HANI 2020, BNN Sebut 'Kita Dapat Selamatkan 1 Juta Penduduk Indonesia'
Merdeka.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) menggelar acara peringatan Hari Anti Narkotika Internasional atau HANI 2020. Acara mengusung tema 'Hidup 100 persen di Era New Normal Sadar, Sehat, Produktif dan Bahagia Tanpa Narkoba' tersebut diselenggarakan secara daring.
Dalam sambutannya Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Heru Winarko, menyampaikan terjadi penurunan prevalensi penyalahgunaan narkotika. Hal ini bila menghitung perkembangan prevalensi penyalahgunaan narkotika sejak tahun 2011.
Bahkan jika dibandingkan antara prevalensi penyalahgunaan narkotika tahun 2011 dan tahun 2019, maka sudah ada sekitar 1 juta penduduk Indonesia yang bisa diselamatkan dari jeratan narkotika.
-
Bagaimana mengatasi permasalahan narkoba di Indonesia? Untuk mengeluarkan para penegak hukum dari jerat narkoba, perlu ketegasan dan penanganan khusus. Jika tidak, alih-alih memberantas narkoba, para penegak hukum yang terjebak di dalamnya justru menyemarakkan pasar narkoba di Indonesia. Kita yakin, amat yakin, mereka sebenarnya paham bahwa satu-satunya jawaban untuk meredam sepak terjang para penjahat narkoba hanyalah ketegasan.
-
Bagaimana cara memerangi narkoba? Peringatan ini juga menjadi ajang bagi berbagai negara untuk menunjukkan komitmen mereka dalam memerangi narkoba melalui kebijakan yang efektif, penegakan hukum yang ketat, dan kampanye pendidikan yang luas.
-
Siapa saja yang terlibat dalam memerangi narkoba? Selain itu, Hari Anti Narkotika Internasional mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, lembaga non-pemerintah, hingga individu, untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba.
-
Bagaimana Hari Anti Narkotika Internasional dirayakan? Melalui kampanye dan kegiatan yang diadakan di berbagai negara, Hari Anti Narkotika Internasional bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya narkotika serta mempromosikan solusi dan langkah-langkah pencegahan.
-
Kenapa Pemprov Jateng sangat fokus memberantas narkoba? Sebab, kasus kejahatan narkoba di Jawa Tengah butuh perhatian khusus.
-
Kenapa Hari Anti Narkotika Internasional penting? Hari Anti Narkotika Internasional adalah sebuah momentum global untuk meningkatkan kesadaran akan masalah narkotika dan dampak buruknya terhadap masyarakat.
"Dengan demikian kita dapat menyelamatkan sekitar 1 juta jiwa penduduk Indonesia," ujar dia, Jumat (26/6).
Dia menjelaskan, berdasarkan penelitian yang dilakukan BNN dan Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya LIPI pada tahun 2019, tren prevalensi penyalahgunaan narkotika di Indonesia setahun terakhir sebesar 1,80 persen. Atau setara dengan 3,49 juta orang.
Jumlah itu mengalami penurunan dari prevalensi penyalahgunaan narkoba di tahun 2011 sebesar 2,40 persen. "Tahun 2011 sebanyak 2,40 persen atau setara dengan 4.530.000 orang," kata dia.
Turunnya prevalensi penyalahgunaan narkotika, jelas dia, menunjukkan bahwa sudah banyak penduduk yang berhasil diselamatkan dari jeratan narkotika. Jumlahnya sudah mencapai 1 juta orang.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi wilayah yang paling rendah penggunaan Narkotika di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil penelitian BNN, pelajar dan mahasiswa gunakan narkoba terbanyak di Sumut.
Baca SelengkapnyaSetiap tahun jumlah kasus narkoba di provinsi Jawa Timur mencapai angka 5.000-6.000 kasus.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia tercatat 3,6 juta orang sebagai pengguna narkotika, dengan dinominasi oleh generasi muda.
Baca Selengkapnya"Total perputaran dana tindak pidana pencucian uang narkotika mencapai Rp99 triliun," kata Budi
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, dari data Badan Narkotika Nasional (BNN) ada 3,6 juta jiwa penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melaporkan dalam kurun waktu 4 November telah memproses 3.608 perkara dengan mengamankan kurang lebih 3.965 tersangka
Baca SelengkapnyaPemberantasan narkoba di Sumut melibatkan ribuan orang
Baca Selengkapnya"Selama periode mulai 21 September 2023 sampai dengan 9 Juli 2024 telah menangkap 38.194 tersangka," kata Kasatgas P3GN Polri Irjen Asep Edi Suheri.
Baca SelengkapnyaSebab, kasus kejahatan narkoba di Jawa Tengah butuh perhatian khusus.
Baca Selengkapnya31.880 tersangka menjalani proses penyidikan dan 6.314 tersangka lain menjalani proses rehabilitasi.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita sejumlah barang bukti antara lain 1,12 ton ganja, lebih dari 1 ton sabu, 2,5 kg kokain, hingga ratusan ribu butir ekstasi dan obat terlarang.
Baca Selengkapnya