Gunung Sewu Group, EMC dan OMNI Hospital Gelar Vaksinasi Gotong Royong
Merdeka.com - Pemerintah telah meluncurkan program Vaksin Gotong Royong dalam rangka menangani pandemi Covid-19. Salah satu perusahaan yang mengikuti program tersebut adalah Gunung Sewu Group dengan dibantu oleh EMC dan Omni Hospital Group.
Managing Director Gunung Sewu Group, Ted Margono menyampaikan, kegiatan ini telah terselenggara sejak Selasa, 18 Mei 2021 dan akan terus dilaksanakan selama sepekan ke depan. Untuk hari ini sendiri ada 400 karyawan yang ditargetkan menerima vaksin.
"Acara dimulai selasa kemarin dan diharapkan selesai minggu depan, mungkin hari Jumat 28 Mei 2021," tutur Ted di Gedung Sequis Center, Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Jumat (21/5).
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa yang memimpin Satgas Penanganan Covid-19? Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Presiden Jokowi menugaskan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi komando dalam sektor penanganan kesehatan. Lalu dibentuklah Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Pandemi Covid-19.
-
Kapan Hari Pencegahan Genosida Internasional? Setiap 9 Desember, dunia memperingati hari yang begitu penting untuk kedamaian dunia, Hari Pencegahan Genosida Internasional.
-
Siapa yang memimpin Parc Vaccinogene? Pada masa Hindia Belanda, banyak warga setempat yang belum tersentuh tenaga medis. Tak sedikit yang mengalami daya tahan tubuh lemah, hingga mudah terserang penyakit. Dari sana lahirlah sebuah lembaga bernama Parc Vaccinogene yang dipimpin oleh Eilerts de Haan.
-
Siapa saja yang bekerja di usaha ini? Setelah usahanya berkembang, Delli dan Aulia mempekerjakan lima karyawan tetap, serta freelance untuk membantu.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
Menurut Ted, pihaknya menerima dosis vaksinasi Covid-19 sebanyak 3.000 unit. Adapun sejauh ini, terhitung sudah ada sekitar 1.500 karyawan yang menerima vaksin.
"Untuk vaksin batch pertama ini ditujukan untuk Gunung Sewu Group yang ada di wilayah Jabodetabek. Mulai dari Tangerang, Jakarta, dan kemudian minggu depan pabrik kami yang ada di Bogor," jelas dia.
Sasaran dari pemberian Vaksin Gotong Royong Gunung ini antara lain karyawan, keluarga karyawan, hingga pekerja outsourching dan lainnya yang bekerjasama dengan Gunung Sewu Group. Nantinya, pemberian vaksin Covid-19 kedua akan dilakukan selama 21 hari usai vaksin dosis pertama.
"Tim kami juga aktif mengingatkan kepada karyawan kami bahwa mereka harus tetap taat protokol, baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun melakukan pekerjaan. Memang kami masih dalam prosedur WFH, di mana belum semua karyawan datang ke kantor. Tetapi kami aktif mengingatkan protokol 3M. Kita juga giat mengingatkan bahwa walaupun sudah divaksin tetap menjaga diri dan ingat pada protokol demi membantu program pemerintah," Ted menandaskan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan jumlah penduduk yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 mencapai 70 juta, pada periode Agustus-September 2021.
Diharapkan pada saat bersamaan, kurva kasus aktif Covid-19 terus melandai dan sudah semakin banyak perusahaan yang melaksanakan vaksinasi para karyawannya.
Guna mencapai hal tersebut, pemerintah mendorong percepatan pelaksanaan Vaksin Gotong Royong. Berdasarkan data Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, sekitar 22.750 perusahaan telah mendaftar Vaksin Gotong Royong dengan peserta sebanyak 10 juta orang.
Secara resmi, Program Vaksinasi Gotong Royong dimulai pada 18 Mei 2021 dan dilakukan perdana bagi pekerja di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kab. Bekasi, Jawa Barat, serta ditinjau langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut baik pelaksanaan awal Vaksinasi Gotong Royong tersebut, apalagi melihat antusiasme dari perusahaan-perusahaan yang ingin karyawannya segera divaksin.
Hal ini akan mendorong pemulihan ekonomi nasional dengan lebih cepat lagi. "Ini memberikan sinyal positif bahwa vaksin gotong royong sudah dimulai dan memang sudah dilakukan pendaftaran dalam beberapa bulan terakhir. Ini juga untuk mengakselerasi tercapainya herd immunity, dan tentunya Gotong Royong ini menunjukkan korporasi burden sharing dengan pemerintah, di mana HM.4.6/112/SET.M.EKON.3/05/2021produktivitas karyawan ditanggung mereka," jelas dia, seperti dikutip Rabu (19/5/2021).
Tahap awal pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong meliputi Jabodetabek untuk sekitar 220 ribu orang dari berbagai sektor industri. Seperti manufaktur, petrokimia dan makanan-minuman, di mana sekitar 420 ribu dosis vaksin sudah terdistribusi.
Total vaksin Sinopharm yang sudah tiba untuk vaksin gotong royong sebanyak 500 ribu dosis. Total vaksin yang sudah komitmen sebanyak 7,5 juta dosis dan berpotensi menjadi total sebanyak 15 juta dosis.
PT Bio Farma (Persero) ditunjuk menjadi pelaksana pengadaan vaksin gotong royong berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) No. HK.01.07/MENKES/4627/2021 tentang Penunjukan PT Bio Farma (Persero) dalam Pelaksanaan Pengadaan Vaksin Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) untuk Pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong.
Harga Vaksin Gotong Royong ditetapkan Rp 321.660, dengan tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp 117.910 berdasarkan KMK No. HK.01.07/Menkes/4643/2021 tentang Penetapan Besaran Harga Pembelian Vaksin Produksi Sinopharm melalui penunjukan PT Bio Farma (Persero) dalam Pelaksanaan Pengadaan Vaksin Covid-19 dan Tarif Maksimal Pelayanan untuk Pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong.
Sehingga, total biaya maksimal untuk dua kali vaksinasi (harga pembelian dan pelayanan vaksinasi) yaitu Rp 879.140 per orang.
Mekanisme pendaftaran Vaksinasi Gotong Royong ada di bawah kontrol Kementerian Kesehatan serta dilaksanakan oleh Kadin dan Bio Farma.
Bagi perusahaan yang sudah mendaftar maka akan terakselerasi jadwal vaksinasinya, sedangkan yang tidak mendaftar harus ikut penjadwalan dari program Pemerintah.
Pemerintah juga sudah bekerja sama dengan beberapa fasilitas kesehatan di berbagai daerah, baik yang bekerja sama dengan korporasi maupun RS swasta.
Adapun beberapa vaksin yang Pemerintah sudah berkomitmen untuk dilakukan pengadaan antara lain Sinovac (sampai November 2021) berjumlah lebih kurang 147 juta, Novavax (semester kedua) sekitar 50 juta, lalu Covax Gavi (sistem multilateral, sampai Desember 2021) sebanyak 54 juta, AstraZeneca (sampai Desember 2021) ditargetkan 20 juta.
"Pfizer juga rencananya diadakan di semester kedua sejumlah 50 juta. Juga ada tambahan vaksin bilateral dari Covax Gavi sebanyak 60 juta, dan Vaksin Gotong Royong (Sinopharm) direncanakan 15 juta," ujar Menko Airlangga.
Dia menuturkan jika pada Juli-Agustus 2021 mendatang, total akumulatif vaksin yang diadakan adalah 140 juta.
"Tentu kita melihat situasi dan kondisi dari masing-masing manufaktur, karena ada beberapa negara dengan demand tinggi yang terkadang mengubah jadwalnya. Dengan 140 juta vaksin yang diadakan di Juli dan di Agustus diharapkan sudah sekitar 190 juta, maka target vaksinasi dari Presiden sebanyak 70 juta itu akan bisa dicapai," ucapnya.
Sementara, untuk pelaksanaan vaksinasi di luar lansia (yaitu penduduk berusia 18-59 tahun) akan disesuaikan tahapan, jumlah, beserta daerahnya.
"Salah satu tugas sudah dimulai terkait sektor Gotong Royong untuk mereka yang berusia produktif. Dengan jumlah vaksin yang bertambah dan jumlah (vaksinasi) lansia bisa diselesaikan sesuai targetnya, maka sudah akan bisa dimulai untuk program Pemerintah bagi mereka yang masuk dalam rentang usia ini," tutur dia.
Reporter: Nanda Perdana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain kanker serviks, di Indonesia diperkirakan ada sekitar 20 juta orang menderita hepatitis dengan prevalensi tertinggi pada kasus Hepatitis B.
Baca SelengkapnyaPenerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku kagum dengan banyaknya orang yang ikut dalam jalan sehat ini.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaTotal jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.
Baca SelengkapnyaPj Bupati Jombang, Sugiat melepas acara dan memberikan sambutannya di Alun-Alun Kabupaten Jombang.
Baca Selengkapnya