Gunung Semeru Terbakar, Pendaki Diminta Hanya Sampai Ranu Kumbolo
Merdeka.com - Para pendaki Gunung Semeru untuk sementara waktu tidak bisa mencapai ke Puncak Mahameru. Pendakian hanya diperbolehkan sampai Ranu Kumbolo sebagai batas pendakian.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), John Kenedie telah menerbitkan surat pengumuman berisi larangan tersebut. Surat berlaku sejak 19 September 2019 hingga batas yang belum ditentukan hingga dikeluarkan surat pemberitahuan berikutnya.
Surat menjelaskan telah terjadi kebakaran di jalur pendakian Gunung Semeru, tepatnya di kawasan Sumber Mani-Arcopodo-Kelik pada 17 September 2019. Guna keamanan pendakian, sejak 19 September 2019, pihak yang berkepentingan hanya dibatasi hingga Ranu Kumbolo.
-
Kapan Gunung Bromo ditutup? 'Kawasan taman nasional ditutup pada 21 Juni pukul 00.00 WIB, hingga 24 Juni 2024 pukul 24.00 WIB,' kata Septi dilansir dari Antara, Senin (17/6).
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari.
-
Kapan gunung meletus? Dengan adanya faktor-faktor tersebut, terjadilah letusan gunung meletus yang dapat berdampak pada kerusakan lingkungan dan ancaman terhadap kehidupan manusia.
-
Kapan Gunung Batutara terakhir meletus? Bukti jika pulau tersebut adalah gunung api mulai terkuak ketika terjadinya letusan pada tahun 2007 silam.
-
Mengapa Gunung Semeru masih berstatus siaga? Berdasarkan kondisi ini, PVMBG masih menempatkan status Gunung Semeru pada Level III atau Siaga.
-
Apa yang dilakukan selama penutupan Bromo? 'Kawasan hanya terbuka bagi masyarakat yang akan mengikuti ritual Yadnya Kasada, beridentitas sesuai dengan ketentuan yang tertulis pada surat edaran PHDI Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo,' katanya. Sementara pada 23-24 Juni, lanjutnya, kawasan hanya dibuka untuk masyarakat dan petugas yang berkepentingan dalam melakukan pembersihan kawasan.
"Bahwa jalur pendakian tetap dibuka dengan rekomendasi tidak melakukan pendakian hingga Kalimati dan Puncak Mahameru. Batas aman pendakian dibatasi hingga Ranu Kumbolo," demikian dua poin dalam surat yang diterima Merdeka.com, Jumat (20/9).
Sementara Ahmad Arifin, Humas TNBTS mengatakan kebakaran sempat padam, tetapi kembali muncul titik api di jalur pendakian sekitar Kalimati, Kamis (19/9) siang kemarin. Semua pendaki pun sudah disisir dan diminta turun.
"Sehingga petugas kembali untuk memantau dan menyisir. Tetapi pendaki di Kalimati sudah disterilkan, sudah tidak ada lagi pendaki di atas," terangnya.
Kebakaran sendiri terdeteksi awal pada 16 September 2019 siang, walaupun jumlah titik api relatif kecil. Karena kondisi alam di bertebing dan terjal, api susah dipadamkan sehingga terus bergerak meluas.
"Perkiraan awal sekitar 6 hektare. Kita masih hitung ulang dan menyelidiki penyebab kebakaran," ungkapnya.
Sisa api atau bara masih ditemukan di lokasi, apalagi dalam cuaca yang panas terik dan angin. Karena itu petugas masih terus memantau dan siaga.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebakaran terjadi sejak Rabu 30 Agustus. Upaya pemadaman masih terus dilakukan.
Baca SelengkapnyaPara pecinta alam terutama pendaki menyambut dengan penuh antusiasme atas pembukaan kembali pendakian Gunung Semeru ini.
Baca SelengkapnyaWisata Gunung Bromo ditutup total akibat kebakaran yang dipicu flare prewedding.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur erupsi Jumat pagi.
Baca SelengkapnyaPVMBG mencatat jumlah letusan yang terjadi di gunung api tersebut sebanyak 33 kali terhitung sejak 1 Januari hingga 22 September 2023.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru Kembali Erupsi, Total 174 Kali sejak Awal 2024
Baca SelengkapnyaKebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sudah padam. Kebakaran itu berdampak pada 661 hektare lahan di sana.
Baca SelengkapnyaTerkait dengan tata cara penjadwalan ulang, akan diinformasikan lebih lanjut oleh Balai Besar TNBTS.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Baca SelengkapnyaTerjadi erupsi Gunung Semeru pada Jumat, 12 April 2024, pukul 03.31 WIB
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak PVMBG memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas sejauh 13 km dari puncak.
Baca Selengkapnya