Gunung Slamet waspada, PVMBG pasang alat pengukur aktivitas
Merdeka.com - Pusat Vulaknologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mendatangkan dua alat pengukur untuk mendeteksi aktivitas Gunung Slamet. Saat dihubungi melalui telepon seluler, Ketua PVMBG Ahmad Hendrasto mengatakan dua alat tersebut didatangkan bersama tim dari Jakarta.
"Yang jelas ada dua alat yang didatangkan adalah seismometer dan tiltmeter. Alat tersebut datang bersama tim dan baru datang tadi pagi di sini (Pos Gambuhan Pemalang)," ujarnya, Jumat (14/3).
Dengan didatangkannya alat tersebut, jumlah alat yang mendeteksi aktivitas Gunung Slamet saat ini menjadi empat seismometer dan satu tiltmeter. Sebelumnya, ada tiga seismometer yakni di Gunung Cilik, Gunung Buncis dan Jurangmangu di Lereng Gunung Slamet.
-
Dimana seismometer sebelumnya diletakkan? Sebelumnya, astronot sudah pernah membawa dan meletakkan seismometer di permukaan bulan sebagai bagian dari berbagai misi Apollo yang dilakukan di antara tahun 1969 hingga tahun 1976.
-
Bagaimana cara kerja alat deteksi gempa dari Jogja? Dikutip dari Indonesia.go.id, alat deteksi gempa itu tersusun dari sejumlah komponen seperti dektektor perubahan level air tanah. Apabila akan terjadi gmepa, akan terjadi fenomena paparan gas radon alam dari tanah yang meningkat secara signifikan.
-
Di mana metode pemantauan gunung berapi ini diuji? Dilaporkan oleh New Delhi Television, teknik ini telah memberikan hasil yang positif pada gunung berapi seperti Gunung Etna di Italia dan Gunung Berapi Taal di Filipina, di mana hutan dan pepohonan tumbuh melimpah di sekitarnya.
-
Bagaimana cara peneliti meneliti Gunung Padang? Dengan menggunakan berbagai teknik termasuk electrical resistivity tomography (ERT), ground-penetrating radar (GPR), dan seismic tomography (ST), para peneliti mampu membuat gambaran fitur internal bukit serta kronologi konstruksinya.
-
Apa yang ditemukan di Gunung Padang? Selain itu, mereka melakukan pengeboran dan mengumpulkan inti sampel untuk melakukan penanggalan radiokarbon guna menentukan usia lapisan-lapisan di dalam bukit.
Meski begitu, Hedrasto belum bisa memastikan titik penempatan alat tersebut. "Saat ini kami belum menentukan titiknya, tetapi kemungkinan esok pagi alat tersebut akan dipasang," ucapnya.
Tiltmeter sendiri merupakan alat untuk mengukur kembang kempis atau pembengkakan gunung ketika akan terjadi letusan. Dari pantauan di Posko Gambuhan pada Jumat (14/3), telah terjadi 44 kali gempa embusan.
"Memang ada peningkatan gempa embusan dibanding hari kemarin, tetapi masih dalam range status waspada," katanya.
Gempa embusan tersebut mengeluarkan abu berwarna kecokelatan dengan ketinggian sekitar 600 meter- 1.200 meter ke udara. "Abu tersebut merupakan material lama dan diharapkan warga jangan panik, karena gempa embusan masih mengeluarkan material lama," ucapnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan"
Baca SelengkapnyaBMKG saat ini terus mengkaji beberapa potensi sesar aktif yang ada di Sumedang.
Baca SelengkapnyaAlat itu telah digunakan oleh pemerintah Kecamatan Sukatani yang juga daerah rawan longsor
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan dalam keilmuan geologi erupsi gunung berapi seperti ini berpotensi menyebabkan tsunami.
Baca SelengkapnyaWilayah Sumedang sebelumnya mengalami gempabumi sebanyak dua kali. Yaitu tanggal 14 Agustus 1955 dan 19 Desember 1972.
Baca SelengkapnyaAncaman gempa bumi ini membayangi Jakarta yang berada tak jauh dari zona Megathrust Selat Sunda.
Baca SelengkapnyaAlat yang hilang berupa enam buah accu, dua buah solar panel, dan satu buah regulator solar panel.
Baca Selengkapnyaberlokasi pada koordinat 6.76LS, 106.53BT atau pusat gempa berada di darat 25 km Barat Laut Kabupaten Sukabumi
Baca SelengkapnyaGunung Slamet yang saat ini masih berstatus waspada atau level II dipantau secara visual dan instrumental.
Baca SelengkapnyaPenting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Banyumas terdapat beberapa desa yang berjarak cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet.
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat selama periode tersebut lebih dari 35 kali gempa dangkal yang berpusat di daratan Sumatera Barat dengan rata-rata berkekuatan 3 magnitudo.
Baca Selengkapnya