Harga cengkih anjlok, anak petani di Sulut terpaksa melacur
Merdeka.com - Anjloknya harga cengkih di Sulawesi Utara (Sulut) sampai ke level Rp 85.000 per kilogram, membuat para petani cengkih di daerah ini meradang.
Kondisi ini membuat puluhan petani menyambangi Kantor DPRD Sulut, Jumat (28/8) guna memperjuangkan nasib mereka.
Ironisnya menurut penuturan mereka, turunnya merosotnya harga 'emas coklat' tersebut membuat beberapa anak petani terpaksa melacur.
-
Kenapa pengusaha itu menyekolahkan anaknya di sekolah mahal? Terlebih, pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi masa depan anaknya.'Setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, apalagi menyangkut pendidikan dan masa depan, achie ingin yang terbaik bagi boy dan coco,' tulis Hilman dalam keterangan videonya.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Apa dampak dari tingginya angka putus sekolah terhadap literasi? Ketika anak-anak keluar dari sistem pendidikan formal, mereka kehilangan akses terhadap pembelajaran dan bahan bacaan yang dapat meningkatkan literasi mereka.
-
Apa yang dilakukan orangtua saat anak menolak sekolah? Dengarkan Keluhan Anak dengan Serius Penolakan untuk pergi ke sekolah bisa disebabkan oleh kecemasan, perbedaan belajar, masalah sosial dan emosional, atau bullying.
-
Siapa saja yang memberi tekanan sosial pada anak? Peer pressure atau tekanan dari teman sebaya adalah tantangan yang mungkin dihadapi oleh anak-anak di sekolah atau saat bermain dengan teman-teman mereka.
-
Siapa yang bisa menyebabkan anak stres? Intimidasi dari teman, guru, atau orang dewasa lainnya dapat membuat anak-anak merasa stres.
"Ini sudah saya temui. Malah ada anak-anak petani cengkih yang jadi pelacur, dan itu banyak terjadi," ungkap Koordinator petani Roy Tangkou di hadapan legislator Sulut.
Tak hanya itu, dijelaskannya, bahkan ada anak-anak yang tak bisa melanjutkan pendidikan di bangku sekolah dan terpaksa ikut bekerja membantu orangtua.
Dalam orasinya, kelompok petani yang berasal dari berbagai desa di Kecamatan Kombi, Kabupaten Minahasa ini, menyesalkan turunnya harga sedemikian drastis. Padahal tahun-tahun sebelumnya penghasilan mereka cukup baik sehingga dapat mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari.
"Harga cengkih sempat berada di angka Rp 150.000 per kilogramnya," pungkas Tangkou.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
Baca SelengkapnyaIdia harus rela kehilangan kesempatan untuk bersekolah lantaran kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan.
Baca SelengkapnyaKisah pilu nenek berusia 66 tahun hidupi dua cucu seorang diri.
Baca SelengkapnyaSambil menahan tangis, Aya menjelaskan anak didiknya putus sekolah dan memilih menjadi kenek sopir truk.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga cabai di tingkat petani sudah terjadi sejak pekan lalu.
Baca SelengkapnyaSepeninggal ayah berpulang, keduanya terpaksa menjadi tulang punggung.
Baca SelengkapnyaMomen haru penjual cilok saat diberi uang lebih oleh pembeli.
Baca SelengkapnyaIronisnya ratusan anak di ibu kota Provinsi Banten itu alami putus sekolah.
Baca Selengkapnya"Sumur-sumur sudah mengering, sehingga warga hanya bisa mendapatkan air dari dasar sungai,” Sunardi.
Baca SelengkapnyaAhmad Faiq Mubaroq masih berharap bisa melanjutkan sekolah lagi.
Baca SelengkapnyaMereka berharap, pemerintah membantu untuk meningkatkan kualitas lingkungan di Muara Angke.
Baca Selengkapnya