Hasil Riset LIPI: 9 Provinsi Tak Keberatan Perda Syariah Diterapkan
Merdeka.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan hasil riset terkait intoleransi dan radikalisme, terdapat 42,5 persen menyetujui jika Perda Syariah diberlakukan 9 Provinsi di Indonesia.
Sembilan provinsi tersebut yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Yogyakarta dan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Pertimbangan sembilan provinsi sebagai contoh karena daerah yang paling rawan terhadap potensi intoleransi dan radikalisme.
"Sudah ada hasilnya memang ada 42,5 persen tidak keberatan jika Perda Syariah diberlakukan di suatu wilayah, meskipun masyarakatnya menganut agama atau keyakinan yang beragam," kata Peneliti Utama Pusat Penelitian Politik LIPI, Sri Yanuarti dalam Kampanye Publik Hasil Penelitian Intoleransi dan Radikalisme di Indonesia, di Hotel Patra Jasa Semarang, Kamis (15/11).
-
Mengapa Islam diterima masyarakat Indonesia? Berkat para pedagang muslim inilah kemudian Islam diperkenalkan dengan cara bertahap dan perlahan ajaran Islam bertoleran serta persamaan derajat antara sesama makhluk. Hal ini menarik bagi masyarakat Indonesia mengingat selama ini kebudayaan Hindu-Budha justru lebih menekankan pada perbedaan derajat atau kasta.
-
Apa teori masuknya Islam di Indonesia? Proses Masuknya Islam ke Indonesia Menurut Teori Gujarat Teori Gujarat merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang Islamisasi di Indonesia.
-
Kenapa Islam mudah diterima di Indonesia? Para tarekat mulai mengadopsi pendekatan mistik dan keagamaan yang lebih lembut dalam menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat. Tarekat-tarekat ini membuka jalan bagi masyarakat pribumi untuk lebih mudah memahami ajaran Islam dan mengintegrasikannya dengan budaya lokal.
-
Siapa yang membuat pernyataan tentang Indonesia? Tidak ada pembahasan terkait PM Singapura sebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama.
-
Bagaimana Islam menyebar di Indonesia? Penyebaran Islam di Indonesia pun cukup luas mulai dari Jawa hingga Sumatera, Sulawesi hingga Papua, dan dari pulau-pulau kecil di timur hingga pulau-pulau besar di barat, Islam telah meresap dalam kehidupan dan kebudayaan masyarakat Indonesia dengan cara yang berbeda-beda.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
Dia menyebut dari 1.800 responden dengan 200 responden tiap provinsi mayoritas tidak setuju jika Perda Syariah diberlakukan, meskipun masyarakatnya menganut agama atau keyakinan beragam.
"Mayoritas tidak setuju sebesar 43,6 persen. Ini memberi catatan umum bahwa keberagaman di Indonesia sedang terancam," ujarnya.
Keberagaman terancam, bukan berarti menggambarkan secara umum akan timbul intoleransi dan radikalisme yang saling mengalahkan antaragama, suku dan kepercayaan.
"Ada 62,6 persen responden yang tidak setuju saat klaim pemeluk agama selain agamanya adalah sesat, dan 54,4 persen responden tidak setuju akan penolakan pendirian rumah ibadah agama lain di lingkungan sekitarnya. Jadi masih ada rasa hormat-menghormati," katanya.
Dari hasil survei respoden di sembilan provinsi juga masih menjunjung bahwa Pancasila merupakan ideologi yang paling tepat untuk negara Indonesia, sebesar 61 persen. Bahkan saat ditanya tentang pembubaran kegiatan agama lain, responden menjawab tidak setuju sebesar 78,9 persen.
"Faktor penyebabnya intoleransi dan radikalisme justru bermuara pada penggunaan media sosial yang memprovokasi perasaan terancam, ketidakpercayaan pada agama lain, fanatisme agama, dan sekularitas," jelasnya.
Dia mengakui, media sosial dinilai berdampak besar dalam menyemai bibit-bibit radikalisme dan intoleransi. Riset dilakukan selama satu tahun, dengan pengambilan dan pengolahan data di sembilan provinsi pada bulan Juli-September 2018. Menggunakan metode multistage random sampling.
"Maka, saya meminta penggunaan Undang-Undang di Sosmed, ITE harus bisa diterjemahkan dengan lebih baik oleh Kementerian Kominfo," katanya.
Pihaknya pun sedikit berlega, lantaran dari hasil survei menghasilkan pula respons terkait reaksi pertama saat membaca dan mendengar berita-berita terkait isu keagamaan tertentu yang cenderung menghasut.
"Responden 44,2 persen menjawab mengabaikan, 42,4 persen akan mencari tahu kebenaran informasi, membalas dengan komentar ada 1,2 persen dan yang marah sebesar 7,6 persen," terangnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu surveinya terkait rencana PDIP bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaSurvei dilakukan lembaga Indikator Politik Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndikator Politik Indonesia merilis hasil survei dengan tema 'Dinamika Elektoral Di Tingkat Nasional Dan 13 Provinsi Kunci'.
Baca SelengkapnyaNU menjadi ormas Islam yang paling tinggi tingkat kepuasannya terhadap kinerja pemerintahan Jokowi dengan 78,4 persen.
Baca SelengkapnyaPopulasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau s
Baca SelengkapnyaMargin of Error (Mo) survei diperkirakan + 2,83 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca SelengkapnyaMayoritas warga NU atau pemilih yang dekat dengan NU sebanyak 60.9 persen mendukung Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil survei, kepercayaan publik paling tinggi adalah kepada TNI mencapai 93 persen
Baca SelengkapnyaBasis dukungan Prabowo di kalangan Ormas terbilang kuat.
Baca SelengkapnyaSementara itu, PSI menduduki posisi paling tinggi untuk partai non-parlemen.
Baca SelengkapnyaSecara garis besar, Gerindra dan PDIP sama-sama unggul di enam kategori wilayah
Baca SelengkapnyaMenurutnya, hasil survei tersebut merupakan sesuatu yang positif jika berkaca dari perolehan suara di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya