Harga tomat di Malang anjlok, petani rugi besar
Merdeka.com - Harga sayuran jenis tomat di Malang, Jawa Timur, anjlok di tingkat para petani. Hasil panen mereka hanya dihargai Rp 150 per kilogram oleh para tengkulak.
Para petani terpaksa menjual hasil panen dengan harga Rp 90 ribu per peti. Satu peti berisi 60 kilogram.
"Kalau dihitung per kilogram, harganya hanya Rp 150 per kilogram," kata seorang petani tomat, Mulyadi, di Tumpang, Malang, Jawa Timur, Selasa (17/11).
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Kenapa petani bawang merah Brebes rugi? Kerugian tersebut terjadi pada musim panen di awal tahun ini akibat cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan kualitas bawang merah menurun.
-
Mengapa petani Kendeng menolak pabrik semen? Untuk menolak pembangunan itu, pada tahun 2016 dan 2017 lalu mereka melakukan aksi cor kaki. Mereka memprotes pembangunan pabrik tersebut karena dibangun di wilayah karst yang berfungsi untuk menyerap air. Selain itu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dilakukan pihak terkait dinilai tidak transparan.
-
Mengapa penjualan petai petani muda ini menurun? Saat TikTok Shop ditutup, penjualan produk mereka menurun drastis. Biasanya mereka bisa menjual hingga ribuan paket per hari. Dengan TikTok Shop ditutup, mereka hanya bisa menjual 100-an paket per hari.
Karena rendahnya harga tomat, para petani mengalami kerugian cukup besar. Modal dikeluarkan sama sekali tidak kembali.
Sebagian petani malah enggan memanen hasil ladangnya. Karena hasil penjualan panen tomat, tidak cukup buat mengganti biaya tenaga kerja yang memanen.
"Langsung diganti dengan tanaman yang baru. Biaya tenaga kerja yang memanen lebih mahal, rugi kalau dipanen," ujar Mulyadi.
Mulyadi berencana mengganti tanamannya dengan kol gepeng atau cabai keriting. Tetapi untuk tanaman tomatnya yang baru satu kali panen, dia memilih memetiknya, sambil melihat perkembangan harga lebih lanjut.
Sementara itu, di tingkat para penjual sayur keliling, tomat dijual dengan harga Rp seribu per kilogram. Bahkan sebagian penjual menggunakannya sebagai bonus belanja.
"Saya setiap belanja sekarang dapat bonusnya tomat. Ternyata harga di pasar memang sangat murah," kata Hanum Octavia, ibu rumah tangga di Sawojajar. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram
Baca SelengkapnyaNormalnya, harga cabai rawit di tingkat petani berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga cabai di tingkat petani sudah terjadi sejak pekan lalu.
Baca SelengkapnyaHarga cabai merah turun seiring hasil panen yang melimpah di Boyolali.
Baca SelengkapnyaArea persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang
Baca SelengkapnyaPara petani cabai di Jember tak bisa menikmati hasil panen seutuhnya
Baca SelengkapnyaKemarau panjang jadi bencana bagi petani karena tidak bisa menanam padi. Hal ini tidak terjadi dengan petani Jombang. Mereka justru cuan puluhan juta.
Baca SelengkapnyaDua petani tersebut marah karena harga wortel mereka turun drastis di pasaran.
Baca SelengkapnyaBerbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus
Baca SelengkapnyaBanyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem juga membuat petani udang rugi puluhan juta rupiah
Baca SelengkapnyaKemarau panjang membuat petani padi di berbagai daerah terancam gagal panen.
Baca Selengkapnya