Haris diminta tunjukkan bukti transfer Freddy ke sejumlah institusi
Merdeka.com - Mabes Polri masih terus mendalami testimoni terpidana mati Freddy Budiman. Berbagai sumber, termasuk informasi dari penasihat hukum yang menangani kasus Freddy masih dicari untuk mengungkap kebenaran dari testimoni tersebut.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan selain mencari informasi dari penasihat hukum Freddy, polisi juga tengah mendalami kesaksian sejumlah pihak mengenai perilaku Freddy dalam bermasyarakat.
"Jadi kita pengen tahu profil Budiman di mata orang lain. Itulah yang sampai saat ini berjalan dan sikapi, sekaligus menguji tentang kualitas konten yang disampaikan Haris Azhar," kata Boy di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Selasa (2/8).
-
Bagaimana Polda Jabar yakin Pegi Setiawan adalah pelaku? Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules Abraham Abast mengatakan, Pegi memberikan instruksi atas penganiayaan hingga menghilangkan nyawa korban.
-
Barang bukti apa yang ditemukan? Saat penangkapan bersama teman-temannya, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa pods vape yang berisi cairan ganja.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Apa yang di periksa KPK? 'Yang jelas terkait subjek saudara B (Bobby) ini masih dikumpulkan bahan-bahannya dari direktorat gratifikasi,' kata Jubir KPK, Tessa Mahardika Sugiarto di Gedung KPK, Kamis (5/9).
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
-
Mengapa KPK menelaah laporan tersebut? 'Bila ada laporan/pengaduan yang masuk akan dilakukan verifikasi dan bila sudah lengkap akan ditelaah dan pengumpul info,' kata Tessa dalam keterangannya, Selasa (4/9).
Boy mengaku kesulitan menelisik kebenaran dari informasi tersebut. Alasannya, informasi yang disampaikan Haris Azhar belum spesifik hanya bersifat umum. Termasuk, soal aliran dana yang masuk kepada pejabat tinggi TNI, Polri dan BNN sebesar Rp 90 miliar hingga Rp 450 miliar untuk mengamankan transaksi narkoba dalam skala besar.
"Jadi informasinya masih bersifat umum, tentunya tidak bisa sesegera mungkin melakukan konfirmasi tanpa adanya informasi yang detail," ucap mantan Kapolda Banten itu.
"Juga soal pemberian uang kan disebutkan ada Rp 450 miliar, ada Rp 90 miliar, adakah bukti pendukung yang bisa kita lanjutkan ke PPATK? Itu besar loh. Jadi seandainya ada bukti mendukung seperti transfer uang pada siapa kan kita bisa langsung minta keterangan pada si A," jelasnya.
Dia menambahkan, sebelum menyikapi lebih jauh testimoni tersebut, polisi harus benar-benar menelaah isi pesan yang disampaikan Haris. Mengingat, dalam testimoni itu institusi Polri, TNI dan BNN jelas disebut ikut terlibat.
"Jadi kualitas konten sangat penting karena di sana berkaitan dengan hal-hal yang disampaikan pada institusi TNI, Polri dan BNN," tegasnya.
Sebelumnya, Koordinator KontraS Haris Azhar menyebarkan testimoni dari terpidana mati Freddy Budiman. Diakui Haris, pesan itu didapatkannya langsung dari Freddy saat melakukan kunjungan ke Lapas Nusakambangan.
Menurut dia, saat itu Freddy menceritakan kalau dirinya hanya operator penyelundupan narkoba skala besar. Kepada Haris, Freddy mengaku kerap menghubungi sejumlah pejabat termasuk, polisi dan BNN untuk mengatur kedatangan narkoba dari China.
"Kalau saya mau selundupkan narkoba, saya acarain (atur) itu. Saya telepon polisi, BNN, Bea Cukai, dan orang yang saya hubungi itu semuanya titip harga," kata Haris meniru cerita Freddy.
Selain itu, Freedy juga menceritakan bahwa harga narkoba yang dibeli dari China hanya seharga Rp 5.000 per butir. Namun, saat di Indonesia harga narkoba melonjak tinggi lantaran sejumlah pejabat tersebut meminta keuntungan dari setiap penjualan per butirnya.
Meski demikian, testimoni ini menjadi tanda tanya besar bagi publik. Sebab, pesan tersebut dimunculkan ke publik setelah Freddy dieksekusi mati pada Jumat (29/7) lalu.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lokasi Fredy Pratama masih disebut berada di pedalaman hutan Thailand.
Baca SelengkapnyaPolri bekerja sama dengan kepolisian negara lain dalam memburu Fredy Pratama.
Baca SelengkapnyaDittipidnarkoba Bareskrim Polri berhasil mendeteksi jaringan Fredy Pratama mengubah pola penyelundupan narkoba ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaDiperkirakan total aset dari sindikat narkoba Fredy Pratama mencapai Rp10,5 triliun.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri membongkar sindikat narkoba internasional kelas kakap jaringan Fredy Pratama.
Baca Selengkapnya"Setelah kami sita aset-asetnya, tentu ruang lingkup Fredy Pratama akan semakin sempit," kata Brigjen Pol. Mukti Juharsa
Baca Selengkapnya