Harapan Muhammadiyah di Satu Abad NU
Merdeka.com - Nahdlatul Ulama (NU) akan merayakan satu abad kelahirannya. Perayaan satu abad hari lahir (Harlah) NU ini akan diperingati pada 7 Februari 2023 mendatang di GOR Delta, Sidoarjo, Jawa Timur.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengucapkan selamat memperingati Harlah NU ke 100 tahun. Haedar berharap agar NU bisa semakin besar dan kuat dalam membangun bangsa Indonesia.
"Pertama tentu kami ucapkan selamat 1 abad NU. Semoga NU semakin besar semakin kuat sebagaimana temanya. Sekaligus menjadikan NU lekat istilahnya teman-teman NU ukhuwah dengan sesama umat Islam, dengan sesama umat beragama, dengan seluruh warga bangsa dan kekuatan bangsa untuk membangun Indonesia," kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah, Senin (6/2).
-
Siapa pendiri NU dan Muhammadiyah? Nahdlatul Ulama (NU) lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya. NU didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme Islam yang mengusung gagasan purifikasi puritanisme. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
-
Siapa yang mendirikan NU dan Muhammadiyah? NU atau Nahdlatul Ulama, didirikan oleh ulama Ahlussunnah wal Jamaah di Surabaya pada 31 Januari 1926. Sementara itu, Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912.
-
Bagaimana Zulhas mempersatukan NU dan Muhammadiyah? “Saya berusaha mendudukkan NU dan Muhammadiyah mulai dari Kabupaten Lampung, lalu ke tempat lain terus menerus. Dulu di Surabaya juga pernah dipimpin Muhammadiyah dalam satu forum duduk bareng (dengan NU),“
-
Bagaimana NU dan Muhammadiyah berdampak pada perkembangan Islam di Indonesia? NU dan Muhammadiyah berperan penting dalam sejarah perjalanan negara ini dan berpengaruh besar terhadap perkembangan Islam di Indonesia.
-
Kenapa NU dan Muhammadiyah ada di Indonesia? Salah satu alasan utama bagi pertumbuhan ini adalah kehadiran dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
-
Kenapa NU dan Muhammadiyah punya pandangan berbeda? Perbedaan orientasi keagamaan NU dan Muhammadiyah bisa dilacak berdasarkan proses polarisasi pemikiran dan pengalaman pendidikan dua tokoh utama pendiri organisasi tersebut, yaitu KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy‟ari. Keduanya merupakan representasi ulama nusantara yang hidup pada abad ke 19 dan ke 20.
Haedar menuturkan jika baik Muhammadiyah maupun NU beserta komponen masyarakat lainnya bisa menjadi komponen untuk mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa.
"NU-Muhammadiyah dan komponen bangsa dari kekuatan masyarakat madaniah akan jadi partner negara sebagaimana dicita-citakan pendiri bangsa," ungkap Haedar.
Haedar menjelaskan NU dan Muhammadiyah telah lama berdampingan dengan kekhasan dan karakteristiknya masing-masing dalam membangun bangsa Indonesia.
"Membangun bangsa ini dengan pendidikan, dengan spesifikasi yang berbeda. NU konsen di dunia pesantren, Muhammadiyah pendidikan modern. Kemudian NU merawat tradisi, Muhammadiyah mentransformasi tradisi. Sebenarnya soal fokus saja tapi keduanya menghargai tradisi sebenarnya. lalu NU dengan Islam nusantara, Muhammadiyah dengan Islam berkemajuan," tutup Haedar.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPU sebelumnya menetapkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaProgram-program kerjasama Muhammadiyah dengan pemerintah berjalan baik hingga ke kawasan-kawasan terjauh, terdepan, dan tertinggal.
Baca SelengkapnyaZulhas ingin memperkuat persatuan dengan merangkul semua golongan, termasuk Nadhlatul Ulama (NU).
Baca SelengkapnyaPersoalan tambang adalah bidang usaha sebagaimana umumnya dan itu bisa dilakukan oleh Muhammadiyah.
Baca SelengkapnyaMahfud memandang ada peran ulama termasuk santri-santri dari kiai Hamid memperjuangkan Indonesia merdeka.
Baca SelengkapnyaDua organisasi ini dianggap sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaUmar menyebutkan sebagai pendiri NU dirinya diajarkan tentang eratnya hubungan antara nilai-nilai kebangsaan dan nilai-nilai Islam.
Baca SelengkapnyaMomentum peringatan kelahiran Nabi Muhammad selalu menjadi sumber nilai kebaikan, keutamaan dan keluhuran hidup bersama.
Baca Selengkapnyawarisan pertama para kiai NU adalah paham keagamaan Ahlussunnah Waljama'ah (Aswaja)
Baca SelengkapnyaHaedar meminta semua pihak menjaga diri dan jangan sampai terjadi pencideraan dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaAda sembilan poin yang dapat dijadikan pedoman berpolitik bagi warga NU.
Baca SelengkapnyaHaedar Nashir mengatakan calon presiden dan calon wakil presiden harus mempunyai komitmen politik dalam menjaga, menyelamatkan lingkungan, dan sumber daya alam.
Baca Selengkapnya