Hari Tanpa Hujan di Sumsel Berlangsung 3 Bulan, Karhutla Perlu Diwaspadai
Merdeka.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan memprediksi musim kemarau tahun ini cukup ekstrem dibanding 2020. Hari tanpa hujan diperkirakan berlangsung selama tiga bulan.
Kepala Stasiun Klimatologi Palembang Hartanto mengungkapkan, musim kemarau tahun ini nyaris sama dengan 2019 yang cukup kering. Kemarau diprediksi mulai Mei 2021 dan peralihan musim penghujan ke kemarau sebulan sebelumnya.
"Diperkirakan musim hujan tahun ini hampir sama dengan 2019, cukup ekstrem. Kemarau dimulai Mei 2021," ungkap Hartanto, Selasa (2/3).
-
Apa yang diprediksi BMKG tentang musim kemarau tahun ini? Musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. BMKG memprediksi musim kemarau 2023 ini akan dibarengi dengan fenomena El Nino.
-
Kapan puncak musim kemarau di Indonesia? Bulan Agustus menjadi puncak musim kemarau di Indonesia, yakni sebanyak 507 ZOM (72,53 %).
-
Kapan puncak musim kemarau di Jateng diprediksi terjadi? “Bulan Agustus ini diprakirakan sebagai puncak musim kemarau khususnya di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng,“
-
Kapan puncak musim kemarau di Jateng? Berdasarkan prakiraan BMKG, musim kemarau tahun ini lebih basah dan pendek dibandingkan musim kemarau 2023, dan puncak musim kemarau terjadi pada Juli 2024.
-
Bagaimana cuaca panas ekstrem memicu kebakaran hutan? Cuaca panas ekstrem dapat memicu percikan apik di area hutan, kemudian semakin menyebar dan menyebabkan kebarakan dalam skala besar.
Menurut dia, hari tanpa hujan selama tiga bulan dimulai Juni hingga Agustus 2021, bahkan memasuki September 2021. Hal ini perlu diwaspadai karena hutan semakin kering dan rentan terjadi kebakaran.
"Hari tanpa hujan cukup lama, itu puncaknya musim kemarau. Intensitas hujan kurang dari 50 milimeter per 10 hari dan cuaca panas kering," kata dia.
Dikatakan, beberapa daerah yang mulai mengalami kekeringan pada lapisan permukaan tanah di antaranya Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin. Dua daerah itu menjadi di antara rawan karhutla setiap musim kemarau karena terdapat lahan gambut yang luas.
"Perlu kewaspadaan sejak dini agar karhutla bisa dicegah, pembasahan perlu dilakukan," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BMKG memprediksi wilayah Sumsel tak akan diguyur hujan hingga 67 hari yang berpotensi memicu bencana kekeringan dan karhutla.
Baca SelengkapnyaSeiring dengan penurunan curah hujan, potensi titik panas (hotspot) semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.
Baca SelengkapnyaSumba Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi satu-satunya daerah di Indonesia yang tidak diguyur hujan dalam waktu sangat panjang
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah di Indonesia diperkirakan terdampak El Nino, termasuk Sumatera Selatan. Puncaknya diprediksi terjadi pada Agustus-Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaKondisi ini akibat di wilayah ibu kota Provinsi Sumatera Utara tersebut sudah masuk musim kemarau terhitung sejak Januari tahun ini.
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca SelengkapnyaDaerah itu memang curah hujan sedikit berkurang tetapi tidak sampai terjadi kekeringan.
Baca SelengkapnyaWarga nekat menggunakan air kotor karena tak punya pilihan lain.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi musim kemarau mulai memasuki Indonesia pada Mei hingga Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaBMKG mengungkap penyebab hampir semua wilayah di Indonesia dilanda suhu panas hari ini.
Baca SelengkapnyaBMKG Ahmad Yani memperkirakan cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga tiga hari ke depan. Kota Semarang yang dilanda banjir berpotensi dilanda hujan lebat.
Baca Selengkapnya