Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini Alasan Warga Lebih Pilih Tes Swab Antigen Dibanding Tes PCR

Ini Alasan Warga Lebih Pilih Tes Swab Antigen Dibanding Tes PCR Swab antigen buat warga di Polsek Pamulang. ©2021 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Jumlah testing di Jakarta mengalami penurunan selama satu pekan terakhir. Per hari, Dinas Kesehatan melakukan upaya testing terhadap 3.000 hingga 4.000 orang.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Ngabila Salama mengatakan, saat ini tren warga melakukan tes usap dengan antigen lebih tinggi dibandingkan dengan tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR).

"Iya, angka testing dan tracing seminggu terakhir menurun karena jumlah yang mengakses test juga berkurang untuk PCR," kata Ngabila kepada merdeka.com, Kamis (20/5).

Orang lain juga bertanya?

Tren ini dianggap hal suatu keniscayaan oleh epidemiolog sekaligus anggota DPRD Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak. Perbandingan harga antara tes antigen dengan PCR, menjadi satu faktor utama masyarakat memilih tes antigen.

"Tes PCR lebih mahal sekitar 4 kali lipat dari tes rapid antigen, mungkin ini jadi alasan karena masyarakat bayar sendiri," ujarnya.

Terlebih lagi, dia mengungkapkan, testing secara PCR umumnya tidak hanya satu kali dilakukan. Belum lagi, hasil tes PCR umumnya tidak langsung keluar di hari yang sama saat tes. Hal ini berbeda dengan rapid antigen.

Secara sederhana, Gilbert menjelaskan, tes PCR dapat menemukan serpihan virus dan diamplifikasi sehingga berstatus positif Covid, meskipun kondisi pasien sudah sehat. Sedangkan tes antigen mendeteksi virus yang utuh.

Sehingga menurutnya jika seseorang melakukan tes PCR dengan hasil positif, belum tentu hasil yang sama terjadi pada tes antigen positif.

"Sebaliknya, kalau tes antigen positif, maka tes PCR akan positif. Secara epidemiologis, tes antigen lebih mendekati kondisi nyata/real case scenario daripada tes PCR," jelasnya.

Ia pun tidak memungkiri, penurunan jumlah testing bisa ditengarai dari kondisi kasus yang mulai mengalami penurunan. Namun, kondisi ini jangan membuat lengah Pemprov dalam penanganan Covid-19, terlebih saat arus balik usai libur lebaran.

"Harusnya tes yang dilakukan di penyekatan masuk dalam laporan, juga tes arus balik," tandasnya.

Berikut jumlah testing PCR periode 15-19 Mei 2021;.

15 Mei, 4.032 orang dites PCR dengan hasil 227 positif.

16 Mei, 3.580 orang dites PCR dengan hasil 161 positif.

17 Mei, 4.361 orang dites PCR dengan hasil 421 positif.

18 Mei, 4.131 orang dites PCR dengan hasil 291 positif.

19 Mei, 4.494 orang dites PCR dengan hasil 539 positif.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Sebut Inovasi PCR dan USG Diuji Coba Deteksi Penyakit TBC Lebih Cepat
Menkes Sebut Inovasi PCR dan USG Diuji Coba Deteksi Penyakit TBC Lebih Cepat

Metode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat

mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya
KPU Sebut WNI Kurang Antusias Ikut Pemungutan Suara Ulang di Kuala Lumpur, Ini Penyebabnya
KPU Sebut WNI Kurang Antusias Ikut Pemungutan Suara Ulang di Kuala Lumpur, Ini Penyebabnya

PSU Kuala Lumpur dilakukan dalam satu hari dengan dua metode, yaitu kotak suara keliling (KSK) dan TPS.

Baca Selengkapnya