karena kualitas udara nyaris menembus ambang batas.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaMuhadjir meminta Pemko, Pemkab, Pemrov, TNI, Polri serta masyarakat jangan asal mengartikan bencana tersebut sembarangan
Baca SelengkapnyaTeguh bilang, diperlukan sinergi lintas perangkat daerah untuk mengantisipasi banjir.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani meminta Pemerintah melakukan mitigasi dan memperkuat sistem early warning, terutama di daerah rawan bencana.
Baca SelengkapnyaWarga Jakarta diminta bijak gunakan air bersih dalam menghadapi musim kemarau
Baca SelengkapnyaSelama ini peringatan dini bencana banjir di Sumatera Barat hanya mengandalkan hasil analisa dan prakiraan cuaca diterbitkan BMKG.
Baca SelengkapnyaBencana kelaparan di Papua Tengah membuat enam orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaFatoni menyebut rapat ini sangat penting, dikarenakan untuk menangani hal tersebut diperlukan koordinasi seluruh OPD.
Baca Selengkapnya"Tidak satu jengkal pun lahan gambut boleh dialihfungsikan," ungkap Gubernur Sumsel Herman Deru,
Baca SelengkapnyaDampak El Nino terhadap pertanian nasional akan sangat besar bila tidak ditangani dengan baik.
Baca SelengkapnyaMenurut Puan Maharani, infrastruktur yang kokoh akan mengurangi risiko bencana alam akibat cuaca ekstrem.
Baca Selengkapnya