Gunung Merapi Sedang 'Membengkak', BNPB Koordinasi dengan Bupati Sleman
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bersama Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melakukan koordinasi dengan Bupati Sleman Sri Purnomo. Koordinasi ini dalam upaya menyikapi perkembangan aktivitas Gunung Merapi dalam beberapa hari terakhir.
"Dari hari Sabtu 4 Juli, ada gempa vulkanik dangkal dua hari berturut-turut," kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan di Sleman, Kamis (9/7).
Menurutnya, pihaknya mendapat informasi dari BPPTKG Yogyakarta terkait aktivitas Gunung Merapi yang berbeda dari sebelumnya.
-
Kenapa mitigasi bencana penting? Pentingnya mitigasi terletak pada upaya membangun ketahanan masyarakat dan infrastruktur terhadap ancaman bencana. Melalui konsep ini, mitigasi berfungsi sebagai investasi jangka panjang untuk melindungi investasi dan sumber daya manusia.
-
Kenapa mitigasi bencana gunung meletus penting? Letusan gunung berapi dapat terjadi secara tiba-tiba dan membawa dampak yang sangat merusak bagi masyarakat serta lingkungan sekitarnya. Selain dapat menyebabkan korban jiwa, letusan gunung juga dapat mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur, mengganggu aktivitas ekonomi, dan mengancam keamanan penerbangan.
-
Apa tujuan utama mitigasi bencana? Tujuan mitigasi bencana adalah untuk mengurangi dampak buruk dari bencana alam atau bencana yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi risiko, kerugian, dan penderitaan yang mungkin timbul akibat bencana.
-
Bagaimana cara BPBD Banyumas bersiap menghadapi bencana? Sesuai perintah Pak Pj (Penjabat) Bupati, kami mempersiapkan rencana mitigasi dan rencana kontinjensi. Kami juga telah menggelar rapat koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka antisipasi bencana hidrometeorologi.
-
Siapa yang terlibat mitigasi bencana? Mitigasi bencana melibatkan berbagai tindakan dan strategi untuk mengurangi risiko serta dampak bencana.
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
"Dari data-data BPPTKG, kami mengirimkan surat kepada BPBD DIY dan Jawa Tengah. Maksud dari surat itu untuk kesiapsiagaan. Kita mendatangi empat kabupaten, Boyolali, Klaten, Sleman, dan Magelang untuk melihat kesiapsiagaan, memastikan jalur-jalur evakuasi harus siap," ujarnya.
Menurut dia, BNPB sangat konsen terkait dengan penanganan bencana dan keselamatan masyarakat menjadi prioritas.
"Kami berusaha agar semua masyarakat selamat," jelasnya seperti dilansir dari Antara.
Ia mengatakan, jikapun Gunung Merapi tidak meletus dalam hari-hari ini, kesadaran kesiapsiagaan sudah dilakukan sehingga suatu saat terjadi sudah siap.
"Hari Sabtu kemarin dari BPPTKG menyampaikan ada gempa vulkanik dangkal dua hari berturut-turut. Nah ini menjadi salah satu indikasi. Kami sebelumnya sudah tahu ada erupsi-erupsi yang sudah terjadi, bahkan ketinggian mencapai di atas tiga kilometer. Semua adalah aktivitas vulkanik," katanya.
Lilik mengatakan, pihaknya juga telah mengunjungi pos pengamatan Gunung Merapi di Jrakah, dan menjelaskan adanya morfologi Merapi yang mulai tumbuh.
"Ini mengisyaratkan ada kemungkinan aktivitas-aktivitas dari dalam Merapi yang mulai terpantau," katanya.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan aktivitas Merapi terus terjadi, ada pemendekan dari pengukuran IDM, tapi belum terlalu signifikan, pemendekan sebesar 0,5 sentimeter per hari arah Babadan.
"Perkembangan ke depan, kami masih terus melihat. Ada dua kemungkinan, dalam artian bisa meletus atau erupsi seperti kemarin 21 Juni. Kan sejak 2018, terjadi erupsi dengan eksplosive skala 1 dibandingkan, erupsi 2010 dengan skala 4 dan tahun 2006, skala 2," katanya.
Menurut dia, eksplosive skala satu, merupakan skala terendah.
"Kami sebut eksplosive karena dominannya gas, masih belum berbeda jauh dari yang kemarin. Bisa tumbuh kubah lava, seperti kemarin Agustus 2018, nanti kita lihat terus perkembangan," katanya.
Hanik mengatakan memang ada pemendekan jarak tubuh Gunung Merapi, ada penggembungan 0,5 sentimeter per hari sejak 22 Juni setelah erupsi sampai sekarang.
"Magma semakin ke atas, ada aktivitas dari dalam bumi. Sebelum erupsi kemarin, tidak ada penggembungan, kemarin masih dominan gas. Kemungkinan ini sudah ada magma di permukaan," katanya.
Ia membandingkan erupsi Merapi 2010 dengan penggembungan 120 sentimeter per bulan dengan rata-rata 3-4 sentimeter per hari.
"Potensi bahaya ada di radius 3 kilometer karena sewaktu-waktu bisa meletus," katanya.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan Koordinasi dengan BPPTKG dan BNPB untuk mengikuti petunjuk dan arah penanganan terkait peningkatan aktivitas Merapi agar berjalan dengan baik.
"Selama ini, ada aktivitas-aktivitas Merapi, yang selama ini keluar asap dan letusan-letusan kecil. Jika nanti ada letusan besar maka masyarakat dalam radius bahaya harus diungsikan," katanya.
Menurut dia, Pemkab Sleman sudah membuat kontijensi apabila ada aktivitas Gunung Merapi.
"Namun kontijensi tersebut disusun sebelum pandemi COVID-19, jadi harus ada perubahan paradigma, dibuat baru harus jaga jarak jika nanti ada pengungsian," katanya.
Sri Purnomo mengatakan, Pemkab Sleman saat ini memiliki banyak barak pengungsian sehingga diharapkan ini bisa memudahkan dalam penanganan pengungsi sesuai protokol kesehatan Covid-19.
"Sleman punya banyak barak pengungsian di banyak tempat, nanti bisa dibagi-bagi," katanya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TNI juga telah membentuk dapur umum terkait erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Baca SelengkapnyaPemerintah daerah diminta menyiapkan langkah menghadapi musim penghujan atau potensi bencana hidrometeorologi berpotensi di akhir tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKorban jiwa yang meninggal dunia akibat bencana tersebut tercatat menjadi 50 orang, 27 orang hilang, 37 orang luka-luka.
Baca SelengkapnyaBPBD selalu siaga dan melakukan langkah antisipatif agar bencana hidrometeorologi tidak terjadi
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaSuharyanto menerangkan, kesiapsiagaan tersebut dilatarbelakangi prediksi oleh para ilmuan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Baca SelengkapnyaSesar Opak membujur dari selatan ke utara melewati sejumlah daerah di DIY. Kawasan yang berada di dekat sesar ini masuk zona merah gempa bumi
Baca SelengkapnyaMuhadjir meminta Pemko, Pemkab, Pemrov, TNI, Polri serta masyarakat jangan asal mengartikan bencana tersebut sembarangan
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat bahwa di Indonesia terdapat banyak potensi gempa akibat pergerakan lempeng di zona megathrust.
Baca SelengkapnyaPimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan adanya potensi bahaya bencana banjir lahar dingin Gunung Ibu di Halmahera Barat.
Baca SelengkapnyaSelain dengan BNPB, rapat lewat video confrence juga diikuti beberapa jajaran Kabinet Merah Putih.
Baca SelengkapnyaKebakaran hebat melanda lereng Gunung Sumbing sejak Jumat (1/9) siang.
Baca Selengkapnya