Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hasil Tes PCR Berbeda Picu Kecurigaan, Ini Penjelasan Menkes

Hasil Tes PCR Berbeda Picu Kecurigaan, Ini Penjelasan Menkes Tes Antigen di KAI Daop 1 Jakarta. ©Humas KAI Daop 1 Jakarta

Merdeka.com - Tes Polymerase Chain Reaction (PCR) tak jarang menunjukkan hasil berbeda dalam pemeriksaan spesimen Covid-19. Hasil beda tes PCR ini belakangan menjadi polemik dan menimbulkan kecurigaan publik.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menanggapi hal tersebut. Menurut dia, tidak ada hasil tes PCR yang sempurna.

"Tidak ada tes PCR yang 100 persen sempurna karena baik dari sensitivitas maupun spesifisitas kisarannya antara 95 sampai 99 persen. Tidak ada di mana pun di dunia, 100 persen PCR itu tepat, selalu ada selisihnya," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/2).

Orang lain juga bertanya?

Tes Pembanding

Bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang sering mengalami perbedaan hasil tes PCR, Budi menyarankan untuk melakukan tes pembanding. Kementerian Kesehatan sudah mengizinkan adanya tes pembanding.

Dengan catatan, tes pembanding menggunakan dana pribadi. Kemudian, tes PCR pembanding dilakukan di dua laboratorium berbeda yang sudah terakreditasi oleh Kementerian Kesehatan.

"Sehingga kalau keluar dua hasilnya, langsung bisa kita lihat. Kalau 2 bilang negatif, ya itu otomatis negatif. Kalau 2 dari 3 itu bilang positif, ya dia itu positif," jelasnya.

WNA Mengeluh

Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Suharyanto mengakui ada keluhan PPLN Warga Negara Asing (WNA) yang menjalani karantina di wilayah DKI Jakarta. Keluhan ini di antaranya berkaitan dengan hasil tes Covid-19.

Dia menceritakan, ada PPLN WNA masuk ke Indonesia dalam kondisi negatif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan pertama. Namun, setelah menjalani karantina pada hari kelima atau keenam, mereka terkonfirmasi positif Covid-19.

"Begitu di karantina hari kelima, exit testnya hari keenam, ternyata positif. Memang begitu, itulah gunanya karantina," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Kamis (3/2).

Menurut Suharyanto, PPLN WNA tak terima hasil pemeriksaannya positif Covid-19. Mereka kemudian meminta tes pembanding. Sementara pelaksanaan tes pembanding terikat aturan.

Dianggap Permainan

Berdasarkan aturan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, tes pembanding hanya bisa dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, dan Rumah Sakit Polri.

"Karena tidak bisa (tes pembanding di tiga rumah sakit tersebut), mereka menganggap bahwa petugas yang di lapangan yaitu petugas hotel, aparat TNI, Polri yang berjaga di hotel-hotel itu permainan. Jadi dianggapnya itu positif palsu," jelasnya.

Suharyanto mengaku sudah mengevaluasi pelaksanaan tes pembanding bagi PPLN ini. Ke depan, PPLN yang dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan tes kedua bisa melakukan tes pembanding pada rumah sakit lain.

"Jadi ditentukan beberapa rumah sakit dan laboratorium yang menurut Kemenkes betul-betul kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan," ucapnya.

Jawab Kecurigaan

Selain aturan tes pembanding, Suharyanto mengaku mengubah aturan entry test (tes masuk) bagi PPLN. Ke depan, PPLN yang tak terima dengan hasil tes pertama di pintu masuk bandara bisa lansgung mengajukan tes pembanding.

"Apabila negatif dan tidak terima, itu pun sudah bisa minta tes pembanding. Ini antara lain untuk menjawab daripada komplain atau keberatan-keberatan PPLN," kata dia.

Lulusan Akmil tahun 1989 ini menyadari pelaksanaan karantina di tengah pandemi Covid-19 memiliki kekurangan dan kelemahan. Namun, dia berjanji untuk terus memperbaiki kekurangan tersebut.

"Kami betul-betul akui dan kami akan berusaha lebih baik lagi ke depan dalam pelaksanaan kekarantinaan ini," katanya mengakhiri.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto: Penggelembungan Suara PSI Baru Spekulasi, Harus Dibuktikan
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto: Penggelembungan Suara PSI Baru Spekulasi, Harus Dibuktikan

Hadi Thahjanto menilai, anggapan lonjakan suara PSI yang tak lazim hanya spekulasi.

Baca Selengkapnya
Kasus Pneumonia Misterius Ditemukan di Jakarta
Kasus Pneumonia Misterius Ditemukan di Jakarta

Kemenkes mengatakan, kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19

Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang

Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Pengamat Siber Temukan Keanehan Data Penghitungan Suara pada Situs KPU
Pengamat Siber Temukan Keanehan Data Penghitungan Suara pada Situs KPU

Pengamat Siber Temukan Keanehan Hasil Penghitungan Suara pada Situs KPU

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
PPLN Taipei: Angka Teli dan Huruf Ditemukan Berbeda di Surat Suara PKB
PPLN Taipei: Angka Teli dan Huruf Ditemukan Berbeda di Surat Suara PKB

Ketua KPU sempat mempertanyakan mengapa terjadi perbedaan tersebut kepada PPLN Taipei.

Baca Selengkapnya
Menkes Sebut Inovasi PCR dan USG Diuji Coba Deteksi Penyakit TBC Lebih Cepat
Menkes Sebut Inovasi PCR dan USG Diuji Coba Deteksi Penyakit TBC Lebih Cepat

Metode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.

Baca Selengkapnya
Anies Komunikasi Intens dengan Kubu Ganjar Bahas Kecurangan Pilpres 2024
Anies Komunikasi Intens dengan Kubu Ganjar Bahas Kecurangan Pilpres 2024

Anies memastikan, timnya masih terus mengumpulkan bukti indikasi kecurangan.

Baca Selengkapnya
Garis Dua pada Testpack Belum Tentu Berarti Hamil, Kenali Kondisi Hasil Positif Palsu dan Penyebabnya
Garis Dua pada Testpack Belum Tentu Berarti Hamil, Kenali Kondisi Hasil Positif Palsu dan Penyebabnya

Hasil positif palsu bisa terjadi pada testpack karena sejumlah alasan. Kenali penyebab dan cara mencegah hasil serupa terulang.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya

Varian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Pastikan Kenaikan Covid-19 Tak Berkaitan dengan Pneumonia Misterius
Dinkes DKI Pastikan Kenaikan Covid-19 Tak Berkaitan dengan Pneumonia Misterius

Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.

Baca Selengkapnya