Gunung Sinabung Erupsi 2 Kali, Melontarkan Abu Vulkanis Setinggi 500 Meter
Merdeka.com - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), masih terus menunjukkan aktivitas vulkanisnya. Gunung api tertinggi di Sumut tersebut mengalami erupsi sebanyak dua kali, Jumat (2/4) pada pukul 00.25 dan 00.39 WIB.
"Tinggi kolom erupsi keduanya 500 meter, arah angin ke timur tenggara," kata Armen kepada wartawan, Jumat (2/4).
Puncak dari Gunung Sinabung hingga pukul 10.00 WIB masih tertutup kabut. Kata Armen, dalam kurun waktu seminggu ini gunung yang berstatus siaga atau di level tiga ini kerap mengalami erupsi.
-
Bagaimana memprediksi erupsi gunung berapi? Cara lain untuk melihat kapan gunung berapi akan erupsi adalah dengan mengukur gas yang keluar. Ketika magma bergerak ke permukaan, gas keluar dengan cepat dan mendahului magma. Gas ini bisa diukur dari angkasa atau dari daratan.
-
Dimana Gunung Sinabung berada? Gunung Sinabung merupakan gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
-
Mengapa superbenua vulkanik berbahaya bagi makhluk hidup? Para peneliti mengungkapkan, jika hal ini terjadi lagi maka Pangea Ultima akan menjadi super benua yang dipenuhi dengan gunung berapi dan melepaskan banyak karbon dioksida. Maka dengan adanya peristiwa itu menjadikan kondisi Pangea Ultima tidak ramah lagi bagi mamalia.
-
Dimana letusan gunung berapi terjadi? Pertanyaan tersebut menjadi fokus perhatian para peneliti yang mengunjungi dataran tinggi luas dan berbatu di India Barat yang terbentuk oleh lava cair, di mana mereka melakukan pengeboran batu dan mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
-
Mengapa Semeru erupsi lagi? Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
"Prediksi kami untuk erupsi masih tinggi, mengingat kubah lava cukup besar. Potensi ancaman bahayanya juga cukup tinggi," ucapnya.
Bukan hanya itu, potensi terjadinya lahar dingin juga terjadi. Apalagi di kawasan Kabupaten Karo saat ini beberapa kali diguyur hujan.
"Masih banyak material di sungai (Lau Borus). Potensi laharan juga cukup besar," ungkap Armen.
Masyarakat pun diminta untuk tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang telah direlokasi dan menjauhi zona merah dari gunung yang memiliki ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini.
"Radius 3 kilometer dari puncak gunung. Selanjutnya radius sektoral 5 kilometer untuk sektor selatan-timur dan 4 kilometer sektor timur-utara," pungkas Armen.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kegempaan tanggal 7 Mei 2024 sampai pukul 06.00 WITA terekam sebanyak tujuh kali gempa tektonik jauh.
Baca SelengkapnyaMasyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 km dari puncak.
Baca SelengkapnyaGunung Ibu yang memiliki aktivitas vulkanik yang terbilang aktif kini berstatus level II atau waspada.
Baca Selengkapnya"Tinggi kolom letusan teramati lebih kurang 2.000 meter di atas puncak," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Ibu, Axl Roeroe.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di perbatasan Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali erupsi, Kamis (25/1) pagi. Gunung itu melontarkan debu vullkanik setinggi 900 meter.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.000 meter atau 1 Km di atas puncak.
Baca SelengkapnyaRangkaian letusan dan rupsi Gunung Marapi secara tidak kontinyu telah terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi pada Selasa (20/2) sore.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak PVMBG memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas sejauh 13 km dari puncak.
Baca SelengkapnyaGunung marapi saat ini berada Level III (Siaga) dengan rekomendasi tidak berada di radius 4.5 km dari pusat erupsi.
Baca SelengkapnyaSemua aktivitas wisata maupun pendakian dilarang hingga radius 4,5 Km
Baca Selengkapnya