Harga BBM naik turun, nelayan mengeluh makin sengsara
Merdeka.com - Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diberlakukan pemerintah Jokowi sejak Sabtu (28/3) membuat kehidupan nelayan kecil semakin sengsara. Dampak tersebut dirasakan para nelayan di wilayah Kampung Laut Cilacap, Jawa Tengah.
Salah satunya Bono (35) nelayan di pantai Pelawangan. Dia mengemukakan sejak harga BBM naik dari Rp 6.700 perliter menjadi Rp 7.400 menyebabkan nasib nelayan semakin tak menentu.
"Kenaikannya di sini sudah cukup tinggi, kemarin saja saat BBM di POM (SPBU) dijual Rp 6.700 per liter, kami membelinya di eceran kisaran harganya Rp 8 ribu sampai Rp 8.500 per liter. Sekarang sudah sampai Rp 9.500 perliter," katanya saat ditemui di pantai Pelawangan Barat, Senin (30/3).
-
Dimana Nelayan Bojonegara cari ikan? Selain rumpon, memperkirakan waktu melaut berdasarkan pengalaman mereka menjadi salah satu strategi melaut. Mereka mengamati pola cuaca dan kondisi laut yang memengaruhi ikan seperti Januari hasil tangkapan akan baik serta November dan Desember ikannya akan sedikit.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Kenapa tangkapan ikan nelayan Pantura menurun? Penurunan tangkapan ikan, tekanan tengkulak, dan penguasaan komoditas untuk kegiatan ekonomi membuat masyarakat nelayan Jawa masa kolonial praktis tidak dapat berkembang menjadi masyarakat yang lebih makmur.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Bagaimana KKP membantu nelayan di Cilacap meningkatkan pendapatan? Dikatakannya, operasional gudang beku portable tersebut turut menghasilkan pendapatan bersih rata-rata Rp20 juta/bulan serta menyerap 6 orang tenaga kerja langsung.
-
Apa yang terjadi pada nelayan Aco? Belum lama ini viral seorang nelayan terombang-ambing selama 3 jam di tengah laut bersama dua putra dan iparnya. Kapal yang mereka tumpangi dihantam ombak dan badai saat mencari ikan.
Dia mengeluhkan beban kenaikan harga BBM juga membuat kondisi perekonomian keluarga tak menentu. Dia mengungkapkan saat ini nelayan kesulitan mencari ikan. "Sejak pukul 05.30 WIB saya keluar, sampai sekarang belum dapat ikan. Sudah tangkapannya sedikit, harga ikan juga ikutan turun," keluhnya.
Saat ini harga ikan untuk tiap kilogramnya dihargai Rp 25 ribu. "Kalau dijual di dekat rumah malah harganya hanya Rp 20 ribu perkilogram," ucapnya.
Keluhan serupa juga diakui Badrian (55), nelayan asal Majingklak Pangandaran yang mencari ikan di pantai Pelawangan. Kondisi tangkapan Badrian sedikit lebih baik dari Bono. "Tadi saya keluar pukul 06.00 WIB sudah dapat lima kilogram ikan bekuku. Sekarang ini memang susah buat dapat ikan," ucapnya yang menggunakan perahu cukung.
Cuaca yang tidak menentu ditambah harga BBM yang naik turun membuat nelayan semakin terjepit. Untuk melaut seharian, kedua nelayan ini menghabiskan bahan bakar mulai dari 1 sampai 2 liter setiap kali berangkat.
Dalam seminggu, mereka hanya bisa menghasilkan uang sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu. Sisa keuntungan dari penjualan ikan digunakan untuk membayar utang dan kebutuhan hidup.
"Kalau nelayan tidak berutang, kami tidak bisa melaut seperti sekarang ini," tutur Badrian.
(mdk/rep)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyek reklamasi di teluk Jakarta berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat hidup nelayan Muara Angke semakin susah. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaMasuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.
Baca SelengkapnyaRibuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Baca SelengkapnyaDia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca SelengkapnyaHarga beras medium di pasaran rata-rata telah melampaui harga acuan sebesar Rp 10.900-Rp 11.800 per kg.
Baca SelengkapnyaPotret kehidupan nelayan di tengah laut saat mencari ikan. Terombang-ambing saat hujan badai.
Baca SelengkapnyaKemarau panjang membuat petani padi di berbagai daerah terancam gagal panen.
Baca SelengkapnyaPara nelayan ramai-ramai menyampaikan keluhan kepada Anies.
Baca SelengkapnyaKenaikan ini dipengaruhi oleh pasokan gabah dari petani terbatas akibat panen padi di tingkat petani menurun.
Baca SelengkapnyaJika sebelumnya harga beras berada di kisaran Rp 8.000 per liter, kini melonjak menjadi Rp 10.000 per liter.
Baca SelengkapnyaMasyarakat berharap pemerintah dapat segera menurunkan harga bahan pokok tersebut.
Baca Selengkapnya