Hasil bekerja 14 tahun jadi TKW, Mifta dirikan yayasan sosial
Merdeka.com - Nur Miftahul Jannah (34), mantan tenaga kerja wanita (TKW) di Kota Malang, rela mencurahkan hidup dan hartanya buat merawat orang-orang dalam kesulitan. Setidaknya ada tujuh pasien dengan penyakit berat diurus di yayasan sosial miliknya.
Ketujuh pasien, di antaranya anak-anak, mendapat biaya pengobatan sekaligus bantuan hidup selama perawatan. Tujuh pasien di antaranya menderita tumor perut, kanker darah, bayi tanpa tempurung kepala, bayi kelainan organ, dan bayi dengan kanker kelenjar.
Mifta, sapaan Miftahul, menempatkan mereka dalam ruang bangunan dua lantai dilengkapi oksigen dan peralatan medis. Sehari-hari, dia merawat para pasien bersama anggota keluarga menunggunya.
-
Apa ide usaha Mistiyati? Salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan mencoba berjualan versi risoles beku alias frozen food.
-
Siapa yang membantu Mistiyati? Setelah menjual risoles versi frozen food, produksi risoles mayonya kian meningkat hingga mampu mempekerjakan tiga karyawan.
-
Siapa yang menginspirasi Melisa? Usia muda yang dimilikinya merupakan teladan yang mengilhami, membuktikan bahwa niat yang kuat dan dedikasi yang tulus mampu mewujudkan aspirasi.
-
Siapa yang bisa memberikan motivasi? Dalam hidup, kamu akan bertemu dua jenis orang, orang yang membangunmu dan orang yang menjatuhkanmu.
-
Siapa yang butuh motivasi? Kerja keras dari tim kesebelasan pun tentu memerlukan dukungan yang nyata dari masyarakat di seluruh penjuru tanah air.
-
Siapa yang bisa menginspirasi kita? Orang yang paling menginspirasi adalah mereka yang tidak pernah menyerah pada impian mereka.
"Sekarang yang tinggal di sini tujuh pasien, keseluruhan menderita penyakit berat," kata Mifta, Selasa (8/3).
Rumah dipakai sebagai tempat perawatan pasien itu berada di Jalan Muharto Gang V RT 03/ RW 10 Kelurahan Kota Lama, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang. Ibu satu anak ini juga merawat bayi-bayi terlantar dibuang orangtuanya. Keseluruhan berjumlah 45 anak, tetapi tidak semuanya tinggal serumah. Hanya tiga balita tinggal bersamanya.
"Ada anak yatim piatu yang masih memiliki nenek dan kakeknya. Mereka masih tinggal bersama kerabatnya. Tetapi biaya sekolah dan kebutuhan kita tanggung. Kalau yang tinggal di sini bayi-bayi yang terlantar," ujar Mifta.
Mifta merawat luka para pasiennya yang tinggal di rumahnya itu. Mereka rata-rata sedang menunggu jadwal operasi atau usai operasi dilakukan oleh rumah sakit. Empat tempat tidur dikhususkan bagi pasien berat disediakan buat istirahat. Tempat tidur itu bisa diatur posisinya dengan fungsi hidrolik. Sementara untuk pasien ringan dan anak-anak menempati tempat tidur biasa.
Mifta juga memiliki kursi roda, tabung oksigen, peralatan medis, dan mobil ambulans. Selain itu juga memiliki mobil jenis minibus dipakai antar jemput pasien.
Mifta sebelumnya 14 tahun menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Hong Kong. Hasil kerjanya itu sepenuhnya dipakai buat kegiatan sosial. Karena sejak berangkat sebagai TKW, dia memang berniat mencari uang buat mendirikan yayasan sosial.
"Memang niat awalnya ingin membuat yayasan sosial. Awalnya sih ingin panti asuhan, bayi yang tidak diinginkan orangtuanya atau apa gitu," ucap Mifta.
Seiring waktu, banyak orang-orang sakit membutuhkan bantuannya. Mifta pun mempersilakan mereka tinggal di yayasan diberi nama Yayasan Kisah Nyata dan Jeritan Hati (KNJH).
Mifta dan suaminya, Syaiful Bahri (37), melakukan survei sebelum memutuskan menolong pasiennya. Karena semua akan berpengaruh kepada keuangan harus dikeluarkannya.
"Karena kami harus menanggung hidupnya, bahkan utangnya di rumah sakit. Karena kalau tidak dilunasi, pasiennya tidak menerima perawatan lanjutan," lanjut Mifta.
Mifta pun masih menyempatkan diri melihat-lihat bisnis konveksi milik suaminya. Bisnis yang menjadi sumber kehidupan keluarganya itu juga dilengkapi toko baju, yang terkadang diberikan buat anak-anak dirawatnya.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak pernah punya cita-cita jadi aktivis sosial, Arief justru dikenal banyak pihak.
Baca SelengkapnyaProgram Klasterku Hidupku sudah dirasakan manfaatnya bagi anggota KUB Berkah Jaya.
Baca Selengkapnyapenciptaan wirausaha baru melalui kegiatan TKM Pemula, juga didukung dengan adanya pendampingan usaha yang dilakukan oleh Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Pendamping
Baca SelengkapnyaIa berpegang pada prinsip bahwa para difabel harus memiliki hak yang sama dengan manusia lainnya
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, pemiliknya ternyata sosok yang pernah bekerja keras sebagai TKW di Malaysia.
Baca SelengkapnyaSepulang dari Taiwan, tergerak hatinya untuk mendirikan sebuah sekolah PAUD gratis di desanya.
Baca SelengkapnyaIa adalah ulama, tokoh pendidikan, pegiat organisasi, dan juga tokoh pemerintahan
Baca SelengkapnyaIda Fauziyah menyatakan bahwa program Desa Migran Produktif (Desmigratif) yang sudah berjalan sekitar 8 tahun ini.
Baca SelengkapnyaBerkilau di panggung hiburan, sejumlah artis Indonesia berbagi keberuntungan mereka dengan mendirikan yayasan sosial
Baca SelengkapnyaSosok Bang Madun viral sejak 2019 dengan memainkan peran sebagai Nyak Kopsah. Karakter Nyak Kopsah yang dibangunnya seperti emak-emak Betawi yang hobi ngoceh.
Baca SelengkapnyaKehadiran BRI turut membantu kebangkitan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Berkah Jaya dalam program Klasterku Hidupku.
Baca SelengkapnyaKata-kata pepatah yang berbunyi “kehidupan seperti roda sedang berputar” menggambarkan kehidupan Yati.
Baca Selengkapnya