Hamil besar, Komang Ayu enggan tinggal di pengungsian Gunung Agung
Merdeka.com - Kesulitan pihak Penanggulangan Bencana Daerah untuk mengungsikan warga di areal Gunung Agung Karangasem memang benar adanya. Sebagian warga baru akan mengungsi kalau sudah lihat gunung yang disucikan di Bali itu meletus. Bahkan banyak warga yang baru akan mengungsi setelah gunung meletus dan menyemburkan hujan abu panas.
Dikatakan Nyoman Ode warga asal Dusun Pipit di Abang Karangasem, bahwa masih banyak warga di desanya yang tidak mau mengungsi.
"Kalau anak-anaknya semua mengungsi terpaksa. Tapi banyak yang orang tua-tua pilih diam di rumah dan ngangon buron (ternak). Soalnya baru mau ngungsi kalau sudah lihat gunungnya meletus," terang gadis remaja umur 26 tahun ini.
-
Mengapa warga Dusun Tempel tidak mengungsi saat erupsi Merapi? Fakta unik lain dari Dusun Tempel adalah ketika terjadi erupsi Gunung Merapi pada 2010 lalu. Kala itu, banyak dari warga di desa tetangga yang mengungsi. Namun Dusun Tempel warganya justru tetap memilih tetap tinggal di rumah kendati jaraknya amat dekat.
-
Kenapa Gunung Ruang meletus? Letusan eksplosif terjadi ketika magma mulai dingin dan kental.Gas-gas terlarut hasil aktivitas vulkanik di Gunung Ruang tidak dapat keluar dengan mudah. Hal ini membuat tekanan dapat meningkat, hingga ledakan gas melontarkan pecahan batu dan lava ke udara.
-
Kenapa warga Kampung Stabelan tidak panik saat erupsi Merapi? Terkait dengan ancaman erupsi Merapi, warga setempat mengaku bahwa hal itu sudah biasa. Jadi mereka tidak panik sama sekali.
-
Kapan gunung meletus? Dengan adanya faktor-faktor tersebut, terjadilah letusan gunung meletus yang dapat berdampak pada kerusakan lingkungan dan ancaman terhadap kehidupan manusia.
-
Dimana Gunung Agung berada? Gunung Agung berada di Kabupaten Karangasem, Bali, tepatnya di bagian timur pulau.
-
Bagaimana cara meminimalisir dampak bencana gunung meletus? Dengan melakukan pemantauan yang intensif terhadap aktivitas gunung berapi, diperoleh informasi yang akurat mengenai perubahan-perubahan yang terjadi pada gunung berapi tersebut.
Dijumpai di tempat kosnya di Jalan Kecubung gang Merpati, Denpasar, Ode mengaku selama ini kerja buruh di sebuah toko.
Pun dirinya sekarang terpaksa harua berhenti kerja lantaran kakaknya bersama istrinya yang hamil 8 bulan menumpang mengungsi setelah Gunung Agung ditetapkan menjadi 'awas'.
"Saya sekarang nampung kakak saya dan istrinya yang hamil besar. Juga adik saya ikut menumpang di kos saya. Terpakaa berhenti kerja, harus jagain ipar saya yang hamil," tuturnya.
Kata dia, kakaknya yang bernama Komang Ayu Aprilia (23) bersama suaminya dan adiknya belum dilaporkan ke posko pengungsian. Saat disarankan untuk lapor, Ayu mengaku takut jika lapor nanti harus tinggal di pengungsian.
"Ini kehamilan saya pertama, saya takut kalau lapor nanti disuruh tinggal di pengungsian. Saya pilih di kos adik ipar saja, lebih tenang saat jelang lahiran," akunya.
Dibenarkan juga olehnya kalau mertuanya tidak mau turut mengungsi. Alasannya saat gunung Agung meletus dulu tetap aman sambil melihat gunung meletus setiap harinya.
"Mertua saya cerita kalau mulai ngungsi saat hujan abu waktu itu," singkatnya. (mdk/rzk)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemilik warung tertinggi di Indonesia, Mbok Yem selamat dari kebakaran hebat Gunung Lawu yang sempat mengancam keselamatannya.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan Mayjen Kunto Arief Wibowo yang sedang mengenang masa lalu bernostalgia ke rumah dinasnya saat masih berpangkat Letda.
Baca SelengkapnyaJarak luncuran awan panas tidak diketahui dikarenakan visual Gunung Semeru tertutup kabut.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim) berulang kali erupsi pada Kamis (13/6).
Baca SelengkapnyaGunung Semeru Kembali Erupsi, Lontarkan Abu Vulkanik Setinggi 800 Meter
Baca SelengkapnyaMenjadi pemilik warung tertinggi di Indonesia, begini kondisi Mbok Yem dan warungnya di Gunung Lawu.
Baca SelengkapnyaPutri mahkota Kerajaan Medang Kahuripan memilih meninggalkan kemewahan duniawi demi tujuan mulia.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru Kembali Erupsi, Total 174 Kali sejak Awal 2024
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Baca SelengkapnyaRitual 'Tito Bado Odong Gahu' bertujuan mengusir segala hal negatif akibat erupsi besar Gunung Lewotobi Laki-laki yang dampaknya semakin terasa ke masyarakat.
Baca Selengkapnya