Haji Agus Salim tinggal di Gang Listrik, hidup tanpa listrik
Merdeka.com - Cerita Haji Agus Salim sebagai bapak bangsa yang hidup dalam kemelaratan sudah menjadi legenda. Padahal sebagai sosok berpendidikan tinggi, sebenarnya hidup mapan bukanlah hal sulit untuk Haji Agus Salim.
Kustiniyati Mochtar dalam buku Seratus Tahun Haji Agus Salim menceritakan secara khusus sikap Haji Agus Salim yang tidak mau kompromi dengan kolonial meski harus hidup susah. Dengan menunjukkan sikap kritis terhadap kebijaksanaan kolonialis, akibatnya tentu kesulitan mencari nafkah dan kehidupan penuh derita bagi keluarga.
Agus Salim bukannya tak tahu akan konsekuensi sikapnya ini, namun rupanya adalah tekad baginya untuk tetap menuruti hati nurani. Maka sejak keluar dari dinas pemerintah, kantor BOW pada tahun 1912 dan memasuki dunia pergerakan pada tahun 1915, hidupnya adalah sebagai seorang partikelir yang terus menerus dilanda kemiskinan.
-
Apa yang menjadikan Agus Salim terkenal? Agus Salim adalah salah seorang tokoh besar yang berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Pria yang lahir pada tanggal 8 Oktober 1884 ini mendapatkan julukan Singa Podium. Sebab, banyak sekali delegasi yang takjub dengan kemampuan berpidatonya.
-
Siapa yang mengagumi Agus Salim? Agus Salim adalah salah seorang tokoh besar yang berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Pria yang lahir pada tanggal 8 Oktober 1884 ini mendapatkan julukan Singa Podium. Sebab, banyak sekali delegasi yang takjub dengan kemampuan berpidatonya.
-
Kapan Agus Salim meninggal? Tepat hari ini, 4 November pada tahun 1954 silam, Haji Agus Salim meninggal dunia.
-
Siapa yang terinspirasi dengan kisah kakek Hasan Ali? 'Dalam waktu singkat dia mengajari kami fakta hidup yang sulit,' kata salah satu netizen.
-
Kenapa Agus Salim terkenal dengan julukan 'Singa Podium'? Agus Salim adalah salah seorang tokoh besar yang berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Pria yang lahir pada tanggal 8 Oktober 1884 ini mendapatkan julukan Singa Podium. Sebab, banyak sekali delegasi yang takjub dengan kemampuan berpidatonya.
-
Siapa nama Abah Guru Sekumpul? Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al Banjari, atau akrab disapa Abah Sekumpul, merupakan seorang ulama karismatik asal Kalimantan.
Padahal pada kurun waktu yang bersamaan ia membentuk keluarga, berarti seorang demi seorang anak-anaknya lahir, mulai tahun 1913 sampai lebih kurang 25 tahun kemudian. Dalam periode paling susah, di mana ia harus sampai puluhan kali berpindah-pindah rumah, tanggungannya adalah seorang istri dan 7 atau delapan anak yang masih kecil-kecil.
Apabila keadaan lagi lumayan, di mana ia mempunyai penghasilan tetap misalnya sebagai hoofdredacteur atau pimpinan redaksi sesuatu surat kabar, maka keluarga Haji Agus Salim tinggal di rumah yang cukup baik.
Tetapi begitu jabatan lepas dari tangan, seringnya pemilik modal menganggapnya terlalu tajam terhadap penguasa, maka sulit baginya bertahan di rumah baik yang sewanya menjadi tak terpikul lagi. Pindahlah mereka ke rumah yang lebih murah sewanya, tentu yang lebih kecil dan jelek, serta lokasinya di kampung yang becek, di gang yang pengap. Puluhan kali hal ini terjadi, baik di Jakarta ataupun di kota lain seperti Yogya atau Surabaya.
Di Jakarta mereka pernah tinggal di Tanah Abang, di Karet, di Jatinegara, di Gang Kernolong, Gang Toapekong, Gang Listrik dan masih banyak lagi, terlalu banyak untuk diingat satu persatu. Namun kadang-kadang di suatu alamat ada kejadian yang membuat kenangan tak terlupakan.
Misalnya, apa yang mereka alami di Gang Listrik. Justru di alamat ini Agus Salim beserta keluarga hidup tanpa listrik, gara-gara uang jaminan untuk langganan listrik tak dapat mereka bayar. Sungguh sebuah pengabdian dan teladan luar biasa dari Haji Agus Salim.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hebatnya, tak pernah terucap kata menyakitkan dari Zainatun Nahar, istri Agus Salim atas prinsip hidup yang dipegang suaminya.
Baca SelengkapnyaPria tua ini bukanlah orang sembarangan. Dia masih memiliki darah keturunan Kerajaan Majapahit. Pesan leluhurnya juga masih dipegang teguh. Bahkan kakek ini juga masih menjunjung tradisi ageman Jawa Kuno.
Baca SelengkapnyaBelum lama ini, sosok Pak Cecep viral karena tinggal sebatang kara di rumah tanpa listrik dan air. Begini kisahnya.
Baca SelengkapnyaDi era modern saat ini ternyata di Indonesia masih ada salah satu kawasan yang tidak dialiri listrik.
Baca SelengkapnyaWalau hidup serba kekurangan, ia tampak selalu tersenyum
Baca SelengkapnyaPotret rumah sederhana milik seorang pria di pinggiran hutan.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Cilawang, Bandung Barat dan Kampung Buyuh Topeng, Majalengka harus minum dari penampungan air hujan.
Baca SelengkapnyaUntuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca SelengkapnyaKisah haru Pak Aris, pak ogah di Yogyakarta yang hidup sebatang kara dengan keterbatasan tubuh atau disabilitas.
Baca SelengkapnyaKakek penjual kacang keliling ini ceritakan masa lalunya pernah jadi korban penculikan Jepang, kisahnya viral.
Baca SelengkapnyaKisah tragis seorang tuna wisma yang sudah hidup di jalanan selama puluhan tahun.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, rumahnya terbakar. Sehingga dibangunlah gubuk reyot yang kundisinya sangat tidak layak itu.
Baca Selengkapnya