Gugus Tugas Covid-19: Beradaptasi Bukan Berarti Menyerah
Merdeka.com - Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro mengatakan beradaptasi bukan berarti menyerah, apalagi mengalah, pada COVID-19.
"Beradaptasi adalah mengubah perilaku dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang sesuai dengan protokol kesehatan," kata Reisa dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang diikuti melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Kamis (11/6).
Reisa mengatakan masyarakat produktif yang aman COVID-19 hanya bisa terlaksana apabila masyarakat secara disiplin menjalankan adaptasi kebiasaan baru, yaitu dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menggunakan masker saat di luar rumah, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
-
Bagaimana membentuk kebiasaan baru? Individu secara teoritis dapat membentuk kebiasaan baru dalam waktu yang sangat singkat dengan konsistensi yang tepat.
-
Kapan kebiasaan baru bisa terbentuk? Hasilnya menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membentuk kebiasaan bisa berkisar antara beberapa minggu hingga enam bulan, tergantung pada jenis kebiasaan dan konteksnya.
-
Apa yang sedang tren di Indonesia? Hati ayam adalah sebuah bahan makanan yang cukup populer di Indonesia.
-
Dimana kebiasaan ini sering terlihat? Budaya ini juga sangat umum terlihat dari berbagai konteks, seperti saat bertemu dengan guru, anggota keluarga, atau saat berkunjung ke rumah teman dan berpapasan dengan orang tuanya.
-
Apa perubahan sosial budaya yang terjadi di Indonesia? Terdapat beberapa gambaran perubahan sosial dan buaya yang terjadi di Indonesia, mulai dari perpindahan masyarakat, gender, hingga pola konsumsi.
-
Apa yang sedang trend di Indonesia? 40 Pantun Penutup Salam Lucu, Cocok untuk Hiburan dan Bikin Audiens Terkesan Merdeka.com merangkum tentang 40 penutup salam lucu yang bisa bikin orang terhibur.
Kebiasaan-kebiasaan baru tersebut sudah berkali-kali disosialisasikan. Menurut Reisa, sebagian besar masyarakat di Indonesia sudah menerapkan kebiasaan-kebiasaan baru tersebut dengan baik.
"Sayangnya, masih ada yang belum disiplin. Kita ingin angka positif COVID-19 menurun. Tidak akan bisa bila hanya mendengarkan sosialisasi, tetapi tidak menjalankan protokol kesehatan," tuturnya.
Reisa mengatakan antivirus corona penyebab COVID-19 berupa vaksin masih belum ditemukan. Para ahli dari berbagai negara masih terus melakukan uji coba dan belum bisa dipastikan kapan akan ditemukan vaksin yang efektif melindungi diri dari COVID-19.
"Menurut para pakar, mematuhi protokol kesehatan adalah tameng terbaik bagi kita untuk mengurangi risiko tertular COVID-19," katanya.
Sejumlah studi menyatakan bahwa virus corona penyebab COVID-19 dapat bertahan selama 72 jam di permukaan plastik dan besi tahan karat, empat jam di permukaan tembaga, dan kurang dari empat jam di permukaan kertas karton.
"Dengan sering menyentuh benda-benda di sekeliling kita, bisa langsung menularkan COVID-19 bila kemudian menyentuh mulut, hidung, dan mata. Karena itu, mencuci tangan dengan baik dan benar menjadi penting," katanya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaPenggunaan masker di angkutan umum DKI Jakarta kini mulai ditiadakan. Namun jika tengah dalam kondisi kesehatan menurun, maka disarankan tetap tetap menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaPemerintah resmi mencabut aturan menggunakan masker
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnya