Hasil Penelitian Ahli Virus, Kelompok Usia Produktif Paling Banyak Terinfeksi Covid
Merdeka.com - Peneliti virus Profesor Amin Soebandrio mengatakan usia produktif, 19-50 tahun, merupakan kelompok usia yang mendominasi terinfeksi varian Delta. Bahkan untuk kelompok remaja umumnya tidak memiliki gejala.
"Bahwa varian Delta ini ternyata kasus-kasus remaja dan anak, gejalanya lebih ringan bahkan ada cukup banyak kasus asimtomatik," ucap Amin dalam webinar, Kamis (23/9).
Amin menyampaikan, kondisi tersebut justru patut diwaspadai masyarakat. Sebab, dengan tanpa adanya gejala, potensi penularan virus dalam skala masif akan terjadi.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang bisa diserang virus? Virus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.
-
Siapa saja yang berisiko? Salah satu kelompok yang berisiko tinggi mengalami sindrom ini adalah individu dengan jenis penyakit Parkinson yang dikenal sebagai sindrom corticobasal (CBS), di mana sekitar 30% dari mereka dapat mengalami AHS.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Siapa yang lebih rentan terinfeksi virus yang menyebabkan kanker? Selain itu, human immunodeficiency virus (HIV) juga dapat meningkatkan risiko kanker secara tidak langsung dengan membuka pintu bagi virus lain yang bisa memicu kanker.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Bahkan, mantan Kepala Pusat Riset Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menuturkan, kelompok tersebut sangat berpotensi menjadi sumber penularan.
"Banyak anak-anak yang positif Covid-19nya sebagian besar adalah asimtomatik, oke tidak ada gejala tetapi mereka bisa tetap berpotensi menjadi sumber penularan," ujarnya.
Selain itu, Amin juga memastikan bagi warga dengan hasil tes PCR positif, virus tersebut merupakan varian Delta. Kepastian ini sehubungan penelitian di karakteristik mutasi varian dari Sars Cov-2.
"Jadi kalau sekarang ditemukan hasil PCR itu hampir dapat dipastikan yang sekarang beredar itu adalah Delta," ucapnya.
Varian Delta yang dimaksud, yaitu varian turunan dari Delta B.1.617.2. Dijelaskan oleh Amin, layaknya sifat dan karakteristik sebuah virus, Delta mengalami mutasi. Dari mutasi atau turunannya diberi kode AY 1, AY2, dan seterusnya.
Ia menyebutkan, dari 2.703 virus varian Delta yang ditemukan, hanya 43 virus murni Delta (B.1617.2). Sementara sisanya merupakan virus turunan Delta yaitu B.1.617.2 AY.
"Jadi keseluruhan varian Delta (B.1.617.2) itu sudah bermutasi lagi, punya turunan lagi yang diberi nama AY keseluruhan varian Delta AY ini 2.703 tapi kalau hanya B.1.617.2 hanya 43 virus jadi yang banyak adalah AY," jelasnya.
Lebih lanjut, Amin menyampaikan, dominasi mutasi dari varian Delta di Indonesia yaitu AY23 dan AY24. Disebutkan oleh Amin, AY24 terbanyak ditemukan di Indonesia dibandingkan Singapura, Jepang, dan Korea Selatan.
"AY24 terbanyak di Indonesia, ini tentu harus mendapat perhatian dati kita semuanya," ujarnya.
Ia meyakini, turunan dari Delta ini sudah terjadi saat lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia pada Mei-Juni. Berdasarkan materi pemaparannya, konfirmasi varian Delta pada Mei sebanyak 195 virus, kemudian melonjak menjadi 1.319 virus pada Juni. Kemudian menurun pada bulan Juli menjadi 873 virus.
"Tapi kalau dilihat presentasenya harian Delta ini Sampai dengan saat ini merupakan 100 persen dari virus yang menyebar di Indonesia," jelasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hanny menjabarkan, hubungan seksual sesama jenis atau sering berganti-ganti pasangan dapat meningkatkan risiko penularan virus tersebut.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKelompok rentan TBC, yaitu orang-orang yang memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi penyakit ini.
Baca SelengkapnyaPrediksi genetik risiko penyakit juga bergantung pada latar belakang sosial ekonomi seseorang.
Baca SelengkapnyaMunculnya kasus Mpox bukan disebabkan oleh adanya vaksinasi Covid-19 seperti sejumlah hoax yang beredar.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan persebaran kasus Mpox di Jakarta tahun 2024, terdapat 11 kasus Mpox yang tersebar di delapan kecamatan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya