Habitatnya rusak, satwa endemik Bekantan mencari makan ke kebun sawit
Merdeka.com - Habitat satwa langka Kalimantan, Bekantan (Nasalis Larvatus) sejatinya di kawasan rivarian atau kiri dan kanan sungai serta kawasan hutan Mangrove. Namun beberapa waktu terakhir mereka masuk ke areal perkebunan sawit. Diindikasikan, kondisi tersebut karena habitat asli mereka semakin rusak.
Fakta itu terungkap melalui hasil penelitian dosen Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Yaya Rayadin, bekerjasama dengan tim Ecology and Conservation Center for Tropical Studies (Ecositrop) Kalimantan Timur, menggunakan studi kamera trap, yang disebar di kawasan perkebunan sawit, pertambangan, Hutan Tanam Industri (HTI), kawasan konservasi dan kawasan lindung di Kalimantan Timur.
"Selama menggunakan kamera trap dalam 4 tahun ini, merekam dan memotret beberapa bekantan yang bergerak di atas permukaan tanah," kata Yaya, dalam penjelasan dia, Kamis (23/11) sore.
-
Apa itu Kilangan di Banten? Konon, saat itu sudah ada pabrik gula dengan teknologi sederhana di wilayah Banten Lama bernama Kilangan. Kilangan ini merupakan tempat untuk menggiling tebu, dengan menggunakan batu besar serta tenaga hewan kerbau.
-
Dimana habitat bekantan di Tarakan? Jalan-jalan ke Kota Tarakan rasanya kurang puas jika belum menyambangi Kawasan Konservasi Hutan Mangrove dan Bekantan yang terletak di pusat kota tersebut.
-
Mengapa jumlah penduduk Indonesia diprediksi terus melambat? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun. Artinya jumlah penduduk Indonesia terus melambat setiap tahun
-
Kenapa jumlah hewan di Bumi sulit dihitung? Namun dia mengatakan cara termudah untuk memulai adalah dengan memperkirakan jumlah total spesies hewan.
-
Kapan badak jawa terancam punah? Badak Jawa terancam punah karena habitat yang semakin terfragmentasi dan perdagangan ilegal kulitnya.
-
Bagaimana cara menghitung bebek yang ada di kali? Ada bebek 10 dikali 2, jadi berapa?Jawaban: Jadi 8, soalnya kan yang 2 ada di kali.
"Selama ini kita hanya mengenal bahwa Bekantan hanya hidup dan bergerak di atas pohon itu pun di dalam habitat yang khusus, yaitu di kawasan rivarian (kanan kiri sungai) dan mangrove," ujar Yaya.
"Ironisnya lagi pergerakan Bekantan di atas permukaan tanah tersebut justru terekam di kawasan perkebunan sawit, hutan tanaman industri dan kawasan reklamasi tambang. Kawasan itu selama ini dikenal bukan sebagai habitat Bekantan," ungkap Yaya.
Bekantan, lanjut Yaya, merupakan satwa endemik Pulau Borneo, di mana di dunia hanya hidup di Pulau Kalimantan dan hanya tersebar di beberapa tipe habitat mangrove dan rivarian. Mereka merupakan satwa yang hidup secara berkelompok dan sangat tergantung kepada vegetasi mangrove dan beberapa jenis pohon di wilayah rivarian.
"Karena sangat sensitifnya primata Bekantan ini, sangat jarang sekali menemukan hewan ini di kebun binatang," terang Yaya.
Jumlah populasi Bekantan di Kepulauan Borneo, secara khusus belum pernah dihitung. Namun bila mengkompilasi hasil berbagai penelitian yang dilakukan di beberapa tempat di wilayah Sabah, Brunei, Serawak dan Kalimantan diperkirakan populasinya tinggal 15.000 sampai dengan 20.000-an ekor saja.
"Adanya perubahan perilaku pergerakan Bekantan dari arboreal (bergerak di atas tajuk pohon) ke Terestrial (bergerak di atas permukaan tanah) akan membawa beberapa konsekuensi kepada terganggunya kelestarian populasi Bekantan," ungkap Yaya.
"Bekantan yang berpindah dan bergerak di atas tanah, menjadi indikator kalau habitatnya sudah rusak dan kurangnya sumber pakan untuk kelangsungan hidupnya. Sehingga Bekantan bergerak cari sumber pakan ke tempat lain, termasuk kawasan perkebunan sawit, pertambangan dan juga kawasan HTI."
Dia menambahkan, kondisi bekantan masuk kebun sawit sangat rawan dimangsa satwa lain misalnya oleh ular piton, macan dahan.
"Bahkan untuk yang kecil sangat potensial untuk diterkam kucing hutan," tutur Yaya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Spesies satwa endemik Bangka Belitung ini unik dan kini keberadaannya sudah terancam punah.
Baca SelengkapnyaHewan dengan nama latin Nisaetus Floris ini memiliki ukuran fisik yang besar hingga 71-82 centimeter.
Baca SelengkapnyaSemakin kesini hewan endemik Indonesia sudah banyak yang hampir punah bahkan banyak juga yang sudah punah, seperti komodo dan harimau bali.
Baca SelengkapnyaMenurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.
Baca Selengkapnya7 kucing liar di Indonesia yang langka dan terancam punah
Baca SelengkapnyaJalan-jalan ke Kota Tarakan rasanya kurang puas jika belum melihat bekantan.
Baca SelengkapnyaDiduga mereka kekurangan makanan di tempat asalnya.
Baca SelengkapnyaWarga sekitar mengaku masih menjumpai keberadaan satwa macan di hutan Blora. Apakah itu benar?
Baca SelengkapnyaSebuah kawasan yang menjadi tempat konservasi Orang utan ini terdapat beberapa kegiatan penelitian untuk ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Baca SelengkapnyaSalah satu taman nasional yang berada di lintas provinsi dan kabupaten ini menjadi kawasan habitat orang utan beserta jenis makhluk hidup lainnya.
Baca SelengkapnyaHampir 60% dari Taman Nasional Siberut berupa hutan yang dihuni oleh ratusan spesies tumbuhan berkayu, puluhan spesies mamalia, hingga ratusan jenis burung.
Baca Selengkapnya