Gunung Agung erupsi, ini 4 faktanya yang mengejutkan
Merdeka.com - Salah satu gunung berapi Indonesia yang terletak di pulau Bali, yaitu gunung Agung kembali erupsi pada Senin, 2 Juli 2018 kemarin. Sontak hal ini pun membuat warga sekitar lereng gunung Agung panik dan memilih untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Langit malam bertabur bintang sontak memerah saat banjir lava turun mendekat ke permukiman warga yang tinggal di sekitar Gunung Agung. Bahkan akibat lontaran pijar sejauh 2 kilometer, hutan di sekelilingnya ikut terbakar.
-
Dimana letusan gunung berapi terjadi? Pertanyaan tersebut menjadi fokus perhatian para peneliti yang mengunjungi dataran tinggi luas dan berbatu di India Barat yang terbentuk oleh lava cair, di mana mereka melakukan pengeboran batu dan mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
-
Mengapa Semeru erupsi lagi? Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
-
Kenapa Indonesia sering alami bencana alam? Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk.
-
Bagaimana gunung berapi bisa terbentuk? Proses inilah yang dapat menciptakan gunung berapi. Contohnya adalah Gunung Saint Helens di Amerika Utara dan Gunung Fuji di Jepang.
-
Di mana gempa bumi sering terjadi di Indonesia? Wilayah yang rawan mengalami gempa bumi di Indonesia tersebar mulai dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Maluku Utara dan wilayah Papua.
gunung agung ©2018 liputan6.com
Berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, kolom abu dengan intensitas tebal pada pukul 21.04 Wita itu lebih mengarah ke barat.
Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi kurang lebih 7 menit 21 detik. Saat itu, status Gunung Agung ditetapkan Level III atau Siaga.
Sebenarnya apa yang menyebabkan Gunung Agung kembali erupsi? Berikut sejumlah fakta yang terungkap saat gunung setinggi 3.142 mdpl itu kembali memuntahkan lava pijar untuk kesekian kalinya di Pulau Dewata.
1. Alami Erupsi 6 Kali
gunung agung ©2018 liputan6.com
Menurut catatan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Agung mengalami erupsi tiga kali pada Senin, 2 Juli 2018. Letusan pertama terjadi pada pukul 06.19 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 meter di atas puncak. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 18 mm dan durasi ± 3 menit 47 detik.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 06.41 Wita dan 06.55 Wita dengan tinggi kolom abu masing-masing teramati setinggi ± 1.000 meter dan 700 meter di atas puncak Gunung Agung. Erupsi susulan Gunung Agung ini terekam di seismograf masing-masing dengan amplitudo maksimum 18 mm dan 20 mm, durasi ± 2 menit 11 detik dan ± 2 menit 38 detik.
Pukul 21.04 Wita, Gunung Agung kembali erupsi. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi kurang lebih 7 menit 21 detik. Erupsi terjadi secara strombolian dengan suara dentuman.
Di hari kedua, Selasa, 3 Juli 2018, Gunung Agung meletus hingga dua kali. Erupsi pertama terjadi pukul 09.28 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 meter di atas puncak Gunung Agung. Erupsi kedua, pada pukul 09.46 Wita. Gunung Agung meletus lagi dengan ketinggian kolom abu teramati ± 500 meter di atas puncak gunung. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 18 mm dan durasi ± 1 menit 7 detik.
Erupsi keempat terjadi hari ini, Rabu (4/7/2018), sekitar pukul 03.25 Wita. Letusan lava pijar setinggi 2.000 meter berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat.
2. Penyebab Gunung Agung Erupsi
gunung agung ©2018 liputan6.com
Meski mengalami tiga kali erupsi, menurut Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kamil Syahbana, tidak ada indikasi akan terjadi peningkatan energi seismik yang besar.
Penyebab erupsi strombolian Gunung Agung kemungkinan terjadi karena pengerasan lava di permukaan. Kondisi tersebut hal lazim karena lava di permukaan cenderung mengalami penurunan temperatur. Hal ini menyebabkan laju efusi (aliran) lava ke permukaan melambat.
Saat aliran fluida magma (gas dan liquid) yang akan naik ke kawah terhambat lava yang mengeras, pada titik tertentu lapisan itu tak mampu lagi menahan desakan magma dari bawah.
3. Radius Aman dari Paparan Gunung Agung
gunung agung ©2018 liputan6.com
Status Level III atau Siaga yang diberikan pada Gunung Agung membuat pihak PVMBG merekomendasikan warga yang tinggal di sekitar lereng tidak beraktivitas di zona bahaya. Terutama bagi mereka yang bermukim di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. Untuk mewaspadai ancaman aliran lahar hujan yang dapat terjadi.
Begitu juga dengan para pendaki dan wisatawan. Tidak boleh ada kegiatan apa pun dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.
4. Guyuran Abu Sampai ke Jember
gunung agung ©2018 liputan6.com
Dampak Gunung Agung erupsi, guyuran abu vulkanik juga dirasakan oleh warga di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Oleh pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, ribuan masker dibagikan masyarakat.
Imbauan untuk menggunakan masker saat bepergian ke luar rumah gencar dilakukan pemerintah daerah, agar warga tidak mengalami gangguan pernapasan.
"Kami imbau masyarakat menggunakan masker saat berada di luar rumah dan luar ruangan, karena abu vulkanik tersebut dapat membahayakan kesehatan," tutur Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Heru Widagdo di Jember, Selasa (3/7/2018), dilansir Antara.
Saksikan video pilihan selengkapnya di bawah ini:
Indonesia memang memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini. Oleh karena itu peristiwa semacam ini memang sudah sangat wajar terjadi. Semoga masyarakat Bali pada khususnya selalu sabar dan tetap waspada.
Sumber: Liputan6.com (mdk/mg2)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dikenal sebagai negara kepulauan yang berada di Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif.
Baca SelengkapnyaPada kurun waktu 15 hari, Gunung Raung sudah mengalami gempa tektonik sebanyak 71 kali.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan ilmuwan mengenai fenomena gunung meletus di akhir tahun.
Baca SelengkapnyaDentuman Terdengar saat Erupsi Gunung Marapi, Ini Penjelasan Badan Geologi
Baca SelengkapnyaGunung Semeru Kembali Erupsi, Lontarkan Abu Vulkanik Setinggi 800 Meter
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang Menguat, PVMBG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Warga Pulau Tagulandang Sulut
Baca SelengkapnyaLetusan eksplosif memunculkan fenomena alam kilatan petir vulkanik
Baca SelengkapnyaKegempaan tanggal 7 Mei 2024 sampai pukul 06.00 WITA terekam sebanyak tujuh kali gempa tektonik jauh.
Baca SelengkapnyaBeberapa penyebab gunung meletus bisa diduga sebelumnya, namun ada juga yang tak terduga.
Baca SelengkapnyaDengan kenaikan status tiga gunung api aktif itu, Tyas mengatakan ada beberapa potensi bahaya yang harus dijauhi oleh masyarakat.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.000 meter atau 1 Km di atas puncak.
Baca SelengkapnyaDemi alasan keamanan dan keselamatan warga otoritas terkait terpaksa memadamkan jaringan listrik di Tagulandang.
Baca Selengkapnya