Hadapi kekeringan, Menteri Marwan serukan desa gelar salat istisqo
Merdeka.com - Musibah kekeringan yang melanda desa-desa menimbulkan keprihatinan tersendiri bagi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendesa PDTT) Marwan Jafar. Dia menyerukan dilakukannya salat istisqo atau salat mohon turun hujan, sebagai salah satu cara untuk mendatangkan hujan guna mengatasi musibah kekeringan yang melanda banyak desa di Indonesia.
"Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius, menghadapi situasi sulit seperti musibah kekeringan sekarang ini mari kita tundukkan kepala tengadahkan tangan memohon kepada Allah Yang Maha Pengasih, saya serukan desa-desa secepatnya lakukan salat istisqo mohon segera diturunkan hujan, bagi saudara-saudara yang nonmuslim diharapkan juga berdoa menurut keyakinannya masing-masing," ujar Marwan, di Jakarta, Minggu (26/7).
Dijelaskan menteri asal PKB ini, salat istisqo adalah salat yang dilakukan dalam rangka memohon hujan kepada Yang Maha Kuasa. Hukum salat istisqo adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) bagi yang terkena musibah kekeringan yang berakibat kelangkaan air untuk minum dan kebutuhan lainnya. Sebelum melaksanakan salat istisqo dianjurkan semua jemaah memperbanyak istighfar, memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa yang telah dilakukannya.
-
Dimana saja kekeringan terjadi di Jateng? Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, mengatakan bahwa saat ini ada 30 kabupaten atau kota di Jateng yang telah menetapkan status siaga bencana. Pernyataan Suharyanto itu ia sampaikan pada Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Kekeringan Jawa Tengah yang digelar di Gedung Gradika Bhakti Praja Semarang.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Siapa saja yang terdampak kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali.
-
Apa dampak kekeringan di Jateng? Warga Terdampak Kekeringan di Jateng Capai 9.153 Jiwa, Ini Penjelasan BPBD
-
Apa dampak dari kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali. Dalam dua bulan terakhir, mereka kesulitan air bersih.
-
Di mana kekeringan terjadi di Jawa Tengah? Memasuki akhir bulan September, sejumlah daerah di Jateng mulai diguyur hujan. Walau begitu curahnya masih kecil dan belum bisa untuk mencukupi kebutuhan air warga yang daerahnya telah dilanda kekeringan sejak lama.
Salat isitisqo harus dilaksanakan dengan penuh khidmat, keprihatinan dalam keadaan memelas dan merendahkan diri serendah rendahnya kepada Allah SWT, tidak boleh banyak bicara baik ketika perjalanan, duduk maupun menunggu. Semua
harus dilakukan dengan sangat khusyuk dan hening.
"Saya sejak beberapa waktu lalu telah memantau fenomena kekeringan yang melanda hampir semua daerah di Indonesia, tak kunjung turunnya hujan menyebabkan sumber air desa menjadi kering, warga desa kesulitan air bersih untuk keperluan sehari-hari, kita juga khawatir akan terjadi gagal panen, begitu juga usaha desa seperti perkebunan, peternakan, perikanan darat, dan lainnya akan ikut terganggu atau berhenti," terangnya.
Pihaknya mencatat, di Provinsi Nusa Tenggara Barat tercatat 379 desa dari 76 kecamatan mengalami ancaman kekeringan dan kekurangan air bersih, termasuk diantaranya kekeringan di lahan persawahan. Sementara di Pamekasan terdapat 80 desa yang rawan kekeringan, di Wonogiri sebanyak 38 desa. Di daerah-daerah lain juga banyak desa yang sudah atau akan mengalami kelangkaan air. Bahkan kota Bogor yang terkenal sebagai kota hujan saat ini lebih separuh wilayahnya mengalami kekeringan dan darurat air bersih.
"Kondisi desa yang terkena musibah kekeringan ini harus segera kita atasi, kita upayakan solusinya bersama-sama, selain dengan upaya yang sifatnya lahiriah sangat penting juga kita ber-ikhtiyar melalui upaya batiniah dan cara-cara spiritual dengan berdoa dan melakukan salat istisqo untuk memohon hujan turun guna mengatasi musibah kekeringan yang terjadi saat ini" kata Marwan yang merupakan alumnus Pesantren Kajen Pati ini.
Dari berbagai fakta yang terliput media, lanjutnya, setelah usainya salat istisqo yang dilakukan dengan sangat khusyuk ternyata daerah tersebut dan sekitarnya tidak berselang lama segera turun hujan.
"Realitas ini menunjukkan bahwa cara-cara spiritualitas juga bisa menjadi solusi konkret atas masalah yang dihadapi bangsa, namun hal ini tidak lantas membuat kita melupakan cara-cara lahiriah dengan memanfaatkan sains dan teknologi, justru kita harus memadukan kedua cara itu secara bijaksana dan tepat guna" ungkapnya.
Marwan juga menyerukan pentingnya dibangun solidaritas dan kerjasama antardesa dalam mengatasi musibah kekeringan. Desa-desa yang kebetulan memiliki sumber air melimpah diserukan untuk membantu memberikan pasokan air kepada desa-desa yang kekeringan.
"Saat inilah momen yang tepat untuk menunjukkan bahwa desa-desa kita masih memegang teguh nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, tolong menolong, dan kearifan lokal lainnya dalam menghadapi kesulitan hidup, ayo desa-desa yang punya pasokan air berlebih segera bantu desa-desa lainnya yang membutuhkan, ya setidaknya untuk keperluan minum dan memasak" imbau Marwan.
Dia mengingatkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) bahwa musim kemarau akan berlangsung lama hingga bulan September mendatang, dan tidak mungkin dilakukan program hujan buatan karena kondisi awan, angin dan iklim saat ini tak menunjang dilakukannya program tersebut. Hal ini bisa menyebabkan desa-desa mengalami kekeringan yang berkepanjangan, sehingga sangat diperlukan adanya upaya antisipasi termasuk menggalang solidaritas dan kerjasama antardesa dalam memenuhi kebutuhan air bersih. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengimbau masjid seluruh Indonesia untuk melaksanakan Salat Istisqa atau salat untuk meminta hujan.
Baca SelengkapnyaKemarau yang berkepanjangan menyebabkan kekeringan di sejumlah desa di Banyuwangi dan menurunnya debit air di sejumlah waduk.
Baca SelengkapnyaWali Kota Depok Mohammad Idris menjadi imam pelaksanaan salat istisqa yang digelar di lapangan Balai Kota Depok.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah di Jawa Tengah (Jateng) dilanda kekeringan. Kondisi terparah terjadi di Kabupaten Grobogan dengan 99 desa yang kini kekurangan air.
Baca SelengkapnyaBPBD Jateng bersama BPBD kabupaten kota setempat telah mendistribusikan sebanyak 6.346.000 liter air bersih untuk 33.871 keluarga.
Baca SelengkapnyaWilayah Kabupaten Demak yang mengalami krisis air bersih semakin luas. Tidak kurang 62 desa telah mengalami kondisi itu.
Baca Selengkapnya38 daerah di tujuh provinsi mengalami kekeringan dengan tidak ada hujan selama lebih dari dua bulan
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi Indonesia mengalami kemarau panjang tahun ini.
Baca SelengkapnyaAngin puting beliung berputar-putar tepat di tengah jemaah salat istisqa di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data yang dihimpun BPBD, dari 14 kapanewon terdapat 55 kelurahan yang berpotensi terdampak.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kabupaten Bekasi mengajukan permohonan bantuan modifikasi cuaca kepada pemerintah pusat dan provinsi untuk mengatasi kekeringan yang semakin meluas.
Baca SelengkapnyaEl Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Baca Selengkapnya