Hari Pers Nasional, pemerintah & media digugah perbaiki sistem arsip
Merdeka.com - Pameran 130 tahun surat kabar yang pernah terbit di Sumatera Utara (1886-2016) di Universitas Negeri Medan (Unimed), menandai peringatan Hari Pers Nasional, Selasa (9/2). Sejumlah koleksi media cetak yang pernah terbit di Medan dan wilayah lain di Sumatera Utara ditampilkan dalam ajang itu.
Pameran ini digelar Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial (PUSSIS) Unimed di Gedung Digital Library.
"Ini berangkat dari kesadaran kita bahwa Sumatera Utara memiliki sejarah cukup besar di bidang pers," kata Ketua PUSSIS Unimed Ichwan Azhari yang menggagas pameran itu.
-
Siapa yang menemukan surat kuno itu? Sekelompok mahasiswa yang menjadi sukarelawan dalam penggalian arkeologi di Prancis utara menemukan surat atau catatan yang ditulis arkeolog 200 tahun lalu pada Senin.
-
Apa itu Persandian Nasional? Persandian adalah kegiatan yang berkaitan dengan penyandi-sandian informasi atau data guna menjaga kerahasiaan serta keamanan komunikasi, baik di tingkat pemerintahan, militer, maupun sektor swasta.
-
Kapan Hari Perpustakaan Nasional? Hari Perpustakaan Nasional diperingati setiap 17 Mei untuk menghormati peran perpustakaan.
-
Kenapa Hari Perpustakaan Nasional dirayakan? Hari Perpustakaan Nasional yang diperingati setiap 17 Mei di Indonesia adalah hari yang ditetapkan untuk merayakan dan menghormati peran perpustakaan sebagai pusat pengetahuan dan literasi.
-
Apa tujuan Hari Perpustakaan Nasional? Tujuan dari peringatan Hari Perpustakaan Nasional di Indonesia adalah untuk meningkatkan minat baca dan kesadaran akan pentingnya literasi di kalangan masyarakat.
-
Dimana manuskrip kuno ini disimpan? Menurut Kessel dan timnya, hanya dua manuskrip yang diketahui berisi terjemahan kitab suci Suriah kuno. Keduanya disimpan dengan aman di Perpustakaan Inggris di London dan Biara St. Catherine di Gunung Sinai, Mesir.
Dia memaparkan, hingga kedatangan Jepang, tercatat 133 surat kabar terbit di Medan. Tak heran, banyak tokoh pers yang berasal atau paling tidak pernah berkecimpung di media cetak yang ada daerah ini, seperti Adinegoro, Parada Harahap, Rohana Kudus, Hamka, Adam Malik, Muhammad Said, Ani Idrus, BM Diah dan banyak lainnya.
Sebagian dari foto atau gambar tokoh-tokoh itu juga turut dipajang dalam pameran ini bersama sejumlah koleksi yang berhasil dikumpulkan PUSSIS Unimed.
Mengumpulkan koleksi untuk pameran itu bukanlah perkara mudah. Ichwan dan kawan-kawan bahkan terpaksa berburu di toko loak. Sementara, media di Medan umumnya tidak mempunyai sistem arsip yang baik.
"Lihat Mimbar Umum (surat kabar tertua yang masih terbit di Medan) itu, ditulis terbit sejak 1945, waktu saya datang ke sana, mereka tidak punya. Yang terlama itu hanya edisi lima tahun lalu," jelas Ichwan yang pernah juga aktif sebagai wartawan ini.
Parahnya, pemerintah juga terkesan kurang peduli dengan sistem arsip ini. "Seharusnya koleksi ini juga dipunyai lembaga arsip atau perpustakaan, tapi tidak ada di sana," sambung Ichwan.
Menurutnya, arsip media cetak yang lengkap sangat penting. Sebab dari koleksi-koleksi yang ada dapat terlihat sejarah dan pencerminan masyarakat ketika itu. Akan tampak jelas ide-ide pejuang pers di masa lalu. Begitu pula dengan karya sastra, kartun, catatan kejadian, bencana dan peristiwa politik dapat ditelaah kembali berdasarkan catatan yang telah dicetak.
"Ini kan warisan sejarah yang besar. Tapi saat ini kesadaran arsip di kalangan media, bahkan pemerintah, sangat menurun. Karena itu dengan pameran ini, kita ingin menggugah pemerintah dan media diri untuk lebih peduli pada arsip," jelas Ichwan.
Karena belum ada lembaga yang tergerak mengumpulkan koleksi pers dari masa ke masa, Ichwan dan kawan-kawan menggagas Museum Sejarah Pers Medan.
"Supaya ada kepedulian terhadap sejarah. Sasarannya, museum ini tidak boleh milik pribadi, karena hanya akan aktif saat yang bersangkutan masih hidup. Harapan saya dianeksasi diambil universitas," sambung Ichwan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cikapundung jadi daerah yang tersisa dari masa keemasan koran dan kini masih tetap bertahan di tengah senja kala yang mengancam
Baca SelengkapnyaHari Perpustakaan Nasional yang diperingati setiap 17 Mei untuk merayakan dan menghormati peran perpustakaan sebagai pusat pengetahuan.
Baca SelengkapnyaSetiap tanggal 14 September diperingati sebagai Hari Kunjung Perpustakaan. Ini daftar Perpus dengan koleksi terbaik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kerja sama rekan-rekan media
Baca SelengkapnyaCagar budaya merupakan warisan berharga yang memiliki nilai signifikan bagi sejarah dan kebudayaan.
Baca SelengkapnyaMenurut Fatoni, keberadaan benda sejarah Sumsel harus dijaga, dirawat dan dilestarikan.
Baca SelengkapnyaPameran ini menyajikan perkembangan ide dan juga implementasi perpindahan ibu kota negara dari zaman ke zaman.
Baca SelengkapnyaSurat kabar harian di Padang yang diklaim sebagai surat kabar pertama yang dicetak oleh orang Pribumi.
Baca SelengkapnyaHari Pustakawan Nasional diperingati untuk menunjukkan pentingnya profesi pustakawan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenetapan aset Peruri sebagai Cagar Budaya menjelaskan bahwa aset-aset tersebut memiliki nilai sejarah dan kontribusi yang besar terhadap perjalanan ekonomi.
Baca SelengkapnyaSejumlah pers diberedel pada masa Orde Baru karena mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaDewan Pers mengadakan riset Indek Kemerdekaan Pers untuk Tahun 2023 secara nasional.
Baca Selengkapnya