Gus Ipul sebut kemajuan kota diukur dari indeks kebahagiaan
Merdeka.com - Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyebut, maju tidaknya kota diukur dari indeks kebahagiaan masyarakatnya. Sayangnya, terkait masalah ini Indonesia masih kalah dengan Malaysia dan Singapura.
Hal ini disampaikan Gus Ipul saat menghadiri Seminar Pembangunan Perkotaan Berbasis Komunitas di Kampus C Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jumat (11/11).
Menurut Gus Ipul, meski pembangunan di sebuah kota dilakukan besar-besaran, jika masyarakatnya masih tidak bahagia, maka pembangunan dianggap kurang berhasil.
-
Apa yang dikatakan PM Singapura tentang Indonesia? Tidak ada pembahasan terkait PM Singapura sebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama.
-
Mengapa Jawa Tengah mendapatkan skor SPI tertinggi? Hasil survei merupakan gabungan sudut pandang pegawai instansi, pengguna layanan, penerima manfaat, serta pemangku kepentingan berdasarkan persepsi, pengalaman, dan data obyektif masing-masing responden.
-
Siapa calon gubernur dari Koalisi Indonesia Maju? 'Pak Andika bagus, kemudian dari segi perfom, pernah sama-sama [tugas]. Saya Kapolres beliau Komandan Paspampres, tak perlu risaukan, demokrasi harus rangkulan dan perbedaan merupakan rahmat yang harus dijalankan sama-sama,' ungkapnya.
-
Dimana ibu kota Provinsi Jawa Timur sekarang? Pada 12 Oktober 1945 R.M.T Soerjo pindah ke Surabaya, Ibu kota Provinsi Jawa Timur.
-
Apa yang dicapai Jawa Timur dalam hal kemiskinan? Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, angka kemiskinan ekstrem di wilayahnya turun secara signifikan sebesar 3,58% atau 1.480.140 jiwa selama tiga tahun terakhir.
-
Di mana Sulawesi Utara berada di peringkat pertumbuhan ekonomi nasional? Berdasarkan data yang mereka miliki, Sulut menjadi salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional.
"Jadi keberhasilan pembangunan itu bisa dilihat seberapa jauh bisa membuat masyarakatnya senang," ucapnya.
Pendapatan perkapita sebuah keluarga juga turut menentukan sukses pembangunan. "Jika indikator pendapatan yang kita terima Rp 1,8 juta ke atas, maka bisa dikatakan relatif bahagia. Sebaliknya, pendapatan di bawah itu, dikatakan kurang bahagia," katanya.
Menurutnya, ada dua cara meningkatkan pendapatan, yaitu menaikkan pendapatan dan mengurangi pengeluaran. "Kalau mengurangi pengeluaran, maka harus memperbaiki transportasi publik, dan trotoar," katanya.
"Sehingga masyarakat tidak perlu naik angkot. Jadi, mengurangi pengeluaran masyarakat bisa dilakukan dengan pembangunan infrastruktur," sambungnya.
Gus Ipul mengatakan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut ada 10 kriteria kota disebut sukses pembangunannya. 10 kriteria itu antara lain; masalah pendidikan, kesehatan, keharmonisan keluarga, waktu luang, pendapatan dan lain-lain.
Di lain sisi, kemajuan kota juga harus memiliki identitas. Kata Gus Ipul masalah ini menjadi penting.
"Karena kota yang ideal itu, di samping pendapatan dan pekerjaan, identitas sosial budaya juga melekat. Sehingga identitas tidak hilang," ungkap dia.
Sayang, sambung Gus Ipul, indeks kebahagian masyarakat di Indonesia masih kalah dengan Malaysia dan Singapura. Untuk itu, Indonesia harus membenahi seluruh indikator yang bisa membawa masyarakatnya bahagia.
"Masalah pendidikan misalnya. Sekarang ini, rata-rata pekerja kita sekolahnya tujuh tahun. Kalau bisa sebelas tahun. Ternyata semakin tinggi pendidikan, maka orang semakin bahagia. Itu kesimpulan indikator tentang pendidikan. Makin sehat, semakin bahagia. Semakin banyak pendapatan, semakin bahagia dan seterusnya," paparnya.
Gus Ipul kembali menegaskan, kabupaten dan kota harus mampu memacu potensi daerahnya, agar memiliki prioritas pembangunan yang akan menjadi ikon daerah.
"Di Banyuwangi misalnya. Banyuwngi memilih pariwisata sebagai prioritas. Maka yang lain-lain mengikuti. Kalau Mojokerto industrinya. Pariwisatanya mengikuti yang berbasis industri. Jadi ini tergantung wali kota dan bupatinya masing-masing," tandas Gus Ipul. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil ini berdasarkan Ray Dalio’s Great Powers Index 2024.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan iBangga, skor indeks kebahagiaan tercatat sebesar 72
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil berbeda tipis dengan kinerja Khofifah Indar Parawansa
Baca SelengkapnyaSejak Maidi menjabat wali kota, Kota Madiun dapat ratusan penghargaan tingkat provinsi hingga internasional.
Baca SelengkapnyaFaktanya, selama dua dekade terakhir, kebahagiaan yang dilaporkan sendiri di Amerika telah menurun, terutama di kalangan generasi muda.
Baca SelengkapnyaMeski tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi cukup tinggi, ada lima kondisi masyarakat di era Jokowi yang menjadi perhatian.
Baca SelengkapnyaAndika membuka data, ada 10,47 persen warga di Jateng miskin. Menurutnya, hal itu perlu ditekan sampai dengan nol.
Baca SelengkapnyaCapres Anies Baswedan menyatakan ketimpangan sangat nyata ditemukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPadahal, standar kualitas udara yang baik berada di angka 0-50.
Baca SelengkapnyaGus Ipul Cerita Strategi Pembangunan dan Tata Kelola Pemkot Pasuruan
Baca SelengkapnyaPenghargaan diterima langsung Gus Ipul dan Mas Adi di Sidoarjo, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaUntuk bisa mencapai level seperti Jakarta, tentu bukan hal mudah terlebih karena kapasitas fiskal Jakarta yang sangat besar.
Baca Selengkapnya