Hari Kedua PTM Terbatas di Depok, Kerumunan Penjemput Siswa Jadi Perhatian Satgas
Merdeka.com - Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok terus mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang sudah berlangsung dua hari. Meski menilai penerapannya sudah baik, namun kerumunan orang tua atau pengantar dan jemput siswa di luar area sekolah kini menjadi perhatian mereka.
"Ada hal yang perlu dicermati terutama untuk para orang tua ketika mengantar jemput anak. Hindari kerumunan ketika menunggu anak keluar dari sekolah dan ketika antar anak. Ini yang menjadi atensi kita," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, Selasa (5/10).
Menurut Dadang, pelaksanaan PTM terbatas di Depok secara umum berjalan lancar. Jenjang satuan pendidikan yang sudah menggelar PTMT mulai dari PAUD hingga SMP yang dilaksanakan serentak pada Senin (4/10). Sementara untuk jenjang SMA/SMK baru dilaksanakan pekan depan, karena saat ini siswa sedang menjalani ujian tengah semester.
-
Bagaimana PKL membantu siswa? PKL merupakan kegiatan implementasi untuk menumbuhkembangkan karakter dan budaya kerja profesional bagi peserta didik. Selain itu, tujuan PKL juga untuk meningkatkan kompetensi sesuai kurikulum dan kebutuhan dunia kerja.
-
Apa yang dilakukan anak-anak di Tangerang saat bertemu bus telolet? Mereka juga merekam momen tersebut dengan ponsel hingga mengejar kendaraan besar itu tanpa memperdulikan keselamatannya.
-
Bagaimana orang tua membantu anak beradaptasi di sekolah baru? Orang tua juga dapat mendukung adaptasi anak dengan datang ke sekolah lebih awal, memberikan waktu tambahan bagi anak untuk beradaptasi sebelum kelas dimulai.
-
Apa yang dilakukan Pemprov DKI terhadap para pelajar? Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar apel pengarahan kepada ratusan pelajar terindikasi hendak tawuran di Balai Kota DKI Jakarta.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang mengantar anak-anak ke sekolah? Baru-baru ini, Celine Evangelista berbagi tentang rutinitas paginya saat ia menyiapkan anaknya untuk pergi ke sekolah.
"Hari pertama Pak Wali sudah menginstruksikan tim pengawas dan struktural untuk melakukan monitoring pada Senin kemarin. Itu sudah dilaksanakan dan banyak memang monitoring level SD dan SMP dengan hasil secara keseluruhan untuk penerapan sarpras prokes relatif tertib. Pengaturan kapasitas ruangan memenuhi perwal yang ditentukan," tandasnya.
Seluruh satuan pendidikan di Depok sudah memiliki izin melaksanakan PTM terbatas, sesuai dengan kelengkapan sarana prasarana yang sudah ditentukan. Sekurangnya terdapat 90 sekolah yang dipantau langsung.
"Kemarin yang dimonitor tim lebih kurang 90 sekolah sebagai sampel. Tentunya monitoring itu yang dilakukan OPD. Di level kecamatan, camat dan pengawas pendidikan juga melakukan monitoring. Sekolah yang melakukan PTMT adalah sekolah yang sudah melakukan asesmen. Keseluruhan diizinkan dengan berbagai variasi sarpras yang dimiliki, sesuai kondisi sekolah masing-masing," tegasnya.
Salah satu sekolah yang telah menerapkan prokes ketat pada PTM terbatas yakni Sekolah Dasar (SD) Al Azhar 46 Depok. Bukan sekadar cuci tangan dan cek suhu, pihak sekolah juga melakukan disinfeksi sepatu. Tujuannya untuk mencegah virus yang menempel di sepatu dan terbawa ke area sekolah.
"Kalau tidak seperti itu akan membuat ruang kelas yang sudah bersih jadi kotor kembali, membawa virus dari luar sampai ke sepatu dari anak. Jadi masuk semua sudah dalam keadaan bersih. Dalam kelas pun anak pakai sepatu, dulu sebelum pandemi buka sepatu," jelas Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Helmi.
Proses belajar di sekolah hanya diperbolehkan maksimal 120 menit. Siswa dilarang makan selama belajar di sekolah.
Untuk mengurangi kerumunan saat orang tua menjemput, sekolah mengatur jam pulang. "Mengatasi kerumunan saat pulang jadi ada giliran pulang. Kelas 1-3 pulang sebelum dua jam. Kelas atas setelah dua jam untuk rotasi penjemputan agar tertib. Boleh minum untuk menjaga hidrasi. Makan tidak boleh," ungkapnya.
Pada hari kedua, sekolah tidak memperbolehkan orang tua mengantar siswa hingga area lobi sekolah. Pasalnya, jumlah orang yang ada di area sekolah lebih banyak.
"Yang menjadi evaluasi adalah kemarin masih ada orang tua yang mengantarkan anak sampai depan lobi SD dan itu yang membuat keadaan sedikit lebih banyak orang di depan. Akhirnya hari ini semua orang tua cukup antar di parkiran saja dan ada guru piket untuk menjaga anak dari parkiran sampai ke lobi bertemu dengan gurunya masing-masing," tutupnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kadisdik mengatakan berdasarkan Surat Edaran Kemendikbud masih diutamakan menggelar pembelajaran tatap muka.
Baca SelengkapnyaHumas SMA Negeri 1 Depok Teguh mengatakan pendaftaran PPDB jalur zonasi dibuka mulai Senin (3/6).
Baca SelengkapnyaDinas Pendidikan Depok mencarikan sekolah agar 51 siswa itu dapat diterima di sekolah swasta.
Baca SelengkapnyaInspeksi dilakukan usai puluhan warga melakukan aksi protes di depan pintu gerbang SMA Negeri 5 Tangsel.
Baca SelengkapnyaPara pelajar itu mengikuti ajakan untuk bergabung di gedung DPR RI dari mulut ke mulut dan sosmed.
Baca SelengkapnyaAda sejumlah faktor yang menyebabkan anak bisa terpisah dari orangtuanya, salah satunya adalah lalai.
Baca SelengkapnyaNantinya, venue KTT ASEAN difokuskan di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaDisdik DKI Jakarta mengimbau 208 sekolah yang berada di kawasan GBK, lokasi Misa Akbar Paus Fransiskus menerapkan pembelajaran jarak jauh.
Baca SelengkapnyaAksi bertanggung jawab pihak sekolah SMP Pesat Bogor ini viral.
Baca SelengkapnyaPolres Metro Depok mengirimkan tim untuk mengawal penjemputan siswa SMK Lingga Kencana yang mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga yang membawa anak ikut berdesakan dalam antrean pembagian takjil gratis di Pemda Kabupaten Bogor di Cibinong.
Baca SelengkapnyaDiduga kekurangan siswa terjadi karena masih adanya paradigma sekolah favorit.
Baca Selengkapnya