Gus Yahya: Kami Tidak Mau Ada Politik Berdasarkan Identitas NU
Merdeka.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menegaskan, tidak menoleransi segala bentuk politik identitas saat pesta demokrasi nanti. Bahkan sebagai pemegang mandat tertinggi di PBNU, pria karib disapa Gus Yahya ini melarang ada politik berdasarkan identitas NU.
“Kita tidak mau ada politik berdasarkan identitas NU. Jadi kami tidak mau ada kompetitor pilih orang NU,” tegas Gus Yahya usai bersilaturahmi dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Kantor Pusat PBNU Jakarta, Kamis (25/4).
Gus Yahya menjelaskan, dalam pandangan PBNU, politik identitas merupakan politik yang hanya berdasarkan identitas primordial tanpa ada kompetisi yang lebih rasional menyangkut hal visioner dan juga tawaran agenda sehingga bisa dipersandingkan antar kompetitor.
-
Apa sikap Muhammadiyah terkait pilpres? Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah menyampaikan sikap politik terkait Pilpres 2024 besok.
-
Kenapa NasDem menolak Gubernur Jakarta ditunjuk Presiden? Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari menegaskan, pihaknya menolak mekanisme penunjukan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta oleh Presiden.
-
Kenapa NU dan Muhammadiyah punya pandangan berbeda? Perbedaan orientasi keagamaan NU dan Muhammadiyah bisa dilacak berdasarkan proses polarisasi pemikiran dan pengalaman pendidikan dua tokoh utama pendiri organisasi tersebut, yaitu KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy‟ari. Keduanya merupakan representasi ulama nusantara yang hidup pada abad ke 19 dan ke 20.
-
Kenapa Partai Golkar tidak mau Munaslub? “Saya berpandangan, Munaslub hanyalah jalan akhir ketika terdapat musibah, kondisi darurat atau force major sehingga ada unsur di puncak partai yang tidak berjalan.
-
Mengapa Zulhas berupaya keras mempersatukan NU dan Muhammadiyah? “Jadi begini, memang parpol itu fungsinya memajukan peradaban. Oleh karena itu PAN berusaha keras agar umat Islam memperkuat persatuan, bersatu walaupun berbeda,“
-
Siapa yang menyatakan Muhammadiyah tidak mudah percaya? Busyro Muqoddas sebagai Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengatakan organisasi itu tidak mudah percaya pada capres tertentu, terutama dengan janji-janjinya.
“Kami memandang politik identitas ini berbahaya bagi masyarakat secara keseluruhan karena itu akan mendorong perpecahan di masyarakat,” tegas Gus Yahya.
Gus Yahya tidak ingin, nama umat dan agama diseret dalam pesta demokrasi. Dia pun berharap, kompetisi antar kandidat nantinya berjalan lebih adil tanpa membawa hal-hil yang bersifat primordial.
“Kita tidak mau itu, kalau mau bertarung harus dengan tawaran rasional, ini yang kami harapkan. Saya sering katakan, bahwa kita tidak mau ada politik berdasarkan identitas Islam,” Gus Yahya menandasi.
Senada dengan itu, Haedar Nashir ikut angkat suara menjelaskan soal pengertian primordial. Menurut pandangannya, primordial terdiri dari sesuatu yang mengatasnamakan agama, ras, suku dan golongan yang sering disebut SARA.
“Karena menyandarkan dengan itu, maka sering terjadi politisasi sentimen atas nama agama ras suku golongan yang akhirnya membawa ke arah polarisasi,” tambah dia.
Haedar mewanti, primordial bukan hanya secara inklusif bahkan di tubuh setiap komunitas golongan bisa terjadi friksi atau gesekan. Dia berharap, setiap kontestasi, tidak hanya soal politik dan pesta demokrasi bisa berjalan secara lebih damai tanpa menyeret politik identitas ke dalamnya.
“Mari kita berkontestasi mengedepankan politik yang objektif rasional dan di dalam koridor demokrasi,” dia menutup.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gus Yahya tidak melarang setiap pengurus NU mengutarakan pendapat pribadinya.
Baca SelengkapnyaGas Yahya meminta calon pemimpin akan berkontestasi tidak menjual embel-embel NU dan agama demi meraih suara.
Baca SelengkapnyaGus Yahya menegaskan akan memberikan sanksi kepada pengurus yang mengatasnamakan NU untuk kegiatan politik praktis.
Baca SelengkapnyaGus Yahya menyebut, hanya dengan mengaku kader NU, seseorang bisa menjadi cawapres.
Baca SelengkapnyaNasDem menilai PBNU sebagai organisasi struktural tentu tidak dapat melarang masyarakat NU untuk berpolitik
Baca SelengkapnyaNorma NU sebagai organisasi dan lembaga pun tegas tidak mengizinkan sikap memberikan dukungan
Baca SelengkapnyaGus Yahya menegaskan bahwa PBNU tidak terlibat dalam dukung-mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKetua umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya merespons pernyataan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul
Baca SelengkapnyaGus Yahya menegaskan seluruh pengurus organisasinya tak boleh mengatasnamakan PBNU jika memberi dukungan politik.
Baca SelengkapnyaGus Yahya menyatakan tidak dapat sembarangan mengumbar sosok pilihannya dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengatakan setuju dengan PBNU tidak boleh terlibat politik praktis seperti yang disampaikan Ketum PBNU Gus Yahya.
Baca Selengkapnya