Gunung Slamet waspada, 19 pendaki dievakuasi dari puncak
Merdeka.com - 19 Orang pendaki di puncak Gunung Slamet dievakuasi petugas SAR gabungan ke pos pendakian di Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Para pendaki itu berasal dari Jakarta.
"Mereka berasal dari Jakarta dan tiba di Pos Bambangan dalam dua rombongan. Rombongan pertama tiba pukul 04.00 WIB, sedangkan yang kedua tiba pukul 07.00 WIB," kata petugas SAR Kutabawa, Slamet Hardiansah, di Purbalingga, Rabu (12/3), seperti dilansir Antara.
Petugas SAR gabungan yang dibantu TNI melakukan penjemputan terhadap para pendaki setelah mendapat informasi tentang status Gunung Slamet yang dinaikkan dari normal (level I) menjadi waspada (level II) pada Senin (10/3), pukul 21.00 WIB. Saat itu pihaknya menerima informasi jika masih ada pendaki yang berada di Pos 5 pada jalur pendakian Bambangan.
-
Kapan Gunung Slamet mengalami peningkatan aktivitas terakhir? Lebih lanjut, Sukedi mengakui berdasarkan pengamatan dalam 20 tahun terakhir, peningkatan aktivitas Gunung Slamet terjadi hampir tiap lima tahun sekali, yakni pada tahun 2004-2005, 2018-2009, 2014, dan terakhir pada bulan Agustus 2018 hingga 2019.
-
Kenapa pendaki tersesat di Gunung Singgalang? Lima orang pendaki itu tersesat di jalur pendakian karena kondisi cuaca ekstrem sehingga mereka kehilangan arah.
-
Apa yang terjadi dengan Gunung Slamet? Pada Kamis (19/10), Gunung Slamet resmi naik level dari berstatus normal (level I) menjadi waspada (level 2). Setelah lima tahun tak terlihat ada gejolak, kini gunung tertinggi di Jawa Tengah itu seolah telah terbangun dari tidur panjangnya.
-
Apa yang terjadi pada pendaki Gunung Marapi? Sebanyak 74 dari 75 pendaki Gunung Marapi telah ditemukan. Di antara korban yang sudah ditemukan terdapat 22 orang meninggal dunia.
-
Bagaimana penduduk mengetahui keberadaan manusia kerdil di Gunung Slamet? Warga kerap menemukan jejak kaki manusia kerdil di hutan Gunung Slamet. Bahkan ada juga warga yang melihat manusia kerdil bermain di dekat perkampungan.
-
Dimana pendaki ditemukan? 'Korban yang hilang ini kita tidak tahu masuk kelompok mana dia. Pencarian juga kita mempertimbangkan cuaca, jangan sampai nanti korban bertambah,' sebutnya.
"Kami juga mendapat informasi jika ada pendaki yang berada di Pos 2. Oleh karena itu, kami lebih dulu menjemput pendaki dari Pos 2 dan mereka tiba di Pos Bambangan pukul 04.00 WIB, sedangkan pendaki yang berada di Pos 5 tiba di Pos Bambangan pukul 07.00 WIB," katanya.
Salah seorang pendaki, Risnandar (21) mengaku mendaki Gunung Slamet bersama teman-temannya yang berjumlah 10 orang pada Senin (10/3). Menurutnya, rombongan pendaki itu tidak mengetahui jika Gunung Slamet mengalami peningkatan aktivitas.
"Kami tidak merasakan adanya getaran atau suara gemuruh," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Purbalingga, Prayitno mengatakan sejumlah pendaki nekat mendaki meskipun telah mengetahui status Gunung Slamet ditingkatkan menjadi waspada.
"Petugas kami yang berada di posko Bambangan sempat melarang sembilan orang pendaki asal Pekalongan. Namun rupanya, para pendaki ini nekad melakukan pendakian pada hari Senin (10/3), sekitar pukul 21.00 WIB, meskipun sudah mengetahui status Gunung Slamet yang waspada," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya segera melakukan penjemputan terhadap para pendaki tersebut termasuk pendaki yang telah berangkat sejak Senin pagi. Saat dihubungi Antara dari Purbalingga, Kepala Badan Geologi Surono mengatakan bahwa kondisi Gunung Slamet hingga Rabu pagi tidak menunjukkan adanya perkembangan yang signifikan.
"Tidak ada yang spesial," katanya singkat. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak kurang dari 47 pendaki terdampak erupsi Gunung Marapi, Minggu (3/12).
Baca SelengkapnyaDalam keadaan gelap gulita, mereka tunggang langgang menyelamatkan .
Baca SelengkapnyaBPBD Bayumas memastikan kondisi Gunung Slamet masih aman.
Baca SelengkapnyaBelakangan diketahui, para pendaki itu mendaki tanpa mengantongi izin.
Baca SelengkapnyaDia menyebutkan tidak ada peningkatan level saat Marapi mengalami erupsi. Karena saat itu Gunung Marapi mengalami erupsi freatik.
Baca SelengkapnyaDi perjalanan turun itulah, petaka dialami Vio. Dia tiba-tiba saja tersesat di jalur penurunan.
Baca Selengkapnya13 pendaki tersebut terpisah menjadi dua kelompok. Masing-masing 10 orang dan 3 orang.
Baca SelengkapnyaGunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan"
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Marapi Sumatera Barat kategori freatik yang waktunya sulit diprediksi karena berada di permukaan.
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Banyumas terdapat beberapa desa yang berjarak cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan erupsi Gunung Marapi mengimbau masyarakat segera melapor apabila ada keluarganya hilang Gunung Marapi..
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Banyumas terdapat beberapa desa yang berjarak cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet.
Baca Selengkapnya