Guru di Garut yang Dikabarkan Sempat Lumpuh Pasca Vaksinasi Sudah Bisa Jalan Lagi
Merdeka.com - Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani menyebut kondisi guru yang sempat lemas dan tidak bisa menggerakkan sejumlah bagian tubuhnya, dikabarkan mulai membaik. Guru yang diketahui berinisial EK yang sebelumnya hanya terlentang di atas tempat tidur, kini sudah bisa berjalan kaki lagi.
"Sudah membaik, sudah bisa jalan ke toilet," ujar Leli, Kamis (18/3).
Leli menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan, kondisi kesehatan EK sebelum mendapatkan vaksinasi Covid-19 diketahui sudah kurang baik.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Apa gejala yang dirasakan dari Covid Pirola? Gejala Covid Pirola Lantas, seperti apa gejala covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
"Sering kram, kadang juga lemes kaki. Itu sebelum itu (vaksinasi Covid-19) juga begitu. Jadi untuk sehat betul-betul sehat kita tidak bisa mengatakan betul-sehat karena kondisi awalnya juga kondisi awalnya begitu," jelasnya.
Kondisi yang dialami EK, menurut Leli, berkaitan dengan permasalahan kesehatan. Salah satunya urat saraf terjepit. Walau begitu dia tidak bisa menyimpulkan apakah rasa lemas yang dialami oleh EK berkaitan dengan vaksinasi Covid-19 atau tidak. Dia tidak bisa menyimpulkannya.
"Apakah berkaitan atau tidak, ini nanti yang akan memberikan penjelasan dari Komda KIPI Garut yang diketuai oleh dr Willy dari RSUD. Nanti dia yang akan statment secara jelas darimana sebetulnya itu penyebabnya berdasarkan analisa dari dokter yang merawatnya," ungkapnya.
Dengan melihat gejala sebelum mendapatkan vaksinasi, Leli menduga bisa saja kelemasan yang dialami EK kemungkinan besar bukan efek dari vaksinasi. Namun karena penyakit lain yang bisa dijelaskan oleh dokter dari rumah sakit.
"Riwayat dari puskesmas ada penyakit itu. Beberapa kali beliau dirawat karena hal yang hampir serupa, lemas, sering kaku, jari-jari tangannya sering kaku gitu," katanya.
Diberitakan sebelumnya, seorang guru yang menjalani vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut diketahui mengalami KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) berupa lumpuh usai menerima suntikan vaksin. Saat ini, guru tersebut sedang menjalani perawatan dan pemeriksaan intensif di RSUD dr Slamet Garut.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani menyebut bahwa guru yang mengalami KIPI itu diketahui disuntik vaksin Covid-19. Walau begitu, ia mengaku belum bisa menyimpulkan penyebab utama lumpuhnya guru itu.
"Itu kita belum bisa menyimpulkan lumpuhnya dari mana. Itu nanti pihak Komda KIPI yang akan memberikan penjelasan. Tetapi kalau sekilas, tadi kita mendengar pembahasan itu kemungkinan besarnya bukan dari vaksinnya ya, tetapi itu memang harus ketua komda KIPI yang harus memberikan keterangan," ujarnya, Senin (15/3).
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Video momen haru tersebut diunggah oleh akun TikTok @imdidiii.
Baca SelengkapnyaPasien dijadwalkan menjalani kontrol kembali di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta pada bulan depan.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi adanya kasus polio baru di Klaten, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPenyakit polio masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah.
Baca Selengkapnya