Guru Besar IPB: Terjadi Kelaparan Tersembunyi di Indonesia
Merdeka.com - Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia IPB University Drajat Martianto mengatakan, saat ini terjadi penurunan ketahanan pangan di Indonesia. Akibatnya, terjadi kelaparan tersembunyi, meskipun secara umum kondisi ketahanan pengan Indonesia tergolong baik.
"Posisi Indonesia di Global Food Security Index (GFSI) mengalami penurunan setelah pandemi Covid-19," kata Drajat Martianto yang dikukuhkan sebagai guru besar tetap IPB University, Sabtu (17/9).
Menurut Martianto, Indonesia saat ini menghadapi triple burden of malnutrition atau tiga masalah gizi sekaligus yaitu gizi kurang (stunting dan wasting), obesitas, dan kurang gizi mikro (KGM) atau yang sering disebut sebagai kelaparan tersembunyi.
-
Apa tanda kekurangan protein? Ada beberapa gejala yang bisa muncul ketika tubuh tidak mendapatkan protein yang cukup. Memahami tanda-tanda ini dapat membantu kita dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein harian dan menjaga kesehatan tubuh agar tetap optimal.
-
Apa yang menjadi kendala utama terkait pangan di Jakarta? 'Dari hasil survei, itu ternyata yang masih jadi kendala di Jakarta adalah persoalan pangan. Artinya, harga yang masih belum terjangkau oleh sebagian masyarakat,' tutur Suswono di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (8/9/2024).
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Apa masalah kesehatan mental di Indonesia? Masalah kesehatan mental merupakan salah satu momok yang bisa sangat menakutkan.
-
Apa dampak buruk kekurangan protein pada anak? 'Dampak kekurangan protein yaitu gangguan kesehatan, hambatan tumbuh kembang hingga stunting,' ungkap Luciana dilansir dari Antara.
-
Kenapa perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi sistem kesehatan Indonesia? 'Kita mengetahui resiko perubahan iklim berdampak kepada kesehatan dan sistem kesehatan,' sebutnya. 'Di satu sisi juga kita menyadari perubahan iklim juga dipengaruhi oleh kombinasi di berbagai kerentanan dan juga berbagai bahaya.' 'Meningkatnya suhu global meningkatkan panas dan kematian yang terkait dengan penyakit-penyakit seperti kardiovaskular, gagal pernapasan, dan ginjal khususnya di kelompok orang rentan seperti lanjut usia, anak-anak. Juga berdampak pada kesehatan ibu.'
Tantangan terbesar bangsa Indonesia saat ini, kata dia, bukan lagi kurang energi dan protein, tetapi kelaparan tersembunyi atau hidden hunger yaitu defisiensi zat gizi mikro, khususnya defisiensi zat besi, iodium, asam folat, seng, vitamin A, dan zat gizi mikro lainnya.
Martianto menjelaskan penelitian menunjukkan hanya satu persen rakyat Indonesia yang tidak mampu mengakses pangan makro yang mengandung karbohidrat. Namun persoalannya, hampir 50 persen penduduk Indonesia yang kekurangan sayuran, buah-buahan, pangan hewani, dan kacang-kacangan.
"Kualitas konsumsi pangan kita belum baik. Penelitian menunjukkan 1 dari 2 penduduk Indonesia tidak mampu membeli pangan hewani, buah dan sayuran yang mengandung zat gizi mikro. Mereka ini mengalami kelaparan tersembunyi," katanya.
Doktor lulusan University of Phillippines ini menjelaskan, disebut kelaparan tersembunyi karena seringkali tanda-tandanya tidak nampak, tapi sesungguhnya dampaknya sangat besar.
"Zat gizi mikro telah terbukti sebagai unsur gizi penting untuk peningkatan produktivitas kerja, kecerdasan, dan imunitas," ujarnya.
Secara nasional, Indonesia mengalami kerugian lebih dari 50 triliun rupiah dari rendahnya produktivitas kerja akibat Anemia Gizi Besi (AGB). Angka ini belum termasuk biaya layanan kesehatan akibat defisiensi gizi mikro yang parah dan masalah-masalah gizi yang lain.
"Penganekaragaman pangan, suplementasi, dan fortifikasi pangan disertai dengan higiene dan sanitasi lingkungan merupakan solusi untuk mengatasi masalah kurang zat gizi mikro. Fortifikasi atau penambahan zat gizi tertentu pada pangan telah terbukti efektif dalam menurunkan kelaparan tersembunyi, sekaligus sangat cost-effective," ujarnya.
Menurutnya, biaya fortifikasi pangan untuk menanggulangi kurang iodium, vitamin A dan zat besi di berbagai negara umumnya kurang dari 0,5 persen harga produknya, tanpa biaya tambahan untuk pendistribusiannya hingga sampai ke konsumen.
"Mengingat peranannya terhadap produktivitas kerja dan pendapatan, program fortifikasi pangan juga dilihat sebagai bagian dari program pengentasan kemiskinan," katanya. (mdk/tin)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Daud juga mengingatkan bahwa 7-16 persen penduduk Indonesia masih rentan terhadap masalah kelaparan, meski sudah ada penurunan.
Baca SelengkapnyaApakah Indonesia termasuk yang dilanda kerawanan pangan?
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo juga menyampaikan rencana konkret untuk mencapai ketahanan pangan dan energi di Indonesia
Baca SelengkapnyaPrabowo menyampaikan dirinya akan berfokus mengentaskan kemiskinan dan kelaparan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan bahwa musuh Indonesia saat ini adalah kemiskinan, kelaparan, dan kesulitan rakyat
Baca SelengkapnyaBerbagai faktor memperburuk jumlah produksi beras Indonesia yang selalu turun.
Baca SelengkapnyaJokowi meyakini IPB dapat membuat rencana strategis untuk menyelesaikan krisis pangan tersebut.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan masalah pangan dalam negeri masih terjadi.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca Selengkapnya"Kelaparan dan kemiskinan merupakan masalah nyata bagi kami setiap hari," kata Prabowo.
Baca SelengkapnyaMasalah kekurangan gizi termasuk salah satu masalah atau penyakit besar di Indonesia, disamping beberapa penyakit lainnya.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta kepala daerah untuk mengantisipasi terjadinya kasus kelaparan seperti yang terjadi di Papua beberapa waktu lalu.
Baca Selengkapnya