Gunung Agung Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu Tertutup Kabut
Merdeka.com - Gunung Agung di Kabupaten Karangsem, Bali, kembali erupsi, Senin (21/1) sekitar pukul 16.45 WITA. Namun dalam erupsi tersebut tinggi kolom abu tidak teramati.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi kurang lebih satu menit 52 detik.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana menjelaskan, kolom abu tidak teramati karena kabut. Menurut Devy, Gunung Agung saat ini berada pada Status Level III (Siaga).
-
Dimana lokasi Gunung Agung? Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
-
Mengapa Gunung Semeru masih berstatus siaga? Berdasarkan kondisi ini, PVMBG masih menempatkan status Gunung Semeru pada Level III atau Siaga.
-
Kenapa Gunung Marapi dinyatakan berstatus Siaga? Saat ini Gunung Marapi berada pada status level III (Siaga) dengan rekomendasi, pertama masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki atau pengunjung atau wisatawan tidak boleh memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
-
Bagaimana suasana Gunung Sumbul saat berkabut? Yang menarik, lokasi tersebut tak semata-mata sebuah jalan yang membelah hutan seperti pada umumnya. Namun, jalanan di daerah Gunung Sumbul itu juga memiliki keindahan lain saat awan kabut mulai turun. Tampak dalam video, asap putih kabut menyelimuti seluruh area di lokasi, hingga membuat siapapun yang melintas menjadi tenang.
-
Bagaimana suasana saat kabut turun di Bukit Kanaga? Keindahan Bukit Kanaga akan semakin sempurna saat turunnya kabut tipis di pagi dan sore hari. Pemandangan sekitar akan tersamarkan menjadi putih, dan hanya menyisakan batang-batang besar pohon pinus.
-
Kenapa Gunung Kelimutu berstatus waspada? Potensi ancaman bahawa Gunung Kelimutu saat ini adalah erupsi freatik dan magmatik yang menghasilkan lontaran material dalam radius 250 meter.
Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas di radius 4 kilometer dari Kawah Puncak Gunu Agung. Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.
"Gunung Agung aktivitasnya masih belum stabil dan rawan untuk terjadi erupsi. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang. Namun agar mengikuti rekomendasi untuk tidak beraktivitas di zona bahaya yaitu radius 4 kilometer dari kawah," kata Devy, saat dikonfirmasi.
Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan.
"Jika material erupsi masih terpapar di area puncak, area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung," ujar Devy.
Penjelasan PVMBG Gunung Agung Dua Kali Erupsi
Gunung Agung di Kabupaten Karangsem, kembali erupsi sebanyak dua kali dalam waktu yang berdekatan pada Pukul 16.45 dan Pukul 17.00 Wita, Senin (21/1) sore.
Dari sumber data Pusat Vulkanoligi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tercatat saat terjadi erupsi pada pukul 16.45 Wita, terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi +11 menit 52 detik. Kemudian, pada pukul 17.00 terekam 23 mm dan durasi + 1 menit 17 detik.
Devy Kamil Syahbana selaku Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantuan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG menjelaskan, terjadinya erupsi karena overpressure atau kelebihan tekanan di dalam perut gunung.
"Semua erupsi terjadi karena overpressure atau kelebihan tekanan di dalam perut gunung. Tekanan ini bisa bersumber dari material magma yang naik secara masif maupun berupa gas-gas magmatik yang naik sedikit-sedikit untuk kemudian terakumulasi di kedalaman tertentu," ucapnya saat dikonfirmasi.
Menurut Devy, pada kondisi di mana lapisan penutup atau atas tidak mampu menahan tekanan ini, maka erupsi terjadi. "Hujan, adalah salah satu faktor eksternal yang bisa mempengaruhi aktivitas Gunung Api. Faktor eksternal lain yg bisa mempengaruhi aktivitas Gunung Api bisa juga gempa tektonik, efek tidal, dan lain-lain," ujarnya.
"Di Merapi, hujan pernah dilaporkan menyebabkan destabilisasi kubah lava. Air hujan, jika masuk ke dalam sistem vulkanik dan berinteraksi dengan uap magma yg panas, bisa juga memicu terjadinya hembusan bahkan letusan," tambah Denvy.
Devy juga menyampaikan, namun demikian, perlu diingat bahwa bukan hujan yang menyebabkan erupsinya, tapi memang karena ada kelebihan tekanan di dalam tubuh gunungnya. Sehingga erupsi terjadi.
"Adapun hujan hanya menjadi faktor trigger dari luar, hanya jika gunung apinya sedang kelebihan tekanan. Tidak semua gunung api langsung reaktif meletus karena hujan. Sekarang kan musim hujan, kalau memang hanya hujan yang menyebabkan erupsi, kenapa hanya Gunung Agung yang erupsi. Sementara gunung api lainnya tidak," tandas Devy.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur.
Baca SelengkapnyaGunung Api Dempo Pagaralam Erupsi Lagi, Semburkan Abu Sejauh 300 M
Baca SelengkapnyaGunung Marapi saat ini berada pada level III atau siaga.
Baca SelengkapnyaGunung Ibu kembali mengalami erupsi pada Kamis (4/7) malam dengan tinggi kolom abu sekitar 3.000 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak PVMBG memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas sejauh 13 km dari puncak.
Baca SelengkapnyaGunung Dempo di Pagaralam, Sumatera Selatan, kembali erupsi. Meski dalam dua bulan terakhir sudah dua kali erupsi, status gunung itu tetap pada level waspada.
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Baca SelengkapnyaGunung Raung erupsi, kolom abu setinggi 2.000 meter, warga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 3 km.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di perbatasan Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali erupsi, Kamis (25/1) pagi. Gunung itu melontarkan debu vullkanik setinggi 900 meter.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru mengalami dua kali erupsi dalam sehari.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III.
Baca Selengkapnya