Gunung sampah terbakar dan cemari lingkungan, warga minta TPA Peh ditutup
Merdeka.com - Tumpakan sampah yang menggunung setinggi lebih dari 15 meter di TPA Peh, Desa Kaliakah, Negara, Jembarana, Bali, terbakar subuh tadi sekitar pukul 04.00 WITA. Kebakaran sampah tersebut mengepulkan asap yang cukup tebal dan menerjang rumah-rumah warga setempat.
Kondisi tersebut mendapat protes warga sekitar dan beramai-ramai ke TPA meminta agar TPA Peh ditutup. Warga mengaku geram dengan kepulan asap sangat mengganggu pernapasan, terlebih di wilayah tersebut banyak anak kecil.
Kebakaran sampah menurut warga sudah terjadi tiga kali selama TPA Peh berdiri. Karena itu warga meminta Pemkab Jembrana menutup TPA Peh karena sangat merugikan warga sekitar.
-
Kapan kebakaran terjadi? Namun, pada Rabu (30/10/2024), kejadian tragis dialami Supriadi. Pada hari itu, Supardi terjebak dalam kobaran api yang ia nyalakan sendiri.
-
Bagaimana kebakaran dipadamkan? Sesampainya di lokasi, petugas pun langsung melakukan upaya pemadaman api terhadap bangunan tersebut. Untuk dapat memadamkan api itu membutuhkan waktu selama sekitar tiga jam.'Total pengerahan 20 unit ditambah penunjang. Jumlah personel 95 orang,' ujarnya.
-
Dimana lokasi Api Tak Kunjung Padam? Spot Wisata Api Tak KunjungPadam yang berada di Desa Brata Tinggi, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan ini membuat takjub banyak orang.
-
Apa itu Api Tak Kunjung Padam di Pamekasan? Salah satu wisata alam di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, yang mencuri perhatian ialah kawasan Api Tak Kunjung Padam (Apoi Dhangka). Sejak ratusan tahun lalu, setiap kali tanah di kawasan ini digali, selalu muncul api.
"Intinya kami meminta TPA ini ditutup. Sudah sangat merugikan masyarakat, Pemkab juga harus memperhatikan masyarakat," ucap, Ketut Witama, warga setempat, Selasa (24/7).
Bukan itu saja, sejak lama warga sangat keberatan dengan keberadaan TPA itu karena berdampak buruk baik polusi udara (bau) maupun polusi air bawah tanah (sumur) mereka. Bukan itu saja, air yang menggenang di sekitar areal TPA menimbulkan jentik-jentik nyamuk dan warna airnya sangat pekat.
Air itu juga mengalir ke sekitar saluran air dan irigasi yang digunakan subak sekitar. Salah satu Krama Subak Tegalasih, Nengah Wisana mengungkapkan air subak terdampak karena bercampur air rembesan sampah di TPA. Sebagian besar warga di Peh sudah cukup bersabar dengan kondisi tersebut. Namun dengan kejadian kebakaran yang ketiga kalinya ini mereka mengaku sudah tidak kuat.
Mereka mendesak agar pemerintah bertindak sebelum warga anarkis karena dampak TPA ini. Aksi protes tersebut sempat ditenangkan petugas dari desa dan Dinas Lingkungan Hidup. Warga selanjutnya memilih membubarkan diri setelah mendapat pembagian masker dari BPBD yang sebelumnya diterima oleh Perbekel setempat.
TPA Peh diketahui terbakar pada Selasa dinihari. Diperkirakan api berasal dari gas metan yang timbul akibat tumpukan sampah. Sejumlah mobil pemadam kebakaran hilir mudik berusaha memadamkan api. Namun hingga siang tadi asap masih mengepul tinggi dan api masih terlihat membakar sampah.
Perbekel Kaliakah Made Bagiarta dikonfirmasi di lokasi kejadian mengaku pihaknya sudah sering menerima keluhan dari warganya terkait keberadaan TPA tersebut. Keluhan warga tersebut juga telah dilaporkan ke Pemkab Jembrana berulang-ulang namun hingga saat ini belum ada solusi untuk mengatasi hal tersebut.
"Saya sudah sering laporkan keluhan warga terkait keberadaan TPA ini. Bahkan Bapak Wakil Bupati sudah dua kali turun ngecek, tapj belum ada solusi yang baik untuk mengatasi masalah ini," ujarnya.
Menurutnya kebakaran sampah di TPA Peh tersebut sudah yang ketiga kalinya dan sulit untuk memadamkan api hanya dengan penyemprotan air lantaran apinya ada di bagian bawah tumpukan sampah. Diperkirakan api baru bisa padam total sekitar tiga sampai satu minggu kedepan.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dinas Lingkungan Hidup bersama Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta berhasil mengendalikan penyebaran api di TPST Bantargebang.
Baca SelengkapnyaApi berkobar sejak 1 September 2023 lalu hingga kini upaya pemadaman masih dilakukan.
Baca SelengkapnyaArea lahan TPA Pemalang yang terbakar mencapai lima hektare
Baca SelengkapnyaTPA Suwung Bali Kembali Terbakar, Petugas Berjibaku Padamkan Api
Baca SelengkapnyaPetugas juga kesulitan melakukan pemadaman karena tingginya tumpukan sampah yang terbakar, sehingga bagian bawah sulit dipadamkan.
Baca SelengkapnyaKebakaran TPA Regional Sarbagita Suwung di Denpasar, Bali yang terjadi pada Kamis (12/10/2023) tersebut hingga saat ini belum padam.
Baca SelengkapnyaProses pemadaman hingga kini terus masih dilakukan
Baca SelengkapnyaKebakaran TPA Sarimukti dilaporkan terjadi sejak Sabtu (19/8). Luas areal TPA Sarimukti ini 28.5 hektare sedangkan area yang hangus terbakar 15 hektare.
Baca SelengkapnyaUsaha pemadaman dilakukan dengan mengerahkan tim damkar dari daerah-daerah lain
Baca SelengkapnyaPemadaman dari udara dilakukan helikopter As 350B3 dari BNPB.
Baca SelengkapnyaBNPB mengerahkan helikopter water booming sebagai upaya pemadaman yang terus dilakukan hingga hari kesembilan musibah kebakaran di TPA Sarimukti.
Baca SelengkapnyaKebakaran Gunung Sampah TPA Sarimukti sudah berlangsung sejak Sabtu (19/8) malam.
Baca Selengkapnya