Hadapi MEA 2015, Menteri Nasir sorot ijazah palsu di PTN dan PTS
Merdeka.com - Indonesia dipaksa kebut untuk mengejar ketertinggalan pendidikan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di penghujung 2015. Banyaknya kecurangan dianggap masih menjadi batu sandungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Ijazah palsu salah satu kecurangan yang sering mencuat. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek) Muhammad Nasir menegaskan, permasalahan seperti itu terjadi di banyak perguruan tinggi swasta maupun negeri.
"Penjualan ijazah palsu, kelas jarak jauh, ini ada di swasta atau negeri. Di swasta ada, negeri itu ada," kata Nasir di Jakarta, Kamis (8/1).
-
Dimana uang palsu diedarkan? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Kenapa dosen muda ini menyamar jadi mahasiswa? Ia sengaja menyuruh mahasiswanya keluar agar tidak ketahuan.
-
Bagaimana cara menyelesaikan penahanan ijazah di sekolah swasta? “Kalau swasta kita musti negosiasi sama sekolahannya dulu. Kalau di swasta harus bicara dengan sekolah dan yayasan,“ imbuhnya.
-
Bagaimana cara dosen ini menyamar jadi mahasiswa? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru.
-
Dimana penipuan terjadi? Pasangan ini memiliki sebuah pusat terapi di Kanpur, Uttar Pradesh, di mana mereka diduga meyakinkan orang-orang bahwa proses penuaan mereka dipercepat oleh polusi udara yang parah.
-
Dimana penipuan itu terjadi? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
Kemenristek telah mendesak agar makin perketat keamanan sistem pendidikan khususnya perguruan tinggi. Terlebih jelang MEA 2015, perguruan tinggi mesti meningkatkan kualitas.
Selain itu, perbaikan kualitas diharapkan mampu membuat masyarakat makin nyaman mengenyam pendidikan. "Untuk itu diperbaiki, agar masyarakat aman, nyaman dan perguruan tinggi makin kredibel," ungkapnya.
Dia menambahkan, perguruan tinggi swasta ataupun negeri juga diwajibkan memikirkan nasib mahasiswa kurang mampu. "Saya ingin membantu kepada anak miskin Indonesia. Tolong (para perguruan tinggi) diperhatikan juga itu (anak miskin)," terangnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baru-baru ini terkuak kasus pelatihan salon abal-abal di Banten.
Baca SelengkapnyaPolisi belum bisa mengambil langkah lebih lanjut dalam penyidikan sebelum ada hasil koordinasi dengan Bareskrim.
Baca SelengkapnyaMaraknya penjualan e-materai oleh calo, pelamar CPNS kini semakin khawatir mengenai keaslian e-materai yang telah mereka beli.
Baca SelengkapnyaPada kesempatan tersebut Gibran menunjukkan ijazah S1 miliknya.
Baca SelengkapnyaPara calo ini menjual e-materai dengan harga yang sangat tinggi, mulai dari Rp30.000 hingga Rp120.000 per pcs.
Baca SelengkapnyaAnas memastikan semua tahapan tes berjalan transparan dan akuntabel.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya membongkar sindikat penjualan senjata api ilegal hasil kerja sama dengan TNI Angkatan Darat.
Baca SelengkapnyaKementerian Pendidikan diklaim telah mencabut ijazah calon wakil presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo tegaskan tidak akan ada lagi kejadian sekolah menahan ijazah lulusan atas dasar tunggakan pembayaran atau apapun alasannya
Baca SelengkapnyaPolisi turun tangan mengusut dugaan pemalsuan yang dilakukan peserta PPDB.
Baca SelengkapnyaMH juga berdalih menggantikan sepupu kandungnya untuk ujian tes CPNS Kemenkumham.
Baca SelengkapnyaBudi mengatakan bahwa Kemenkes akan segera menerbitkan peraturan pengawasan terkait SKP dengan menyiapkan sanksi yang berat
Baca Selengkapnya