Hakim ini takut jatuhi hukuman mati pengedar narkoba asal Malaysia
Merdeka.com - Pengadilan Negeri Kelas IB Cibinong, Jawa Barat, memvonis penjara seumur hidup dua warga negara asing (WNA) asal Malaysia. Keduanya terbukti menjadi pengedar narkoba jenis sabu dengan barang bukti 3.200 gram di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Hukuman yang pantas untuk mereka adalah hukuman penjara seumur hidup," kata Hakim Ketua, Lilik Sugihartono di Pengadilan Negeri Cibinong, Jawa Barat, seperti dilansir Antara, Rabu (21/1).
Lilik Sugihartono tidak sepakat dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum untuk memberikan menghukum vonis mati kepada dua WNA asal Malaysia. Secara hukum kedua terdakwa secara sah bersalah tetapi majelis berdasarkan pertimbangan tidak ada satu orang pun yang bisa mencabut nyawa orang lain kecuali Tuhan Yang Maha Esa.
-
Siapa yang mencabut nyawa orang beriman? Malaikat maut memiliki peran khusus dalam mencabut nyawa.
-
Siapa yang bisa terbebas dari dosa? Benci dosa, cintai pendosa.
-
Siapa yang berpendapat hukuman mati melanggar hak asasi manusia? Amnesty International berpendapat bahwa hukuman mati melanggar hak asasi manusia, khususnya hak untuk hidup dan hak untuk hidup bebas dari penyiksaan atau perlakuan atau hukuman yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat manusia.
-
Siapa yang menegaskan tentang takdir kematian? Allah SWT berfirman:الَّذِينَ قَالُوا لِإِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوا لَوْ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُوا...Artinya: '(Mereka itu adalah) orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: 'Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh...'' (QS. Ali Imran: 168).
-
Siapa yang bisa ngungkapin kata terakhir? Anda bisa mengungkapkan kata-kata terakhir yang bikin nangis untuk kekasih hati.
-
Kenapa pelaku membunuh korban? Aksi nekat tersebut terjadi lantaran korban meminta uang tambahan sebesar Rp100.000.
Dia memutuskan bahwa majelis hakim memberikan waktu tujuh hari kepada terdakwa dan jaksa penuntut umum untuk menyatakan sikap sepakat atau ingin melakukan banding.
Sementara itu, Jaksa Penuntut umum Rizal Jamaluddin menyatakan, pada intinya dakwaan terbukti kedua WNA tersebut bersalah. Sesuai keputusan majelis hakim yang memberikan waktu tujuh hari untuk menyatakan sikap ingin banding atau tidak terhadap putusan hukuman penjara seumur hidup dua WNA asal Malaysia.
"Saya tinggal melaporkan kepada pimpinan hasil keputusan ini, selanjutnya sikap dan langkah apa yang akan diambil jaksa penuntut umum mau banding atau tidak itu semua tergantung keputusan pimpinan," katanya.
Namun, Muhammad Iqbal, pengacara Hermanto Kusuma alias Abun menyatakan, keputusan ini diterima dengan tabah. Tetapi harapannya keputusan penjara seumur hidup bisa berkurang untuk kliennya.
"Saya akan konsultasikan dulu, apakah mau banding atau tidak," katanya.
Namun, ia berharap bisa banding untuk meminta keringanan hukuman kepada majelis hakim. "Tetapi kita tunggu saja hasil dari konsultasi dengan pihak keluarga dan tim," katanya.
Humas Pengadilan Negeri Klas IB Cibinong, Ronald Lumbuun mengatakan, keputusan hukuman seumur hidup sudah diberikan majelis hakim kepada dua WNA asal Malaysia. Mereka terbukti secara sah bersalah dan keputusan hukuman penjara seumur hidup adalah kewenangan hakim.
"Saya tidak bisa ikut campur dengan keputusan majelis hakim," katanya.
Dia memastikan semua hasil keputusan hukuman penjara seumur hidup berdasarkan pertimbangan ajaran agama tidak ada satu orang pun yang bisa mencabut nyawa orang lain kecuali Tuhan.
Topik pilihan: Kontroversi Hukuman Mati | Hukuman Cambuk
Sementara itu, harapan Ling Ling, istri Hermanto Kusuma alias Abun agar suaminya tidak divonis hukuman mati oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas IB Cibinong akhirnya terkabulkan. "Tuntutan vonis hukum mati kepada suamiku akhirnya tidak terwujud," kata Ling Ling.
Da merasa suaminya tidak melakukan kesalahan besar tetapi kenapa harus ada rencana pengadilan memutuskan hukuman mati kepadanya. Pihaknya tidak bisa berkata-kata apalagi.
"Hanya bisa berdoa dan berusaha agar hukuman penjara seumur hidup bisa berkurang. Kami hanya bisa bersabar dan menguatkan diri apa hasil keputusannya selanjutnya," kata ibu dua anak yang baru satu minggu tiba di Jakarta dari Riau.
Dia mengatakan, tidak bisa mendampingi suaminya selama proses persidangan karena kesibukan sebagai ibu rumah tangga. Namun, kasus suaminya tetap mendapatkan pantauan dari saudara yang tinggal di Jakarta.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para hakim dinilai sudah berpengalaman, memiliki kematangan dan kearifan dalam memutuskan perkara.
Baca SelengkapnyaPengadilan Militer II-08 Jakarta memvonis tiga terdakwa pembunuhan Imam Masykur Praka RM, Praka HS dan Praka J seumur hidup.
Baca SelengkapnyaPakar PBB telah meminta pihak berwenang Singapura untuk menyelamatkan terdakwa penyelundupan narkoba tersebut.
Baca SelengkapnyaBeragam modus penyelundupan narkoba jaringan internasional berhasil dibongkar
Baca SelengkapnyaKejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Utara menuntut pidana mati untuk 49 terdakwa kasus narkoba sejak Januari hingga Juli 2024.
Baca SelengkapnyaCalon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Fitroh Rohcahyanto menilai penerapan Pasal 2 dan Pasal 3 UU Tipikor harus hati-hati.
Baca SelengkapnyaPara terdakwa dan jaksa penuntut umum (JPU) Rizkie Andriani Harahap kompak menyatakan pikir-pikir.
Baca Selengkapnya