Hadiri Hajatan Nikah di Rumah Makan, Puluhan Warga Garut Keracunan
Merdeka.com - Puluhan warga Garut mengalami gejala keracunan sejak Rabu (28/7). Mereka mengalami kejadian itu seusai menghadiri hajatan keluarga di salah satu rumah makan di wilayah Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Asep Surachman membenarkan adanya kejadian keracunan itu.
"Sampai jam 6 pagi, ada 93 orang warga yang diketahui mengalami gejala keracunan," ujarnya, Kamis (29/7).
-
Siapa yang terkena keracunan? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
-
Apa saja gejala keracunan makanan? Dilansir dari WebMD gejala tersebut dapat meliputi: Muntah, Mual, Diare, Sakit perut, Demam.
-
Apa yang menyebabkan keracunan massal? Keracunan sendiri ditengarai akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
-
Siapa yang rentan mengalami keracunan makanan? Sejumlah organisme ini rentan menyebabkan keracunan pada orang tua, bayi, anak-anak kecil, wanita hamil beserta bayi yang dikandungnya, dan mereka yang rentan.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Kenapa keracunan makanan bisa terjadi? Keracunan makanan bisa dialami karena sejumlah hal seperti: Campylobacter, bakteri yang ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi atau diproses secara tidak baik, Escherichia coli (E. coli), biasanya ditemukan pada sayuran mentah dan daging yang kurang matang, Listeria, yang dapat hadir pada daging irisan dan keju lembut, Norovirus, yang dapat Anda dapatkan dari kerang yang kurang matang, Salmonella, biasanya ditemukan pada unggas yang kurang matang dan telur mentah, Staphylococcus aureus, yang juga dapat menyebabkan infeksi staph.
Dari 93 orang yang mengalami gejala keracunan, 28 orang masih menjalani perawatan di fasilitas kesehatan, sedangkan sisanya rawat jalan.
Asep menjelaskan, jika mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan, warga diduga mengalami gejala keracunan dari bahan pangan. "Di Permenkes, kalau lebih dari 3 orang dengan gejala yang sama, dengan makanan yang sama, dengan gejala muncul pada jam yang hampir sama itu sudah definisi keracunan pangan," jelasnya.
Untuk membuktikan penyebab utamanya, apakah dari bakteri atau bahan kimia, pihaknya menunggu pengujian sampel makanan dan muntahan di laboratorium. Hasilnya diperkirakan keluar dalam waktu beberapa hari.
Berdasarkan informasi dihimpun merdeka.com, hajatan pernikahan dilaksanakan di salah satu rumah makan di wilayah Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut. Yang menikah merupakan warga Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut.
Salah seorang keluarga yang hadir dalam kegiatan pernikahan, Asep (bukan nama sebenarnya), menyebut bahwa yang menikah adalah. Di rumah makan itu digelar akad nikah dan resepsi, namun waktu kedatangan tamu diatur sedemikian rupa.
"Jadi yang masak ya pihak yang punya rumah makan, jadi kaya pesan catering dan tempat. Nikah biasa, ada pelaminan dan lainnya," sebutnya.
Asep tidak menyangka kalau pernikahan saudaranya itu akan berakhir dengan tragedi keracunan. "Jadinya sekarang keluarga yang menggelar nikahan diperiksa oleh pihak kepolisian," ucapnya.
Warga lainnya, Laila menyebut bahwa temannya sempat hadir dalam kegiatan pernikahan yang digelar itu. "Sekarang teman saya sekeluarga mengalami keracunan karena hadir di sana pas kemarin," ucapnya.
Laila mengaku cukup heran dengan masih bisa digelarnya kegiatan pernikahan yang dihadiri lebih dari 20 orang di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Bukan hanya di rumah makan, setahu dia, setiap pekan selalu ada yang melaksanakan resepsi pernikahan cukup meriah.
"Saya beberapa kali menerima undangan, pas saya tanya katanya yang diundang ratusan orang. Jadi aneh juga, diatur tapi bebas jadinya," ucapnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai mendapat laporan soal keracunan massal itu, polisi masih menyelidiki penyebabnya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan yang diterimanya dari pasien yang mendapatkan perawatan, seluruhnya mengaku menyantap nasi kotak.
Baca SelengkapnyaAcara reses anggota DPRD dari PPP diduga menjadi pemicu keracunan ratusan warga. Mereka menyantap makanan yang disediakan sebelum sakit.
Baca SelengkapnyaPuluhan pegawai Pemkab Gowa dilarikan ke RSUD Syekh Yusuf. Mereka diduga keracunan seusai menyantap hidangan acara pernikahan di Gedung Adi Jaya.
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaPara korban diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa dua orang pemilik acara, yakni pasangan suami istri (pasutri) SY dan DM.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data, ada 364 warga mengalami keracunan usai menyantap nasi boks saat acara reses anggota DPRD Kota Cimahi.
Baca SelengkapnyaKeracunan diduga akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaKorban keracunan meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit setelah hasil pemeriksaan diharuskan dirujuk.
Baca SelengkapnyaPuluhan warga ini mengalami gejala mual dan muntah. Kondisi ini diperparah dengan badan yang lemas dan hanya bisa berbaring.
Baca Selengkapnya