Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Guru Besar Unhas nilai masalah Dokter Terawan cuma etik bukan akademik

Guru Besar Unhas nilai masalah Dokter Terawan cuma etik bukan akademik Guru Besar Unhas Irawan Yusuf. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Kontroversi metode cuci otak dokter Terawan Agus Putranto kembali mengemuka, usai keluarnya keputusan pemecatan kepala RSPAD Gatot Subroto tersebut dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Dan yang menjadi perhatian saat ini adalah Universitas Hasanuddin, tempat Terawan mengambil gelar doktornya Agustus 2016 lalu dengan disertasi mengenai pengobatan stroke menggunakan Digital Subtraction Angiography (DSA) memanfaatkan cairan heparin itu.

Prof dr Irawan Yusuf Ph.D, guru besar Universitas Hasanuddin yang menjadi promotor atau pembimbing disertasi Dr dr Terawan Agus Putranto angkat bicara. Kata dia, sebenarnya masalahnya di sisi etik saja, tidak ada masalah sisi akademiknya.

"Persoalan ini murni masalah etik bukan akademik. Namun kadang orang sulit membedakan mana soal etik dan mana soal akademik sehingga banyak orang yang bertanya-tanya," kata Irawan saat memberikan keterangan pers di gedung rektorat Universitas Hasanuddin, Jumat (6/4).

Dijelaskan, soal etik sebagai mana yang dimaksud oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) pengurus besar IDI adalah dugaan pelanggaran, bahwa saat menerapkan terapi atau pengobatan stroke iskemik kronik atau cuci otak menggunakan metode Digital Subtraction Angiography (DSA) itu, Terawan dinilai telah mengiklankan diri berlebihan, tidak mengindahkan undangan divisi MKEK Pengurus Besar IDI untuk hadir di sidang kemahkamaan, menjanjikan kesembuhan kepada pasien, menarik bayaran besar pada tindakan yang belum ada evidence based medicinenya.

"Kalau menurut saya, soal mengiklankan diri itu yang saya lihat adalah karena testimoni pasiennya. Testimoni keberhasilan itu yang dilihat oleh orang sehingga berdatangan untuk berobat sampai orang-orang besar seperti Aburizal Bakri, Mahfud MD. Dan kini jumlah pasiennya sudah ribuan orang. Lalu soal dipanggil dalam sidang kemahkamaan, kita tahu dr Terawan itu latar belakang militer jadi ada hirarkinya melapor dulu ke atasan, jadi tidak seperti orang sipil," urai Irawan.

Adapun mengenai sisi akademiknya yang membuat orang-orang bertanya tentang metode pengobatan stroke yang digunakan dokter berlatar belakang TNI itu, kata Guru Besar Unhas ini, sebenarnya bukanlah hal luar biasa. Terawan hanya sedikit memodifikasi metode pengobatan yang sudah ada.

"Dia menggunakan metode DSA itu memanfaatkan cairan heparin yang kita kenal hanya untuk mencegah penggumpalan darah di otak. Tapi di tangan dr Terawan, Heparin ini ternyata bisa menerobos penggumpalan darah di otak itu membuat aliran darah meningkat yang tadinya tersumbat sehingga obat dan nutrisi bisa masuk. Dari situlah muncul dampak subjektifnya terhadap pasien, mereka merasa lebih nyaman. Yang tadinya lumpuh tidak bisa bergerak menjadi bisa bergerak lagi, yang tadinya mulut mencong jadi tidak mencong lagi," jelas Irawan.

Ditanya kenapa kepala RSPAD Gatot Subroto itu mengambil S3-nya di Unhas untuk promosi doktor, kata guru besar Unhas ini, karena di kampus lain seperti UGM tidak ada yang bersedia menjadi pembimbingnya. Padahal seharusnya diberi ruang untuk pengembangan ilmu kedokteran.

"Kalau terobosan kedokteran memang selalu dimulai dengan kontroversi tapi ini harus diselesaikan dengan riset sampai ditemukan hasil bahwa terobosan itu aman dan bisa dipakai. Tidak justru dibiarkan berlarut-larut atau berhenti karena tidak akan menemukan jawabannya," tandasnya.

Yang harus dilakukan oleh Terawan, kata Irawan adalah harus memberikan gambaran yang lebih transparan tentang semua pasiennya karena belum tentu hasil semua baik. Tentu ada yang baik sekali, setengah baik atau tidak baik. Lalu, Terawan juga harus menjelaskan apa penelitian selanjutnya untuk membuktikan segala kekurangan yang ada itu sehingga metode pengobatan itu benar-benar standar.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dekan FK Unair Dicopot Usai Tolak Dokter Asing, Menkes: Itu Wewenangnya Rektor
Dekan FK Unair Dicopot Usai Tolak Dokter Asing, Menkes: Itu Wewenangnya Rektor

Menkes mengatakan, pencopotan dekan FK Unair tersebut bukan wewenang dirinya

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tugas Jenderal Dokter Terawan Enggak Main-Main dari Prabowo, Dulu Didepak Jokowi dari Kabinet
VIDEO: Tugas Jenderal Dokter Terawan Enggak Main-Main dari Prabowo, Dulu Didepak Jokowi dari Kabinet

Terawan Agus Putranto menjadi Penasihat Khusus Presiden di bidang kesehatan

Baca Selengkapnya
Profil Terawan, Menteri Era Jokowi Kini Jadi Penasihat Khusus Presiden Prabowo
Profil Terawan, Menteri Era Jokowi Kini Jadi Penasihat Khusus Presiden Prabowo

Terawan sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan periode 23 Oktober 2019 hingga 23 Desember 2020.

Baca Selengkapnya
Profil Prof Budi Santoso, Dekan Unair yang Diduga Dicopot Akibat Menolak Program Dokter Asing
Profil Prof Budi Santoso, Dekan Unair yang Diduga Dicopot Akibat Menolak Program Dokter Asing

Kabar mendadak tersebut berawal dari pernyataan Prof. Budi Santoso yang beredar di WhatsApp Group (WAG) Dosen FK Unair pada Rabu 3 Juli 2024.

Baca Selengkapnya
Kemenkes soal Dekan FK Unair Batal Dipecat: Alhamdulillah, Sudah Selesai Masalahnya
Kemenkes soal Dekan FK Unair Batal Dipecat: Alhamdulillah, Sudah Selesai Masalahnya

Kemenkes mengaku bersyukur polemik pemecatan Dekan FK Unair selesai setelah Budi Santoso kembali diangkat sebagai dekan.

Baca Selengkapnya
IDI Jabar Kecam Kasus Perundungan PPDS di RSHS Bandung!
IDI Jabar Kecam Kasus Perundungan PPDS di RSHS Bandung!

IDI Jabar memastikan praktik itu bukanlah tradisi yang seharusnya ada.

Baca Selengkapnya
Menkes Buka Suara Usai Dituduh Minta Rektor Unair Pecat Dekan FK Gara-Gara Tolak Dokter Asing
Menkes Buka Suara Usai Dituduh Minta Rektor Unair Pecat Dekan FK Gara-Gara Tolak Dokter Asing

Pencopotan Budi Santoso dari Dekan FK Unair buntut pernyataannya yang menolak rencana Budi Gunadi Sadikin mendatangkan dokter asing.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Jawab Kabar Menkes Minta Rektor Unair Copot Dekan FK
Kemenkes Jawab Kabar Menkes Minta Rektor Unair Copot Dekan FK

Kabar ini merebak usai Budi Santoso dicopot dari Dekan FK Unair.

Baca Selengkapnya
Menkes soal Poncopotan Dekan FK Unair: Banyak Komentar Jelek Mengenai Saya, Enggak Masalah
Menkes soal Poncopotan Dekan FK Unair: Banyak Komentar Jelek Mengenai Saya, Enggak Masalah

Komentar negatif tersebut muncul usai beredar kabar pencopotan Budi Santoso dari Dekan FK Unair karena permintaan Budi Gunadi Sadikin.

Baca Selengkapnya
Gaduh Pemilihan Rektor Berujung Gelar Guru Besar 2 Profesor Dicabut, Ini Penjelasan UNS
Gaduh Pemilihan Rektor Berujung Gelar Guru Besar 2 Profesor Dicabut, Ini Penjelasan UNS

Rektor memastikan kegaduhan pascapencopotan gelar guru besar 2 profesor tak menggangu proses belajar mengajar.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta Pencopotan Dekan FK Unair Gara-Gara Tolak Dokter Asing hingga Seret Nama Menkes
Fakta-Fakta Pencopotan Dekan FK Unair Gara-Gara Tolak Dokter Asing hingga Seret Nama Menkes

Pencopotan Budi Santoso dari Dekan FK Unair ini menuai reaksi publik. Mahasiswa hingga tokoh nasional mengkritik keras keputusan tersebut.

Baca Selengkapnya
Unair Blak-blakan soal Pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran Usai Tolak Dokter Asing
Unair Blak-blakan soal Pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran Usai Tolak Dokter Asing

Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Budi Santoso dicopot dari jabatannya per 3 Juli lalu.

Baca Selengkapnya