Gus Dur jadi presiden ketika NKRI nyaris pecah
Merdeka.com - Pada 20 Oktober 1999, Abdurrahman Wahid dilantik menjadi presiden RI keempat, menggantikan Bacharuddin Jusuf Habibie. Gus Dur, demikian Abdurrahman Wahid disapa, menjabat sebagai presiden di negeri yang sedang terpuruk akibat krisis ekonomi hingga berujung pada reformasi 1998 untuk menggulingkan Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun.
Belum lagi ancaman perpecahan (disintegrasi) wilayah-wilayah kepulauan NKRI. Pada pemerintahan Habibie sebelumnya, Timor Timur lebih dulu memilih merdeka melalui jajak pendapat pada 1999. Kondisi negara diperparah dengan masalah pemberontakan di Aceh dan Papua, kerusuhan Ambon dan Poso, serta reformasi birokrasi warisan Soeharto.
Namun kebijakan-kebijakan yang diambil Gus Dur ternyata tidak selalu dianggap benar. Untuk menyelesaikan masalah ancaman disintegrasi misalnya. Seperti dikatakan Gus Dur dalam acara Kick Andy pada 2010. Dia mengunjungi 50 negara di lima benua tujuannya untuk melobi dan meyakinkan negara lain bahwa kondisi Indonesia kondusif.
-
Apa yang dilakukan para perusuh di Ambon? Saat kerusuhan, para perusuh menjarah gudang senjata milik aparat di Tantui. Sebanyak 900 senapan, pistol dan granat hilang. Tak heran konflik di Ambon sangat berdarah. Senjata dari luar daerah dan luar negeri terus mengalir ke Ambon.
-
Mengapa kekerasan di Papua meningkat? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
-
Apa yang menjadi masalah akar konflik Papua? Peneliti dari Yayasan Bentala Rakyat, Laksmi Adriani Savitri mengatakan bahwa salah satu akar masalah dari konflik Papua adalah dorongan modernisasi yang dipaksakan.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Papua? Gerakan Papua Merdeka semakin terorganisir melalui budaya, sosial, politik luar negeri, senjata, bahkan berhasil menarik perhatian aktivis NGO.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
Kunjungan ala Gus Dur ini dikritik berbagai pihak dan dianggap pemborosan anggaran karena ongkosnya mencapai sekitar Rp 105 miliar. Perinciannya, Rp 40 miliar untuk biaya perjalanan dan Rp 65 miliar untuk membayar tagihan sewa pesawat Garuda Indonesia. Tapi apa jawaban Gus Dur. "Tapi eksistensi Indonesia di mata Dunia harganya lebih mahal dari itu," ujarnya.
Dia menjelaskan, tugasnya sebagai presiden ketika itu adalah menjaga NKRI agar tidak terpecah belah pasca-reformasi 1998. Sebab perpecahan telah mengancam negeri ini. Oleh sebab itu, untuk menjaga negeri ini agar tetap utuh, dibutuhkan lobi-lobi dan pengakuan dari negara-negara lain di dunia. "Dan berhasil to..!!," kata Gus Dur.
Gus Dur pula yang menggagas bahwa Soeharto harus diadili, hartanya disita, lalu Soeharto dimaafkan. Hingga akhirnya, untuk pertama kalinya, pada 30 Agustus 2000 dilaksanakan pengadilan terhadap Soeharto. Dia juga membubarkan Kementerian Sosial karena dianggap sarang koruptor, serta membubarkan Kementerian Penerangan.
Namun demikian, perjalanan roda pemerintahan Gus Dur memang sulit. Seperti ditulis Greg Barton dalam buku Biografi Abdurrahman Wahid. Selain harus menyelesaikan masalah ancaman disintegrasi, masalah krisis moneter, masalah KKN yang akut, Gus Dur juga harus berhadapan dengan lawan-lawan politik, terutama dari orang-orang Soeharto yang masih tersisa.
Kurang lebih selama 21 bulan menjabat sebagai presiden, Gus Dur harus merombak kabinet di tengah jalan. Dia juga berulang kali memecat menteri, misalnya Wiranto, Jusuf Kalla, Laksamana Sukardi, Yusril Ihza Mahendra, dan beberapa menteri lain. Bahkan dalam guyonannya, Jusuf Kalla menyebut, "Gus Dur setiap dua bulan sekali memecat menteri."
Kebijakan Gus Dur yang progresif ini tentu menjadi sasaran kritik. Apalagi, Gus Dur juga beberapa kali terlibat perseteruan dengan DPR. Bahkan hubungan Gus Dur dan DPR ini mencapai titik nadir yang berujung pada pemakzulan pada 23 Juli 2001, digantikan wakilnya Megawati Soekarnoputri.
Sebagai presiden arah pikiran Gus Dur memang dikenal sulit ditebak. Pada kurun waktu tersebut, menurut Barton, hubungan antara Gus Dur dengan banyak pihak menjadi tidak baik, misalnya dengan DPR, media, dan TNI (terutama setelah memecat Wiranto). Berbagai media di dalam maupun luar negeri ramai-ramai mengkritik Gus Dur.
Media luar negeri misalnya majalah Asiaweek dan Time. Asiaweek, pada 17 Juli memuat gambar kulit muka Gus Dur dengan keadaan sedih dan kehilangan arah. Di bawah kulit muka ada tulisan, "Terombang-ambing: Melihat ke dalam pemerintahan Indonesia yang tengah tenggelam di tangan Gus Dur."
Sedangkan majalah Time, terbitan 3 Juli memuat gambar wajah Gus Dur dengan judul tegas: "Kesulitan-Kesulitan Wahid". Sedangkan sub-judulnya berbunyi: "Visioner pada suatu saat, samar-samar pada saat yang lain, Presiden Indonesia mungkin kehilangan kendali atas negaranya yang terburuk."
Hingga bulan-bulan terakhir menjelang pelengseran, Gus Dur diterpa banyak masalah dan isu kasus korupsi. Mulai dari masalah politik, perseteruan dengan DPR, hingga dugaan kasus korupsi Buloggate dan Bruneigate (yang tidak pernah terbukti sampai kini). Puncaknya ketika Gus Dur mengeluarkan dekrit pembubaran DPR.
Hingga akhirnya pada 23 Juli 2001, Gus Dur dituntun ke depan Istana memakai celana kolor dan kaos sambil melambaikan tangan. Gus Dur dilengserkan.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mantan politikus PKB Ahmad Effendy Choirie atau Gus Choi menceritakan kemunculan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Baca SelengkapnyaPelaksanaan Pilkada secara serentak nanti memiliki kerawanan yang lebih besar dibandingkan Pilpres maupun Pileg.
Baca SelengkapnyaSelain Papua, yang menjadi konsen TNI dalam pengamanan pada Pilkada nanti yakni di Aceh.
Baca SelengkapnyaGus Dur adalah pemimpin yang begitu dicintai rakyat Indonesia karena sosoknya gigih memperjuangkan hak-hak kaum minoritas.
Baca SelengkapnyaPejuang asal Padang ini pencetus lahirnya pemberontakan untuk mengkritik pemerintahan rezim Soekarno yang dianggap inkonstitusional.
Baca SelengkapnyaK.H. Abdurrahman Wahid atau biasa dikenal Gus Dur merupakan sosok guru bangsa yang karismatik.
Baca SelengkapnyaCak Imin beranggapan bahwa pemaparan Fraksi PKB MPR RI dalam Sidang Paripurna Akhir MPR RI Masa Jabatan Periode 2019—2024 secara legal memiliki dasar yang kuat.
Baca SelengkapnyaSetiap presiden yang menjabat memiliki julukannya masing-masing. Presiden keempat, Abdurrahman Wahid diberi julukan Bapak Keberagaman.
Baca SelengkapnyaMomen saat Kepala Staf Angkatan Darat (kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman masih berpangkat mayor dan bertugas berantas Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Baca SelengkapnyaGus Choi menegaskan keberadaan PKB karena jasa Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid dan juga Nahdlatul Ulama.
Baca SelengkapnyaBerawal dari Agresi Militer Belanda Kedua pada 19 Desember 1948, PDRI pun didirikan di Sumbar.
Baca SelengkapnyaJawa Tengah menjadi salah satu titik rawan Pilkada 2024, KPU beberkan sejumlah faktornya.
Baca Selengkapnya