Gus Miftah Ingin Berdakwah di Komunitas Pecinta Pesta Seks

Merdeka.com - Miftah Maulana Habiburrahman atau biasa disapa Gus Miftah yang dikenal sebagai seorang pendakwah di kelab malam angkat bicara, mengenai kasus pesta seks yang terjadi di Sleman. Gus Miftah mengaku tertarik untuk berdakwah kepada para penggemar pesta seks, dan mengajak mereka mengaji dan kembali ke jalan yang benar.

Gus Miftah mengaku sudah lama mengetahui adanya praktik pesta seks di daerah DIY. Gus Miftah pun mengaku kecolongan karena dia mengaku ingin berdakwah di komunitas penyuka pesta seks sudah sejak lama.

"Saya dulu pernah dengar isu pesta seks, saya pikir hanya isu, tapi kemarin ketika sudah ditangkap sama Dirkrimum (Ditreskrimum Polda DIY) itu. Artinya ini ada domain-domain yang saya berarti belum masuk, yang selama ini saya masuk kafe, masuk tempat prostitusi, ternyata ada domain baru yang saya belum masuk. Ini artinya saya kecolongan, ini ladang dakwah saya yang baru," ujar Gus Miftah usai menemui Menhub Budi Karya, Jumat (14/12).

Gus Miftah menyebut jika perilaku pesta seks adalah hasil dari gaya hidup hedon yang terprovokasi kepada nafsu syahwat. Gus Miftah juga menyebut jika pesta seks seperti yang terjadi di Sleman merupakan orientasi seks yang salah.

Untuk melakukan pendekatan kepada para penggemar pesta seks ini, Gus Miftah mengaku akan menggunakan pendekatan yang berbeda di banding saat berdakwah kepada para pekerja kafe dan PSK seperti yang telah lama dilakukannya.

Gus Miftah mengibaratkan para penggemar pesta seks ini mirip kentut. Karena baunya ada tetapi susah mencari wujud aslinya. Gus Miftah pun mengaku akan memfasilitasi jika para penggemar seks ingin melakukan kegiatan ngaji bersama dan belajar tentang agama.

"Saya punya tantangan baru untuk mendekati para pelaku-pelaku. Pendekatan berbeda dengan kafe atau prostitusi, karena saya belum mengenal komunitas mereka. Maka ini akan saya telisik, saya baru cari jaringannya," urai Gus Miftah.

Gus Miftah menambahkan akan mencoba masuk dan berdialog dengan komunitas pesta seks yang disebutnya merupakan gaya hidup. Nantinya Gus Miftah ingin mengingatkan jika perilaku pesta seks merupakan gaya hidup yang salah.

"Nanti saya akan masuk. Kalau memang ada komunitas yang menjadikan itu sebagai gaya hidup maka saya harus masuk ke sana. Maksud tujuannya apa? Ini gaya hidup yang salah. Maka saya harus mengingatkan mereka. Saya dapat bocoran, katanya ada komunitas swinger di Yogya, yang dicontoh dari Surabaya, karena kasus swinger pernah muncul di Surabaya. Doakan saya akan masuk untuk ngaji tempat itu, karena ini (pesta seks) gaya hidup yang salah," tutup Gus Miftah.