Hal-hal yang bikin pendaki celaka di gunung
Merdeka.com - Sekarang ini, kegiatan menjelajah alam bebas seperti naik gunung bukan lagi menjadi monopoli organisasi atau kelompok pecinta alam saja, namun sudah menjadi kegiatan rutin masyarakat umum lain. Dari mulai anak-anak, remaja, bahkan sesepuh pun ikut merasakan sensasi berdiri ribuan meter di atas permukaan laut.
Terlebih, setelah sebuah film layar lebar yang menyajikan keindahan panorama alam pegunungan dirilis pada bulan Desember 2012 lalu. Film tersebut disinyalir menjadi awal dari berubahnya pandangan masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung.
Sayangnya, tak jarang masyarakat minim informasi mengenai tata cara kegiatan alam bebas yang tepat. Lantaran minim pengetahuan soal kegiatan alam bebas, tak jarang masyarakat kerap mengalami insiden ketika mendaki gunung.
-
Apa yang dilakukan di gunung? Beberapa di antaranya bahkan menjadi tempat bertapa bagi orang-orang yang mencari berkah, hikmah, atau ilmu.
-
Bagaimana orang mendaki gunung terpendek ini? Sebagian besar orang hanya memerlukan satu menit untuk mencapai puncaknya, namun setiap tahun lebih dari 10.000 orang mengunjungi tempat ini dengan tujuan khusus.
-
Mengapa pendaki Amerika Serikat ini tersesat? Namun, ia tersesat setelah kehilangan arah, sebagian besar disebabkan oleh kerusakan beberapa jalur penting akibat kebakaran hutan yang baru saja terjadi di wilayah tersebut.
-
Kenapa pendaki pemula cocok mendaki Gunung Rajabasa? Salah satu gunung yang terletak di Lampung Selatan ini sangat cocok bagi para pendaki pemula karena hanya memiliki ketinggian kurang lebih 1.218 mdpl.
-
Bagaimana pendaki mencapai puncak? Ada beberapa jalur yang dapat ditempuh untuk mendaki Gunung Salak. Puncak yang umumnya menjadi tujuan pendaki adalah Salak I. Alternatif jalur lainnya termasuk melalui 'jalan belakang' melalui Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu, yang berdekatan dengan Gunung Bunder.
-
Kenapa pendaki tersesat di Gunung Singgalang? Lima orang pendaki itu tersesat di jalur pendakian karena kondisi cuaca ekstrem sehingga mereka kehilangan arah.
Hal itu pun disesalkan para penggiat alam bebas. Mereka menilai banyak nilai-nilai perlu diperhatikan dalam pendakian misalnya memerhatikan kebersihan lingkungan, memperlihatkan bagaimanakah pakaian yang dikenakan ketika mendaki gunung, serta personal and team equipment yang harus dibawa ketika mendaki gunung.
Berikut hal-hal yang membuat pendaki alam celaka dihimpun merdeka.com, dari keterangan beberapa pendaki yang berpengalaman:
Tidak siap fisik dan mental
Entah memang tidak tahu, tidak mau tahu, atau pura-pura tidak tahu, atau memang tidak peduli. Tetapi kebanyakan dari pendaki pemula seringkali mengabaikan keselamatan. Sebagian pendaki menilai menjelajah alam seperti keliling sore di komplek perumahan dan main-main di halaman rumah.Seringkali terlihat beberapa rombongan pendaki yang cuek memakai peralatan seadanya seperti sandal, celana pendek, bahkan isi ranselnya pun belum tentu logistik yang diperlukan untuk mendaki. Dengan melihat kondisi itu, kebanyakan dari mereka akan berakhir di tengah hutan dalam keadaan lapar atau haus, kemudian meminta logistik sisa dari kelompok pendaki lain yang lebih siap.Semua itu adalah hal-hal yang biasanya diabaikan dan mengakibatkan kecelakaan yang cukup fatal. Perut yang kosong dan dehidrasi bisa membuat konsentrasi hilang. Sedangkan konsentrasi yang hilang akan berakibat pada turunnya fisik dan mental. Menurunnya fisik bisa membuat pendaki kelelahan, lemas, dan ujung-ujungnya hipotermia atau kedinginan yang amat sangat. Dan menurunnya mental bisa menciutkan nyali pendaki dan berakhir pada halusinasi.
Sok paling tahu
Seorang pendaki saat berjalan kerap terlihat mendahului teman-temannya seakan menguasai medan dan jalur yang dilaluinya. Namun pada akhirnya, tipikal pendaki seperti biasanya berakhir sendirian di tengah hutan.Layaknya tim sepakbola, pendakian juga membutuhkan formasi. Sebelum memulai perjalanan biasanya tim rombongan melakukan briefing formasi. Idealnya, formasi ketika mendaki gunung itu harus rapat dan berdekatan dari satu anggota kelompok ke anggota yang lain.Posisi terdepan biasanya disebut leader atau pemimpin. Pada posisi ini, jangan sekali-kali menempatkan orang yang sok menguasai jalur pendakian. Usahakan tempatkan mereka yang mengerti medan tetapi mampu bersikap bijaksana dan tidak bertindak sembrono dan meninggalkan teman-teman lainnya.Posisi paling belakang biasanya disebut sweeper. Pada posisi ini, tempatkanlah mereka yang memiliki fisik dan mental yang kuat. Karena nantinya, dialah yang akan memberi bantuan secara fisik maupun dukungan mental pada teman-teman di depannya. Usahakan pilihlah orang yang juga mampu bersikap bijaksana.Posisi di tengah bisa di atur oleh leader ataupun sweeper. Usahakan jangan merubah posisi sebelum leader atau sweeper mengadakan kembali briefing.Ingat! Mendaki gunung bukan tentang bersaing dulu-duluan dengan teman untuk sampai ke puncak, tapi tentang pulang dengan teman-teman yang sama seperti saat keberangkatan.
Langgar aturan
Di gunung manapun yang di jelajahinya, setiap pendaki atau penggiat alam hanyalah seorang tamu. Dalam artian mereka ini tengah bertandang.Setiap gunung mempunyai karakteristik masing-masing. Dengan kata lain, setiap gunung memiliki larangan-larangan yang harus dipatuhi.Kecelakaan yang menimpah sahabat penggiat alam di Gunung Merapi akhir-akhir ini adalah contoh yang paling faktual. Di titik nol pendakian, atau di pos nol pendakian biasanya petugas menghimbau para pendaki untuk tidak mengabaikan larangan-larangan yang berlaku pada masing-masing gunung.Erri Yunarto, melanggar salah satu larangan yang paling terkenal di Gunung Merapi sejak meletus di tahun 2006 lalu. Bunyi larangannya seperti ini: 'Dilarang mendaki ke puncak Garuda'. Sayang, Erri yang berambisi untuk berfoto di pucuk Merapi tidak mengindahkan larangan tersebut. Akibatnya, dia terpeleset jatuh ke dalam kawah yang dalamnya sekitar 200 meter dan Erri pun berakhir di kantong oranye.Contoh kasus lain, salah satu pendaki pemula pernah hilang dan belum ditemukan sampai saat ini karena nekad membuat jalur sendiri. Sejatinya, alasan para penggiat alam membuat jalur legal adalah untuk memudahkan pendaki-pendaki baru ketika melakukan pendakian gunung. Setiap gunung di daratan Indonesia sudah memiliki jalur legalnya masing-masing. Jadi, jangan buat jalur sendiri. Jika mengabaikan itu, maka bersiaplah untuk pulang tanpa raga, atau pulang dengan kantong hitam atau oranye.
Mengabaikan ketiga poin diatas
Ketiga poin sebelumnya adalah hal-hal terkecil yang biasanya tidak diindahkan oleh para pendaki pemula. Jika ketiga poin tersebut diabaikan, sekali lagi, bersiaplah untuk pulang tanpa raga, atau pulang dengan kantong hitam atau oranye.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berkelana dan menjelajah alam bebas memang menyenangkan namun juga bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaPenting untuk sellau memperhatikan keselamatan dan tanda bahaya saat mendaki gunung,
Baca SelengkapnyaBelakangan diketahui, para pendaki itu mendaki tanpa mengantongi izin.
Baca SelengkapnyaPetugas Pos pendakian Gunung Kerinci mengakui rekaman dalam video itu tetapi sudah lama.
Baca SelengkapnyaDi balik keindahannya, Gunung Guntur memiliki misteri yang tersembunyi.
Baca SelengkapnyaBerlokasi di ujung barat Indonesia, pemandangan yang tersaji di gunung ini tidak kalah indah dari gunung-gunung lainnya.
Baca SelengkapnyaPara wisatawan ini berakhir dipermalukan secara online karena perilaku mereka yang mengabaikan peraturan tempat wisata.
Baca SelengkapnyaEmpat kecelakaan pendaki di Gunung Rinjani, Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), terjadi dalam tiga minggu terakhir.
Baca SelengkapnyaPendaki menyayangkan pengurusan Simaksi kurang disosialisasikan dan tidak masif kepada publik.
Baca SelengkapnyaBalai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menyarankan pendaki harus berhati-hati
Baca SelengkapnyaPara pengunjung tampak memenuhi area wisata dataran tinggi Dieng.
Baca Selengkapnya