Gubernur Papua Barat Minta Wawali Kota Malang Minta Maaf Soal Pemulangan Mahasiswa
Merdeka.com - Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan menuturkan, aksi demo yang dilakukan mahasiswa dan warga sesungguhnya hanya ingin menyampaikan aspirasi. Aksi berakhir ricuh karena diduga ada 'penumpang gelap' yang menunggangi aksi damai mahasiswa.
Dominggus memberi penjelasan. Mahasiswa dan warga hanya ingin mengutarakan kekecewaan mereka atas pernyataan yang dilontarkan Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko.
"Di Manokwari kan kita tahu bersama ada statement dari Pak Wakil Wali Kota Malang kepada anak-anak mahasiswa yang ada di sana yang minta ke mereka minta tinggalkan Malang dan balik ke Papua," ungkap Dominggus saat dihubungi Liputan6.com, Senin (19/8).
-
Apa yang dikritik petugas damkar kepada Wakil Wali Kota Depok? 'Pak, ini lembaga masyarakat dan uang dari masyarakat ya, pak. Apa gunanya undang-undang transparansi anggaran, pak. Harus terbuka, dong untuk masyarakat. Uang masyarakat, pak,'
-
Kenapa pondok dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Apa yang dibakar massa? Tampak beberapa massa sedang membakar motor. Tak jelas motor siapa yang dibakar, yang jelas motor yang dibakar tak hanya satu.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Bagaimana cara petugas damkar menyampaikan kritiknya? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @kabarnegri memperlihatkan seorang petugas damkar bernama Sandi yang memberikan pertanyaan perihal tanggapan wakil wali kota Depok tentang kerusakan alat dan mobil damkar.
-
Siapa yang dikritik oleh petugas damkar? 'Terus juga istilah kata, pak jangan dengerin orang yang bisikin bapak. Kasihan pak, bapak elektabilitasnya menurun, pak, jadinya. Yang bisikin bapak jangan mau, pak. Istilahnya bapak di-seblokin,' lanjut Sandi petugas damkar.
Dominggus menyayangkan pernyataan Wakil Wali Kota Malang yang meminta mahasiswa Papua pulang ke daerah masing-masing. Persoalan yang muncul di Malang seharusnya bisa diselesaikan antara kepala daerah. Gubernur Papua, Gubernur Papua Barat, Wali Kota Malang atau wakilnya, kemudian Gubernur Jawa Timur, bisa difasilitasi untuk menyelesaikan secara arif dan bijaksana.
"Pernyataan itu sebenarnya tidak boleh terjadi. Itu kan pejabat pemerintah. Bukan dengan membuat statement. Harus mengusir anak papua, itu tidak boleh terjadi," sesalnya.
Dominggus menuturkan, bisa saja dia juga membuat pernyataan untuk menarik semua mahasiswa Papua di Malang maupun Surabaya. Atau melontarkan pernyataan yang sama yakni meminta mahasiswa Malang dan Surabaya di Papua untuk pulang ke daerahnya. Tapi sebagai pejabat publik itu tidak boleh dilakukan.
Dia meminta Wakil Wali Kota Malang meminta maaf. "Ini kan NKRI. Jadi statementnya itu harus dicabut dan menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Papua,"
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko menyayangkan aksi unjuk rasa yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Papua dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRIWP) berujung ricuh.
"Yang namanya demo kalau sesuai aturan, boleh. Tapi kalau menyerukan keluar dari NKRI, itu namanya makar. Jangan dilakukan di Malang," ujarnya di Hotel Atria, Kamis (15/8).
Dia meminta semua pihak menuruti aturan yang berlaku. Termasuk dalam menyampaikan aspirasi. Menurutnya, jangan sampai upaya menyampaikan aspirasi justru merugikan lebih banyak orang.
"Kalau sampai ada korban masyarakat sipil, kerusakan dan kerugian itu bisa masuk ranah pidana perusakan. Dan itu kan membahayakan. Nanti dilihat dulu. Salah satunya muncul opsi dipulangkan (oknum yang bermasalah ke Papua). Kan kebijakan pemulangan itu juga sudah pernah dilakukan," ujar wakil wali kota.
Reporter: Putu Merta Surya PutraSumber: Liputan6.com
Simak video pernyataan klarifikasi Wali Kota Malang berikut ini:
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BEM UGM mengkritik kinerja pemerintahan Presiden Jokowi melalui baliho dan sertifikat.
Baca SelengkapnyaGubernur Sumbar diusir saat hendak memberikan pengarahan ke mahasiswa baru.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menjawab soal kritikan dari BEM UGM
Baca SelengkapnyaCalon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo batal menyampaikan kuliah umum di Universitas Cendrawasih (Uncen) menyusul penolakan mahasiswa.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi santai soal kritik BEM UGM. Jokowi pun enggan berbicara banyak.
Baca SelengkapnyaSuswono menjelaskan, pernyataan tersebut dia sampaikan dalam konteks bercanda menanggapi celetukan salah satu warga dalam sebuah sosialisasi.
Baca SelengkapnyaKedua mahasiswa berteriak, "Banten gagal, Pj Gubernur Banten gagal menata reformasi birokrasi."
Baca SelengkapnyaGanjar-Mahfud Minta Maaf Selama di Proses Pilpres 2024: Semoga Kita Tidak Baper
Baca SelengkapnyaRamai akademisi mengeluarkan petisi untuk Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, tindakan untuk mengajak sejumlah rektor menyatakan sikap seperti itu adalah perbuatan yang kurang sehat.
Baca SelengkapnyaTercatat BEM UGM dua kali memberikan kritik dalam bentuk poster dan baliho kepada Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaPDIP sedih dan kecewa dengan pencopotan bendera PDIP dan baliho Ganjar Prabowo-Mahfud MD saat kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Gianyar
Baca Selengkapnya