Hadiri try out SBMPTN, Hasto berkaus 'Jadi Presiden itu berat, biar Jokowi saja'
Merdeka.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menghadiri acara Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), yang digelar pengurus DPP Bidang Pemuda dan Olahraga PDIP. Dalam acara ini, Hasto menarik perhatian dengan menggunakan kaus bertuliskan 'Jadi Presiden itu berat, biar Jokowi saja'.
Gaya berpakaian Hasto tampak santai di banding biasanya. Kaus yang dikenakan Hasto dibalut dengan jaket berwarna merah, celana jin dan skate.
Disinggung soal kaos bertuliskan 'Jadi Presiden itu berat, biar Jokowi saja', Hasto menyebut kaus tersebut adalah pemberian seorang desainer muda.
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
-
Kenapa Hasto Kristiyanto singgung tentang sosok pemimpin yang dibantu keluarga? Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung soal sosok pemimpin yang dibantu oleh keluarga. Menurut Hasto, generasi perintis bukan mendapat fasilitas dari ayah dan pamannya.
-
Kenapa Jokowi hadir di acara? Acara serah terima dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang berpidato di HUT PSI? Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep berpidato pada HUT ke-9 PSI di Stadion Jatidiri, Semarang, Sabtu (9/12).
"Ya ini saya menghargai hasil karya seorang yang namanya Jopan. Dia mengirimkan kaus ke saya, ya sudah saya pakai," kata Hasto di Basement Seasons City, Jalan Prof. DR. Latumenten, Tambora, Jakarta, Minggu (29/4).
Tulisan di kaos tersebut, kata Hasto merupakan realitas bahwa menjadi seorang pemimpin negara tidak mudah. Hasto mengklaim, saat ini hanya Jokowi, figur pemimpin yang mampu memimpin Indonesia.
Hasto mengaku telah membagikan kaus tersebut ke sejumlah kader PDIP, semisal calon wakil gubernur Jawa Timur, Puti Guntur Soekarno.
"Pak Jokowi pemimpin rakyat menjadi Presiden itu tidak mudah, sekarang tiba-tiba mendadak Cawapres semua pengen jadi Cawapres," ujarnya.
Lebih lanjut, Hasto menampik jika kaos tersebut bukan sebagai aksi balasan atas maraknya kaus '2019gantipresiden' yang digagas kubu oposisi.
"Enggak usah ditanggapi. Enggak usah ditanggapi karena yang penting ke bawah," tandas Hasto. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto menilai hal itu membuktikan antara Ganjar dan Presiden Jokowi terbiasa untuk melakukan blusukan yang juga menjadi kebiasaan para kader-kader banteng.
Baca SelengkapnyaHasto meminta Presiden Jokowi netral, dan menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaHasto juga berbicara peluang Basuki T Purnama (Ahok) untuk maju di Pilkada.
Baca SelengkapnyaAir mata Hasto mengucur bukan karena tidak bisa menjawab pertanyaan penguji sidang doktornya, melainkan ketika menyinggung soal kepemimpinan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyoroti lokasi saat Presiden Jokowi menyatakan Presiden boleh kampanye dan memihak.
Baca SelengkapnyaHasto juga blak-blakan menjawab isu-isu panas terkini.
Baca SelengkapnyaHasto mengatakan, seragam hitam itu mecerminkan situasi demokrasi Indonesia kini tengah menghadapi tantangan. Menurutnya, nepotisme telah lahir kembali.
Baca SelengkapnyaHasto menyadari sejak awal saat mengkritisi demokrasi dan pemerintah, ia paham resiko akan dipenjara suatu hari nanti
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Konsolidasi dengan Parpol Koalisi Ganjar di Kedai Kopi Aktivis 98
Baca SelengkapnyaHasto menyinggung soal sosok presiden yang dinilainya punya ambisi kekuasaan dengan meminta perpanjangan masa jabatan hingga tiga periode.
Baca SelengkapnyaPDIP tak mengenal kata lelah jika berjuang untuk bangsa dan negara Indonesia
Baca SelengkapnyaKalau pertemuan itu dilaksanakan antar institusi. Misalnya kemarin Mbak Puan selaku ketua DPR bertemu degan Bapak Jokowi sebagai presiden.
Baca Selengkapnya