Hari-hari Terakhir Saksi Kunci Kasus P2SEM Sebelum Ditemukan Tewas di Penjara
Merdeka.com - Kematian dr Bagoes Soetjipto Soelyoadikoesoemo, saksi kunci kasus korupsi dana hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat atau P2SEM yang meninggal dunia di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Surabaya di Porong, Sidoarjo, masih menyisakan banyak pertanyaan.
Sebab, sebelum meninggal dr Bagoes diketahui masih dalam kondisi yang sehat. Bahkan, ia masih bisa menjalankan tugasnya di dalam Lapas, sebagai tahanan pendamping (Tamping) kesehatan.
Kondisi ini diceritakan oleh Kalapas Porong Pargiyono kepada merdeka.com, Kamis (20/12). Ia menyatakan terkejut dengan kematian saksi kunci kasus P2SEM tersebut.
-
Kenapa dr. Soetomo dimakamkan di Surabaya? Ia ingin dimakamkan di Surabaya agar senantiasa dekat dengan masyarakat kota itu.
-
Kenapa Soebandrio dijatuhi hukuman mati? Soebandrio dianggap subversif dan dijatuhi hukuman mati. Pengadilan militer itu juga mencabut seluruh tanda jasanya.Soebandrio membantah semua tudingan, termasuk terlibat Gerakan 30 September.
-
Apa profesi dokter Soebandi sebelum gugur? Raden Mas (RM) Soebandi merupakan seorang dokter sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia pada era Agresi Militer I dan Agresi Militer II.
-
Bagaimana Lettu Soejitno meninggal? Melihat Belanda tengah sibuk, Soejitno mengambil senapan mesin Lewis yang dibawa Harjono dan menembakkannya ke arah musuh di seberang. Nahas, tanpa sepengetahuannya ternyata di wilayah selatan, yakni di Glendeng, Belanda telah memperkuat pertahanan dan mengamankan proses pemasangan jembatan. Soejitno dilempari sebutir granat yang kemudian meledak di dekatnya. Tak hanya itu, mengutip Instagram @tuban_bercerita, peluru juga mengenai badan Soejitno. Ia pun gugur di lokasi perlawanan.
-
Bagaimana Raden Ario Soerjo meninggal? Lalu mereka disuruh turun kemudian dibawa ke hutan dan dihabisi nyawanya oleh PKI.
-
Kapan Soeharsikin meninggal dunia? Akhir Hayat Soeharsikin meninggal saat usianya masih muda, yakni 35 tahun. Ia mengembuskan napas terakhir pada 22 Februari 1921 akibat tertular penyakit tifus dari anak kelimanya, Siti Islamiyah.
"Dua hari lalu, yang bersangkutan malah sempat mentensi tekanan darah saya. Saya lihat dia masih baik-baik saja," ungkapnya.
Ia menambahkan, selama ini tidak ada keluhan terkait dengan kesehatan dr Bagoes. Bahkan, sebagai Tamping kesehatan, ia masih menjalankan pemeriksaan terhadap para penghuni Lapas.
"Versi saya ya meninggal mendadak. Selama ini tidak ada curhatan sakit baik itu pada dokter Lapas maupun ke saya," ujarnya.
Dikonfirmasi soal surat wasiat yang terkesan bahwa ia sedang mengalami sakit parah, hingga kesulitan untuk menulis, Kalapas mengaku tidak tahu.
Ia menyatakan tidak tahu menahu terkait dengan surat wasiat tersebut dan ia juga tidak tahu mengenai sakit yang sedang diderita dr Bagoes.
Namun ia memastikan, jika ada warga binaannya yang sedang sakit, maka akan mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya. "Jika perlu perawatan di Lapas pasti akan dirawat. Kalau perlu dirujuk, pasti akan kita rujuk. Saya menangani kesehatan warga binaan dengan sepenuh hati," ujarnya.
Ditanya kemungkinan dr Bagoes melakukan upaya bunuh diri, Kalapas memastikan bahwa itu tidak mungkin. Sebab, dalam satu selnya, dr Bagus tidak sendirian. Ia bersama dengan 3 napi lainnya.
Menurut keterangan teman satu selnya, malam sebelum mereka tidur, dr Bagoes masih sempat mengobrol. Dan kondisi dr Bagoes juga masih terlihat prima.
"Dia kan juga dokter, spesialis jantung loh. Tentu dia tahu kalau ada apa-apa dengan tubuhnya. Kalau sampai ada surat wasiat semacam ini, dia tentu meninggalkan jejak yang tidak baik bagi Lapas," tegasnya.
Ia juga menceritakan, jika kematian dr Bagoes ini baru diketahui oleh petugas sekitar pukul 06.15 WIB.
Saat itu, sedang hendak dilaksanakan apel pagi. Namun, saat dilakukan absensi, dr Bagoes tidak menjawab seperti napi lainnya. "Saat itulah, petugas baru mengetahui yang bersangkutan meninggal di atas tempat tidurnya," ucapnya.
Nama dr Bagoes sendiri sempat fenomenal pada tahun 2010-an, lantaran ia disebut-sebut sebagai salah satu saksi kunci yang dapat membuka tabir korupsi berjemaah kasus P2SEM di Jawa Timur.
Dokter Bagoes adalah terpidana kasus dana hibah P2SEM yang buron sejak ditetapkan tersangka oleh Kejaksaan Tinggi Jatim pada 2010 silam. Dia ditangkap di Malaysia pada Desember 2017 lalu. Karena sudah berstatus narapidana, dia langsung menjalani hukuman di Lapas Porong.
Dana hibah P2SEM adalah dana bantuan dari Pemprov Jatim untuk kelompok masyarakat atau Pokmas senilai lebih Rp 200 miliar pada 2008 silam. Ratusan Pokmas di seluruh Jatim sudah menerima itu, dengan rekomendasi dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jatim.
Kejaksaan mengendus peruntukan dana hibah P2SEM tidak sesuai. Tahun 2009, Kejaksaan mengusut kasus tersebut.
Puluhan penerima dana hibah pun sudah ada yang dipidana. Bahkan, Ketua DPRD Jatim saat itu, almarhum Fathorrasjid juga sempat menjadi pesakitan. Karena buron, Dokter Bagoes di sidang in absentia atau tanpa kehadiran terdakwa. Dia divonis bersalah dan kini menjalani masa pidananya di Lapas Porong hingga akhir hayatnya.
Kasus itu dinilai publik belum tuntas lantaran dinilai banyak pihak yang terlibat belum terjamah hukum. Namun sayangnya, hingga ia tertangkap, belum ada kemajuan yang signifikan terkait dengan pengungkapan kasus tersebut.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembunuh Siswa SMP Tewas di Lapas Palembang, Ada Bekas Jeratan di Leher dan Kaki
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III DPR Fraksi PKS Adang Daradjatun menyoroti tajam dua kasus besar di Polda Sulteng dan Polda NTT
Baca SelengkapnyaMeski sudah empat bulan berlalu, menurut dia, tidak ada kendala dalam penanganan perkara tersebut.
Baca SelengkapnyaBA tewas diduga akibat dianiaya dua personel Polresta Palu yakni Bripda CH dan Bripda M.
Baca SelengkapnyaKapolda mengatakan untuk pengambilan Deoxyribo Nucleic Acid (DNA), maka dapat dilihat atau dipastikan dengan mendalami struktur gigi jenazah.
Baca SelengkapnyaAipda Robig dikawal empat anggota Provos masuki ruang sidang Bidang Propam Mapolda Jateng
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim investigasi dari Kemenkes bersama polisi sedang bergerak untuk membongkar dugaan perundungan pada sistem praktik pendidikan dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaAksi culasnya itu merugikan negara hingga Rp1.158.628.535
Baca Selengkapnyakorban ditemukan hari Jumat (22/9) sekitar pukul 13.10 Wita. Dia diduga tertembak senjata api jenis HS-9 dengan nomor Senpi HS178837 yang tengah dibersihkannya.
Baca SelengkapnyaAulia diduga mendapat bully dari senior saat menjadi mahasiswa Program Pendidikan Doktor Spesialis (PPDS) Undip Semarang.
Baca SelengkapnyaKorban tak mau mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh napi senior
Baca SelengkapnyaMotif kedua personel menganiaya tahanan BA karena yang bersangkutan bikin jengkel.
Baca Selengkapnya