Gunung Agung Kembali Erupsi, Sinar Api Muncul di Puncak Kawah
Merdeka.com - Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, kembali mengalami erupsi pada Minggu (30/12) sekitar pukul 04.09 Wita yang berlangsung selama 3 menit 8 detik dengan amplitudo 22 mm.
Erupsi tersebut terjadi akibat adanya 'overpressure' atau tekanan berlebih akibat akumulasi gas-gas vulkanik. Pada saat erupsi, teramati sinar api di area puncak kawah namun ketinggian kolom abu tidak teramati karena tertutup kabut.
Berdasarkan informasi satelit, abu vulkanik bergerak ke arah tenggara dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 5500 meter di atas permukaan laut. Hujan abu tipis dilaporkan terjadi di wilayah Kabupaten Karangasem di sektor tenggara Gunung Agung, seperti di Kota Amlapura dan beberapa desa seperti di Desa Seraya Barat, Desa Seraya Tengah, dan Desa Tenggalinggah.
-
Dimana lokasi Gunung Agung? Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
-
Kapan erupsi Gunung Semeru terjadi? 'Terjadi erupsi Gunung Semeru pada Rabu, 19 Juni 2024 pada pukul 05.55 WIB,' kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Lumajang, dilansir Antara, Rabu (19/6).
-
Kapan letusan gunung berapi terjadi? Berdasarkan kisah nyata letusan gunung berapi Cumbre Vieja di Pulau La Palma pada tahun 2021, film ini menampilkan ketegangan, hubungan keluarga, serta dilema hidup dan mati.
-
Kapan gempa di Bali terjadi? Gempa terjadi pukul 08.51 WITA dan getarannya terasa hingga beberapa detik.
-
Kapan erupsi Semeru terjadi? 'Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl,' kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Kapan gempa Bali terjadi? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar. Getaran gempa sempat membuat penghuni hotel berhamburan meninggalkan gedung.'Kerusakan ringan, tembok retak dan genteng jatuh,' kata Kepala BPBD Made Rentin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9).
Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana menjelaskan, sebelum terjadinya erupsi ini, tidak teramati peningkatan intensitas kegempaan yang signifikan namun beberapa gempa vulkanik terekam di antaranya gempa di lereng utara Gunung Agung pada 28 Desember 2018 dengan magnitude M2.7 pukul 02.49 Wita dan M2.4 pukul 15.31 Wita.
"Gempa-gempa ini mengindikasikan adanya pergerakan magma ke permukaan. Pada periode 27-29 Desember 2018 (sebelum erupsi) satelit Modis juga tidak menunjukkan adanya anomali termal di permukaan kawah Gunung Agung yang mengindikasikan tidak adanya material lava segar di permukaan kawah," ucapnya, Minggu (30/12) saat dikonfirmasi.
Menurut Devy, sebelum erupsi hari ini, Gunung Agung mengalami erupsi pada tanggal 27 Juli 2018 dan pada tanggal 29 Juli 2018 pukul 06:47 WITA terjadi Gempa Lombok dengan magnitudo M6.4 disertai beberapa aftershock.
Rentetan gempabumi tektonik di sekitar pulau Lombok, teramati mempengaruhi aktivitas Gunung Agung di mana goncangan-goncangannya berperan dalam pelepasan gas-gas vulkanik yang dimanifestasikan di permukaan dalam bentuk eembusan. Pada kondisi ini, akumulasi gas di kedalaman menjadi terganggu sehingga potensi erupsi justru berkurang.
"Selama periode aftershocks Gempa Lombok, Gunung Agung pun tidak mengalami erupsi. Namun seiring dengan berkurangnya gempa tektonik, akumulasi gas-gas vulkanik di Gunung Agung menjadi memungkinkan. Dalam 1 bulan terakhir, gempa-gempa yang terekam di Gunung Agung didominasi oleh gempa embusan, gempa tektonik, dan beberapa kejadian gempa vulkanik dangkal dan vulkanik dalam," jelas Devy.
Berdasarkan analisis data secara menyeluruh, potensi untuk terjadinya erupsi yang lebih besar masih relatif kecil. Erupsi yang mungkin terjadi saat ini dapat berupa lontaran material batu atau lava pijar, hujan abu maupun hembusan gas-gas vulkanik.
Hingga tanggal 30 Desember 2018 pukul 12:00 WITA dapat disimpulkan bahwa status aktivitas Gunung Agung masih berada pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi zona perkiraan bahaya berada di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak.
"Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru," ucap Devy.
Masyarakat juga yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
"Area landasan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun tetap menjaga kesiapsiagaan dengan mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Agung," ujar Devy.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga diminta waspada terhadap bencana susulan akibat letusan Semeru.
Baca Selengkapnya"Tinggi kolom letusan teramati lebih kurang 2.000 meter di atas puncak," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Ibu, Axl Roeroe.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur, kembali erupsi pada Kamis dini hari
Baca SelengkapnyaGunung Ruang Kembali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi Tiga Kilometer
Baca SelengkapnyaGunung Marapi meletus pukul 06.03 WIB namun tinggi kolom abu tidak teramati.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi kembali mengeluarkan rentetan awan panas guguran pada Senin (4/2) sore.
Baca SelengkapnyaLetusan terjadi pukul 01:39 WIT, pukul 06.35 WIT dan pukul 06.46 WIT. Kolom abu yang teramati kurang lebih 300 m di atas puncak gunung.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, kembal erupsi, Senin (12/2).
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Baca SelengkapnyaGunung Ibu yang berlokasi di barat laut Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara, meletus.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.000 meter atau 1 Km di atas puncak.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur kembali erupsi pada Kamis (6/6) pagi.
Baca Selengkapnya