Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Haris diminta tunjukkan bukti transfer Freddy ke sejumlah institusi

Haris diminta tunjukkan bukti transfer Freddy ke sejumlah institusi Boy Rafli Amar. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Mabes Polri masih terus mendalami testimoni terpidana mati Freddy Budiman. Berbagai sumber, termasuk informasi dari penasihat hukum yang menangani kasus Freddy masih dicari untuk mengungkap kebenaran dari testimoni tersebut.

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan selain mencari informasi dari penasihat hukum Freddy, polisi juga tengah mendalami kesaksian sejumlah pihak mengenai perilaku Freddy dalam bermasyarakat.

"Jadi kita pengen tahu profil Budiman di mata orang lain. Itulah yang sampai saat ini berjalan dan sikapi, sekaligus menguji tentang kualitas konten yang disampaikan Haris Azhar," kata Boy di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Selasa (2/8).

Boy mengaku kesulitan menelisik kebenaran dari informasi tersebut. Alasannya, informasi yang disampaikan Haris Azhar belum spesifik hanya bersifat umum. Termasuk, soal aliran dana yang masuk kepada pejabat tinggi TNI, Polri dan BNN sebesar Rp 90 miliar hingga Rp 450 miliar untuk mengamankan transaksi narkoba dalam skala besar.

"Jadi informasinya masih bersifat umum, tentunya tidak bisa sesegera mungkin melakukan konfirmasi tanpa adanya informasi yang detail," ucap mantan Kapolda Banten itu.

"Juga soal pemberian uang kan disebutkan ada Rp 450 miliar, ada Rp 90 miliar, adakah bukti pendukung yang bisa kita lanjutkan ke PPATK? Itu besar loh. Jadi seandainya ada bukti mendukung seperti transfer uang pada siapa kan kita bisa langsung minta keterangan pada si A," jelasnya.

Dia menambahkan, sebelum menyikapi lebih jauh testimoni tersebut, polisi harus benar-benar menelaah isi pesan yang disampaikan Haris. Mengingat, dalam testimoni itu institusi Polri, TNI dan BNN jelas disebut ikut terlibat.

"Jadi kualitas konten sangat penting karena di sana berkaitan dengan hal-hal yang disampaikan pada institusi TNI, Polri dan BNN," tegasnya.

Sebelumnya, Koordinator KontraS Haris Azhar menyebarkan testimoni dari terpidana mati Freddy Budiman. Diakui Haris, pesan itu didapatkannya langsung dari Freddy saat melakukan kunjungan ke Lapas Nusakambangan.

Menurut dia, saat itu Freddy menceritakan kalau dirinya hanya operator penyelundupan narkoba skala besar. Kepada Haris, Freddy mengaku kerap menghubungi sejumlah pejabat termasuk, polisi dan BNN untuk mengatur kedatangan narkoba dari China.

"Kalau saya mau selundupkan narkoba, saya acarain (atur) itu. Saya telepon polisi, BNN, Bea Cukai, dan orang yang saya hubungi itu semuanya titip harga," kata Haris meniru cerita Freddy.

Selain itu, Freedy juga menceritakan bahwa harga narkoba yang dibeli dari China hanya seharga Rp 5.000 per butir. Namun, saat di Indonesia harga narkoba melonjak tinggi lantaran sejumlah pejabat tersebut meminta keuntungan dari setiap penjualan per butirnya.

Meski demikian, testimoni ini menjadi tanda tanya besar bagi publik. Sebab, pesan tersebut dimunculkan ke publik setelah Freddy dieksekusi mati pada Jumat (29/7) lalu.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Polri Sebut Fredy Pratama Gencar Kirim 'Barang' karena Keuangan Sudah Menipis
Polri Sebut Fredy Pratama Gencar Kirim 'Barang' karena Keuangan Sudah Menipis

Lokasi Fredy Pratama masih disebut berada di pedalaman hutan Thailand.

Baca Selengkapnya
Cerita Perburuan DPO Gembong Narkoba Kelas Kakap Fredy Pratama yang Sembunyi di Thailand
Cerita Perburuan DPO Gembong Narkoba Kelas Kakap Fredy Pratama yang Sembunyi di Thailand

Polri bekerja sama dengan kepolisian negara lain dalam memburu Fredy Pratama.

Baca Selengkapnya
Fredy Pratama Terdeteksi Ubah Pola Penyelundupan Narkoba ke Indonesia
Fredy Pratama Terdeteksi Ubah Pola Penyelundupan Narkoba ke Indonesia

Dittipidnarkoba Bareskrim Polri berhasil mendeteksi jaringan Fredy Pratama mengubah pola penyelundupan narkoba ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
Bareskrim Sita Aset Rp273 Miliar Milik Gembong Narkoba Kelas Kakap Fredy Pratama
Bareskrim Sita Aset Rp273 Miliar Milik Gembong Narkoba Kelas Kakap Fredy Pratama

Diperkirakan total aset dari sindikat narkoba Fredy Pratama mencapai Rp10,5 triliun.

Baca Selengkapnya
FOTO: Bareskrim Tunjukkan Barang Bukti Sindikat Narkoba Jaringan Internasional Terbesar Fredy Pratama Senilai Rp10,5 Triliun
FOTO: Bareskrim Tunjukkan Barang Bukti Sindikat Narkoba Jaringan Internasional Terbesar Fredy Pratama Senilai Rp10,5 Triliun

Bareskrim Polri membongkar sindikat narkoba internasional kelas kakap jaringan Fredy Pratama.

Baca Selengkapnya
Polri Gandeng Polisi Thailand Lacak Aset Gembong Narkoba Fredy Pratama
Polri Gandeng Polisi Thailand Lacak Aset Gembong Narkoba Fredy Pratama

"Setelah kami sita aset-asetnya, tentu ruang lingkup Fredy Pratama akan semakin sempit," kata Brigjen Pol. Mukti Juharsa

Baca Selengkapnya